Chapter 70 | END?

Start from the beginning
                                    

Sean akhirnya memilih untuk pergi ke Hell Home—Club miliknya. Mungkin alkhohol adalah sesuatu yang Sean butuhkan untuk saat ini. Sean masuk ke dalam Club dengan wajah masam. Sean segera duduk di meja bar dan memesan minuman.

"Satu botol martini," pinta Sean. Bartender bar segera memberikan minuman yang Sean minta.

Sean terus meneguk botol martini hingga habis. Sebatang ganja juga menemaninya. Satu botol martini habis, Sean memesan kembali. Terus, terus, dan terus memesan minuman. Bartender yang melayani Sean sudah mengingatkan Sean agar menyudahi aksi minumnya. Namun Sean tidak mendengarkan ucapan bartender tersebut.

Kini kesadarannya sudah mulai menghilang mengudara. Sean benar-benar mabuk. Ini semua karena Auristela! Ini salah Auristela! Saat Valeska mengkhianatinya, Sean tidak sehancur sekarang. Rasa cintanya pada Auristela lebih besar dari pada saat bersama Valeska.

Walau Sean dan Valeska lebih lama menjalin hubungan, namun nyatanya rasa cinta Sean lebih besar pada hubungan singkat yang ia jalani bersama Auristela. Sean jatuh begitu dalam pada Auristela.

Walau waktu kebersamaannya dengan Auristela terkesan lebih singkat, tapi nyatanya Auristela lah yang menguasai hatinya. Saat Valeska menghancurkan hatinya, Sean malah bisa membangun sindikat bahaya. Tapi kenapa saat Auristela menghancurkan hatinya, Sean malah hancur tak berdaya?

"Sean?! Kau tidak bersama Albert?" Sean tidak merespon. Athena menyentuh pundak Sean, untuk memastikan apa Sean baik-baik saja atau tidak. "Kau mabuk ya!" Sean yang merasa terganggu pun langsung mengangkat kepalanya dan menatap orang yang mengajaknya berbicara.

"Kau terlihat kacau. Ap—"

'Cup.'

Sean mengecup bibir Athena. Mata Athena langsung melebar. Athena seperti berada di dalam mimpi. "Sean.... a—apa yang kau lak—"

Kini Sean mencium bibir Athena. Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi kasar. Sean menarik kepala Athena, agar memperdalam ciuman mereka. Athena mendorong dada Sean, agar melepaskan ciuman mereka. Athena baru sadar kalau Sean memiliki hubungan dengan Auristela. Athena tidak mau menyakiti perasaan Auristela.

"Lupakan! Kau sedang mabuk dan tidak seharusnya aku hanyut padamu." Athena segera melangkah menjauh dari Sean. Namun belum sempat melangkah, tangan Athena sudah ditarik kembali oleh Sean. Pinggang rampingnya, Sean tarik agar Athena duduk dipangkuannya.

"Kau mau kemana, Auristela? Persetanan dengan DSG! Aku tetap ingin kau untuk diriku selamanya," ujar Sean dengan suara berat.

Auristela?

"Lepaskan bodoh! Aku bukan Auristela! Aku Athena."

Pergelangan tangan Sean masih tetap memeluk pinggang ramping Athena dengan erat. Kepalanya ia taruh di bahu Athena. Hidungnya terus menghirup dalam aroma tubuh Athena. Bibirnya mengcup ngecup leher Athena. Sean juga menggigit gigit pelan telinga Athena.

Athena yang merasa tidak nyaman pun mencoba untuk melepaskan diri dari Sean. Namun percuma saja! Sean menahannya begitu erat. "Lepaskan Sean!" bentak Athena. Sean terkekeh pelan. Tangannya mulai meraba tubuh Athena. "Aku tidak mau melepaskanmu, Auristela! Kau hanya milikku!" bentak Sean.

"Aku Athena! Bukan Auristela!"

"Kau Athena? Bukan masalah. Kau menyukai aku bukan? Jadi jika aku menyen—"

"Aku bukan pelacur! Tolong!" teriak Athena meminta tolong.

Orang-orang sekitar memperhatikan Sean dan Athena bergantian. Tak sedikit dari mereka ingin membantu Athena. Namun niat itu mereka urungkan saat melihat Sean menodongkan pistol kepada siapa pun yang mendekat. "Enyalah kalian! Urus saja urusan kalian!" bentak Sean sembari menodongkan pistolnya.

Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now