Prologue

1.9K 149 1
                                    

Kegelapan dan kehampaan adalah hal mengerikan. Ketika kamu terperosok ke dalamnya, tidak ada jalan untuk kembali. Putus asa dirasa, segala perasaan terhapus, semua harapan menjadi angan-angan belaka.

Itulah yang dirasakannya. Gadis dengan surai pirang yang indah. Namun, keindahan itu tertutupi oleh kegelapan tak berujung dan perasaan putus asa yang kuat. Ada tetesan air mata yang jatuh ke pelipisnya, tapi matanya tertutup rapat.

Warna merah mengalir seperti air dari langit. Air yang mengalir dan menjadi sulur yang menahan gadis pirang jatuh semakin jauh ke dalam kegelapan. Sesuatu berwarna merah itu terlihat indah, seperti siluet energi yang menyatu dengan pemilik surai pirang dan mengangkatnya dari kegelapan.

Udara sejuk menerpa kulitnya yang pucat. Tanah pun mulai terasa di tubuhnya.

"Kamu akan baik-baik saja." Bariton itu memenuhi telinga gadis pirang. Kelopak matanya bergerak lemah, terlihat kesulitan. Samar-samar, sepasang iris merah yang berkilau terlihat di balik bulu mata lentik yang bergerak.

Ada sosok pria jakung di dekatnya. Dia tidak dapat melihat dengan jelas--buram. Namun, perasaan akrab menghampiri yang membuatnya percaya bahwa segalanya sudah baik-baik saja.

Sayangnya, perasaan itu hanya sesaat. Ketika matanya terbuka lagi dan dapat melihat dengan jelas, segala sesuatu di sekitarnya telah berubah. Tidak lagi tersesat dalam kegelapan, segalanya menjadi sangat terang seperti ada lampu yang masuk ke matanya.

Dia mengerjap mata. Perasaannya kacau. Melihat ruangan yang sangat terang dan serba putih, menyebabkan emosinya menjadi rumit dan tidak stabil. Ia bingung. Tempatnya berada adalah ruangan serba putih dengan satu tempat tidur pasien. Terkesan seperti ruang isolasi.

Melepas semua jarum berselang yang menembus kulit tangannya, dia beranjak dari tempat tidur pasien untuk pergi. Langkahnya lemah ketika berjalan, menelusuri tempat dengan frustrasi dan perasaan kacau. Jantungnya berdegup sangat cepat.

Dia pergi ke tiap sisi dan sudut ruangan. Tidak ditemukan pintu seolah disembunyikan. Ia semakin gila dan mengerang frustrasi sambil memukul dinding dengan keras. Iris merahnya menyala dengan corak hitam yang mengerikan.

Dia tidak tahu, segala pergerakannya terlihat oleh kaca di balik ruang isolasi serba putih. Ada kaca di tempat ia memukul hingga nyaris mengakibatkan retak. Dia diperhatikan dari luar.

Karena terlalu frustrasi, pikirannya menjadi kosong sejenak. Iris merahnya menjadi jernih kembali ketika sosoknya mendadak tenang, Ia bersandar, lalu memegang kepalanya yang sakit seperti dibentur benda keras. Wajahnya berkerut merasakan perasaan sakit yang mengerikan sampai tubuhnya duduk tak berdaya sambil memegangi kepalanya.

Pikiran yang sebelumnya penuh kekosongan dan hasrat untuk melarikan diri telah digantikan oleh banyak pecahan memori. Pada dasarnya, dia adalah manusia yang memiliki masa lalu dan hubungan sosial.

"Aaaaaargh!"

Dia mengerang kesakitan seperti akan menangis. Pecahan-pecahan memori menghujam kepalanya. Semua ingatan yang membuat air matanya tidak bisa berhenti sebelum semua tragedi terjadi.

Immortal Witch ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora