Immortal Witch | Act 87 - Last Problem

329 42 0
                                    

Roarrrr

Beberapa serigala mulai berlompatan dan melesat melakukan serangan penuh terhadap dua penyihir diantara mereka. Clare dengan kekuatannya, membuat serigala-serigala tersebut terpental dengan serangan sinar merah yang sakitnya sampai ke organ-organ. Dalam sekejap, serigala yang terpental mati.

Luke juga tak jauh berbeda, sinar biru meledakkan serigala-serigala yang menyerang begitu juga beberapa monster yang ikut andil. Berbagai macam monster menyerang bersamaan sehingga sering kali terjadi ledakan.

Seekor kalajengking menggunakan ekor panjangnya menyerang Clare. Clare meluncur ke bawah kemudian meraih ekor kalajengking dan menekannya hingga menusuk tubuh kalajengking itu sendiri.

Darah hitam dimana tampak di atas salju putih. Beberapa monster terpendam salju akibat serangan, ada juga yang menggunakan salju sebagai kekuatan.

Kali ini, tampak seekor ular mengelilingi Clare. Clare menahannya dengan kekuatannya, sinar merah memenuhi tangannya begitu juga dengan mulut ular yang menganga. Clare mulai kehabisan tenaga setelah banyak bertarung.

Sekilas, mata Clare berubah menjadi hitam. Seluruhnya hitam sehingga sinar merah yang Clare keluarkan memiliki bercak hitam yang mengerikan. Tak lama lagi, Clare akan kehilangan kendali atas tubuhnya.

Srakkk

Ular tersebut mundur ketika sebuah pedang menyayat kepalanya. Ular tersebut mendesis melihat Luke telah menyakitinya kemudian melancarkan serangan lanjutan. Dengan cepat, Luke membuat salju salju di bawah bergerak ke atas menghantam ular tersebut kemudian menikam kepalanya dengan pedang.

Ular tersebut menggeliat sebentar sebelum akhirnya mati, Luke langsung berlari ke arah Clare yang tampak tidak baik-baik saja setelah menghabisi beberapa monster yang menghalanginya.

"Kau tak apa?" Luke kemudian melihat mata Clare yang sekilas menjadi hitam.

Clare menggeleng pelan menutup matanya berusaha menetralkan tubuhnya. Napasnya tercekat, dia merasakan perasaan tidak nyaman menyebar diseluruh tubuh hingga organnya.

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Kau pergilah."

Clare membuka mata dan menatap Luke dengan mata membulat. "Kau bodoh?"

Luke tersenyum tipis dan mengusap kepala Clare. "Aku akan baik-baik saja. Seharusnya kau khawatirkan dirimu sendiri."

Luke pergi mengalihkan perhatian monster sedangkan Clare hanya termenung menatapnya. Bagaimana Clare bisa membiarkan Luke dalam bahaya? Tetapi, mengingat Luke yang selalu berhadapan dengan monster, dia memang akan baik-baik saja.

Clare baru saja hendak pergi sesuai isyarat Luke. Langkahnya terhenti ketika melihat sosok Katherine berdiri didepan mansion dengan senyuman di wajahnya.

"Kamu...." Clare menggantung ucapannya. Bukankah seharusnya Katherine sudah tiada?

"Kemarilah." Katherine merentangkan tangannya tersenyum hangat pada Clare. Rambut cokelatnya berkibar tertiup angin. Gaun putihnya menyatu dengan warna salju sehingga membuatnya tampak indah.

Clare membeku seketika. Pikirannya kosong, dia bahkan tidak tahu ingin bahagia atau sedih. Ibu kandungnya di depannya, itu membuatnya menjadi merasa bersalah.

Lama tidak bicara, akhirnya Clare membuka mulutnya dengan suara bergetar disertai mata berkaca-kaca. "Mom...."

"Clare!" Luke memanggilnya, namun Clare seakan tidak mendengarnya. Pandangan Clare tetap pada Katherine yang masih merentangkan tangannya ingin dipeluk.

Dimata Luke, di depan sana bukan Katherine. Melainkan sosok monster berbentuk wanita lusuh yang melayang di udara disertai kulit hitam dan rambut abu-abu yang berkibar. Monster itu merentangkan tangannya menatap Clare.

Immortal Witch ✓Where stories live. Discover now