Immortal Witch| Act 43 - Immortal Blood

428 61 1
                                    

Musim panas berakhir, kereta menuju Neuvrost Academy kembali berjalan mengantar murid muird berdasarkan tahunnya. Tak sampai satu jam, kereta sudah penuh akan murid murid berdatangan dan tidak ada yang telambat. Kereta berangkat tepat waktu, berderetan dengan gerbong tiap kelas tahunan.

Tidak ada apapun yang terjadi, semua lancar selama beberapa hari ini dan Clare bisa merasakan tenang setelah penyerangan waktu itu. Clare sendiri masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi padanya belakangan ini. Jules masih terus mengerang, dia tidak pernah tenang dan terus memohon setiap hari pada Luke untuk dibebaskan. Clare tidak tahu apa konflik diantara mereka, dia hanya tahu Luke melakukan sesuatu pada Jules hingga Jules mati matian memohon dan menggerutu. Tidak lupa juga Jules mengumpat diam diam dibelakang Luke. Bahkan Blaire dan Zoya juga tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Mungkin akan ada seseorang yang mengerti, tapi tidak tahu siapa, itu masih harapan Jules.

Tak butuh waktu terlalu lama, kereta sampai di tujuan. Kereta berhenti, tepat setelahnya murid murid berhamburan turun dari kereta, menggeret koper mereka dan menenteng jubah hitam mereka. Clare, Jules, Blaire, dan Zoya bersamaan masuk kedalam akademi tanpa menunggu para senior dibelakang dan lansgung berlari menuju asrama. Meskipun mereka sudah terbiasa satu asrama, tapi tetap saja konflik tidak pernah usai terutama antara Jules dan Louis, mereka sudah seperti anjing dan kucing.

"Clare!"

Seseorang memanggil Clare dari belakang. Mereka berempat berbalik bersamaan dan melihat Gavin melambaikan tangannya. Gavin malang, dia selama ini menjadi galau karena hipotesis tak mendasarnya. Sekarang dia kembali ceria ketika sekolah, dia bukan hanya merindukan Clare tapi juga guru guru yang akrab dengannya. Gavin berlari menghampiri mereka, lebih tepatnya Clare dan menyalup begitu saja ke sebelah Clare hingga Zoya terdorong.

"Gavin, kau...." Zoya menggeram sedangkan Gavin hanya memeletinya.

"Bagaimana liburannya?" Gavin membuka percakapan.

Belum sempat Clare menjawab, Jules buru buru menyela dan mengoceh tidak jelas karena marah. Dia akan mengadukan tentang Luke pada Gavin! "Liburan? Aku pikir itu bukan liburan melainkan masuk kedalam neraka. Setiap hari setiap saat setiap jam, aku harus memohon pada kakak sialanmu untuk melepas segelannya. Aku tersiksa, oke. Bisakah kau bicara pada kakak sialamu?"

"Hei, apa salahnya? Bukankah kau yang selalu membuat masalah."

"Jika kau berhasil, akan kuberi kompensasi. Sebuah rahasia!"

Kemudian Gavin mengerti maksud Jules dan tertawa geli. "Pantas saja, bukankah Luke yang membuatmu bungkam agar tidak mengungkapkan rahasia? Kau mengatakan itu, memancing lebih banyak masalah padanya."

Jules berlari ke arah Gavin dan lagi lagi mendorong Zoya disebelah Gavin. Zoya merasa sial, dua kali dia didorong oleh dua manusia sialan disisi Clare. Dia melirik Blaire dan Clare yang ingin tertawa sedangkan Jules terlihat nafsu akan melepas masalahnya.

"Begini, ada sebuah rahasia yang tidak bisa diungkapkan Luke dan aku mengetahuinya. Kau akan menjadi orang pertama yang mengetahuinya jika membantuku, sepakat?"

Gavin menyengir sebelum mengatakan, "Tidak."

Wajah Jules menggelap. Dia meninju sikut Gavin kemudian menariknya jauh jauh dari ketiga temannya. Clare hanya cengo, Zoya dan Blaire juga sama tertegun melihat keagresifan Jules. Mereka berharap Jules tidak melakukan hal bodoh di hari pertama setelah liburan.

Tidak ingin membuat emosi Jules labil, mereka bertiga buru buru masuk kedalam gedung akademi dan menuju asrama sebelum para senior sampai.

"Hei! Kenapa kau malah menarikku?" Gavin merasa kesal dengan tingkat Jules. Dia sama sekali tidak ingin membantu gadis agresif ini atau dia akan habis.

Immortal Witch ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon