Chapter 46 | Grace And Katy

Beginne am Anfang
                                    

"Tumben sekali. Biasanya kau tidak suka berdekatan dengan Albert."

Athena tidak menanggapi ucapan Auristela. Athena lebih memilih menjalankan mobil BMW putihnya dengan kecepatan kencang. "Athena pelan-pelan saja!" tegur Auristela. Auristela takut jika nantinya Athena menabrak orang. "Tidak bisa! Kita harus cepat." Tidak mendengarkan ucapan Auristela, Athena malah menambah kecepatan mobilnya, dan itu membuat Auristela merasa pasrah.

"Aku rasa, aku akan mati," pasrah Auristela.

Auristela membiarkan Athena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Dari pada mengurusi Athena, Auristela lebih memilih memainkan ponselnya. Tersenyum. Auristela tersenyum kala memandangi foto Sean yang sedang memakan ice cream di layar ponselnya. Foto itu tersimpan di gallery ponsel milik Auristela. Tangan Auristela menggeser foto Sean, lalu fotonya muncul saat menggeser foto Sean tadi.

Di foto itu, Auristela sedang tersenyum manis. Foto tersebut hasil jepretan Sean. Auristela masih sangat ingat bagaimana Sean tersenyum saat memotret dirinya. Mengejarnya karena ia sengaja menempelkan Ice cream di pipi pria itu. Astaga, Auristela rindu Spanyol.

"Sampai! Ayo masuk."

"Bukankah sebaiknya memecet bell—nya terlebih dahulu?" saran Auristela agar sedikit lebih sopan.

"Ya, baiklah!" Athena memang tidak terbiasa memencet bell terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah Albert. Biasanya Athena langsung masuk begitu saja tanpa memencet bell. Bukan karena tidak sopan. Itu karena Albert sendiri yang memintanya. Lagi pula, Albert dan Athena sudah saling kenal.

Sudah berkali kali Athena memencet bell, namun tidak ada satu pun orang yang membukakan pintu. Menyebalkan! "Kau yakin Albert ada di dalam?" tanya Auristela. "Tidak. Albert sedang tidak ada di sini. Pria itu menyuruhku untuk menemani adiknya. Tapi di mana adiknya?!"

"Sudah aku bilang, mending langsung masuk saja!" Athena langsung menerobos pintu masuk rumah Albert. Dan ternyata pintunya tidak terkunci. Mata hijaunya mencari cari keberadaan adik Albert, namun Athena tidak kunjung menemukannya. Apa Albert menipunya?

"Wah, aku memang pintar! Pasti nanti tamannya akan terlihat sangat indah! Albert itu! Bagaimana bisa taman seluas ini tidak diurus?!"

Auristela dan Athena saling bertatap tatapan. Senyum kemenangan muncul di bibir Athena. Tanpa berlama lama lagi, mereka berdua langsung berjalan menuju taman. Hal pertama yang Auristela dan Athena lihat adalah seorang wanita yang sedang menyiram tanaman. Terlihat jelas raut kebahagian di wajah wanita itu.

 Terlihat jelas raut kebahagian di wajah wanita itu

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Ekhem. Kau adiknya Albert?" tanya Athena.

"Kalian siapa? Kenapa masuk seenaknya saja? Jangan-jangan kalian orang jahat?!" tuduh Grace.

"Orang jahat? Mana mungkin! Aku kesini disuruh oleh kakakmu! Ayo! Kau mau ikut tidak?" Athena berjalan menghampiri Grace. Berniat untuk menarik tangan Grace. Namun belum sempat menarik tangan Grace, Athena sudah disiram air oleh Grace. "Rasakan!" Grace tertawa terbahak bahak melihat tubuh Athena yang basah.

Arco Iris | TAMATWo Geschichten leben. Entdecke jetzt