Immortal Witch | Act 35 - Heart Problem

491 64 0
                                    

Suara deritan garasi terdengar bersamaan dengan garasi yang terangkat keatas menunjukan sebuah ruangan gelap. Clare, Jules, Blaire, dan Zoya masuk kedalam garasi tersebut, memperhatikan sekelilingnya yang dipenuhi kegelapan. Blaire menekan saklar di dekatnya, cahaya muncul menerangi garasi, menunjukan garasi yang terlihat tidak seperti garasi pada umumnya.

"WELCOME TO THE OFFICE." Zoya berteriak ditengah tengah ruangan, merentangkan tangannya dan memunculkan senyum ceria. Selama beberapa hari ini, Zoya menyiapkan tempat untuk mereka berempat agar dapat bertemu tiap saat.

Clare tersenyum riang. Dia terpana dengan dekorasi yang dibuat Zoya. Terlihat nyaman walau hanya sebuah garasi, sama sekali tidak terlihat seperti garasi. Terdapat rak ornamen ornamen terpajang di sisi ruangan, meja beserta komputer masing masing 4 dan dihiasi dengan beberapa pajangan lucu. Terdapat sofa dan boneka besar yang dapat digunakan untuk duduk disudut ruangan bagian lantai marmer dan disebelahnya ada rak buku dengan berbagai macam buku fiksi maupun non-fiksi. Di dinding dekat pintu garasi, terdapat tempat untuk menyimpan senjata rahasia seperti yang ada di asrama, vas bunga di beberapa sudut dan meja menambah kesegaran ruangan. Untuk bagian meja dan sofa adalah berlantai marmer dan menonjol keatas menaiki dua anak tangga. Dibawahnya adalah lantai biasa seperti garasi pada umumnya dan digunakan untuk meletakan kendaraan atau barang besar lainnya, kini masih kosong.

"Mulai sekarang, ini adalah kantor pribadi kita, semua yang kita butuhkan ada disini termasuk semua data yang sudah kumasukkan ke komputer masing masing. Jadi tidak perlu satu kantor dengan para senior. Disini kita akan membuat jadwal sendiri, kita dapat dengan bebas menyimpan apapun dan bertingkah apapun tanpa komentar senior." Zoya menjelaskan.

"Bagus sekali, aku sudah muak dengan senior itu." Jules melanjutkan kemudian duduk di kursi putar di dekat meja.

"Zoey, kau sudah bekerja keras. Apa sulit membuat ini?" Blaire kasihan pada Zoya.

"Aku hanya perlu jasa bantuan properti. Tenang saja, aku sudah bayar dan membuatnya melupakan kalau dia pernah membuat ini. Setidaknya agar markas kita ini tetap menjadi markas rahasia, jangan bilang bilang pada para senior." Zoya tetap tenang.

"Walaupun kita tidak bilang, mereka tetap akan tahu. Alat pelacak yang kau berikan adalah masalahnya." Clare menunjukan alat pelacak yang diberi Zoya di tangannya.

"Benar, seharusnya aku tidak memberi itu. Tapi mana tahu, nasi sudah menjadi bubur. Senior tahu atau tidak, seharusnya bukan masalah, kita satu tim dengan mereka."

Benar bukan masalah, tapi bagi Clare itu adalah masalah. Dia harus berhati hati dalam bertindak dan tidak lagi bebas. Siapapun bisa saja menemukannya, entah sedang melakukan rencana atau hal lain. Pergerakannya menjadi terbatas, dia bisa saja meninggalkannya tapi selalu ketahuan.

Tiba tiba alat komunikasi saling terhubung dan terdengar suara Xavier. Entah apa laporannya pagi ini, membuat mereka bendesah kesal. Selalu saja seperti ini hingga mereka tidak bisa tidur.

"Disini hujan. Apa disana hujan?" Xavier bertanya.

"Tidak." Eryk menjawab.

Mereka berempat saling tatap. "Kau menemukan jejaknya?" tanya Jules.

"Entahlah, aku tidak melihat apapun yang mencurigakan." Xavier menyahuti.

"Kau hanya mengatakan disana hujan tanpa ada kecurigaan, itu adalah hal biasa. Kemarin tempatku hujan dan tidak terjadi apa apa. Semua hanyalah sia sia." Louis sudah kesal.

Sambungan terputus. Belakangan ini memang selalu seperti itu membuat mereka lelah. Pertama kali mengalaminya, mereka sudah datang ke tempat tapi ternyata tidak ada apapun yang dicurigai. Hanya bekerja dengan sia sia dan basah kuyup, sangat mengunggah emosi dan pikiran. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk mencari petunjuk dahulu selain datangnya hujan sebelum menyimpulkan.

Immortal Witch ✓Where stories live. Discover now