Immortal Witch | Act 12 - Chasper

690 88 1
                                    

"Terima kasih." Clare yang kehabisan kata-kata hanya bisa berkata demikian. Ia masih tidak percaya bahwa ini semua nyata.

Luke hanya diam dan hendak pergi, tapi Clare segera berdiri di hadapannya, mencegah.

"Bagaimana kau bisa menemukanku?" tanya Clare.

Luke tidak merespon. Dia hendak pergi lagi, tapi Clare terus mencegahnya dengan berdiri di hadapannya.

"Bagaimana kau bisa pergi dari ular itu?" timpal Clare, tapi Luke tetap melakukan hal yang sama.

"Kenapa kau menyelamatkanku?" timpal Clare membuat Luke menatapnya tajam.

"...." Clare membungkam mulutnya sendiri.

Saat Luke kembali melangkah, Clare terus berlari ke hadapannya. "Bagaimana kau tahu kalau aku dalam bahaya?"

"Urus peliharaanmu, tidak perlu banyak tanya." Luke menjawab dengan nada datar, kemudian pergi begitu saja.

Clare mematung dan merasa kesal karena tidak mendapat satupun jawaban. "Kenapa aku harus dihadapkan dengan manusia kutub ini?" Itu adalah pertanyaan terakhir dalam gumaman untuk diri sendiri.

Clare membawa anjing tersebut ke klinik. Melihat Clare membawa seekor anjing yang terluka, dokter segera menghampiri Clare dan melihat anjing yang terlihat lemas itu.

"Bagaimana dia bisa terluka?" tanya dokter.

"Aku menemukannya tergeletak di hutan, aku tidak tega membiarkannya mati begitu saja," sahut Clare, kemudian meletakan anjing tersebut ke tempat di mana dokter merawat hewan.

Dokter segera memeriksa anjing tersebut dan menemukan luka gigitan ular di tubuhnya.

"Dia digigit ular, tapi masih hidup. Sepertinya bukan hewan biasa. Di mana kamu menemukannya?"

"Hutan ... hutan dekat akademi."

Dokter mengangguk pelan, "Dalam waktu 3 hari dia akan pulih. Kau bisa kembali setelah perawatan, aku akan merawatnya. Tapi jika kau tidak berniat memeliharanya, maka aku akan melepaskannya di hutan."

Clare berpikir sejenak, ia tidak mau anjing lucu yang ia temui pergi begitu saja, bagaimana jika ia terluka lagi?

"Aku akan memeliharanya."

Dokter menarik alisnya. "Kau yakin? Mengurus hewan tidak seperti mengurus peri. Hewan tidak bisa mandiri seperti peri."

"Aku sudah terbiasa mengurus hewan. Dia mengingatkanku dengan hewan peliharaanku yang sudah mati." Clare mengenang anjing miliknya yang mati karena kecelakaan, itu membuatnya terpuruk.

"Baiklah, aku akan mendatanya terlebih dahulu." Dokter mengambil sebuah buku dan pena. "Sudah siapkan nama?"

"Chasper." Clare mengingat nama anjingnya yang sudah mati. Anggap saja pengganti.

Dokter langsung menulisnya dan menulis beberapa yang ia tahu tentang anjing Clare yang bernama Chasper.

"Baiklah, berdasarkan yang ku lihat, Chasper berjenis Pomerania dan berumur sekitar 2 setengah tahun—jika dilihat dari ukurannya. Kamu harus sabar merawatnya karena anjing jenis pomerania sangat agresif," jelas Dokter.

"Aku tahu, terima kasih sarannya." Clare tersenyum senang.

"Lebih baik kamu kembali ke asrama, Chasper akan dirawat selama 3 hari di sini. Kamu boleh datang kapan pun untuk melihatnya." Dokter itu tersenyum sambil mengusap Chasper dengan lembut.

"Baik."

Clare merasa lega karena telah berhasil membawa Chasper ke klinik tepat waktu. Ia tidak menduga kalau dirinya mendapat peliharaan dengan jenis yang sama dan nama yang sama, hanya bulunya yang berbeda. Chasper yang dulu memiliki bulu putih, sedangkan Chasper yang sekarang memiliki bulu cokelat.

Clare melangkah menjauhi klinik dan didatangi oleh Thumbelina yang sejak tadi cemas mencarinya.

"Clare, rupanya kau di sini. Aku sejak tadi mencarimu. Teman-temanmu juga mencarimu," ujar Thumbelina cemas.

"Tidak perlu cemas, aku baik baik saja. Tiga hari lagi kau akan memiliki teman baru."

"Teman? Siapa? Peri baru?" Thumbelina penasaran.

"Yang pasti bukan peri, nanti juga tahu."

"Thumbelina tidak sabar menunggu teman baru!" Thumbelina girang sambil terbang ke langit. Dia sangat bersemangat.

"Mungkin kau akan kesulitan nantinya, tapi tenang saja, aku tahu cara menanganinya."

Mereka berdua bicara selama perjalanan ke asrama. Seketika Clare melupakan semua masalahnya dan menjadi lebih santai seperti biasa. Clare pergi ke perpustakaan di mana ketiga temannya sudah hadir sesuai perkataan Thumbelina.

"Lama sekali," gerutu Zoya

"Ada sesuatu yang harus kuselesaikan."

"Kami semua mencarimu, kemana saja kau?" tuntut Jules meminta penjelasan.

"Klinik."

"Aku sudah ke sana sebelumnya, tapi kau tidak ada," ucap Blaire.

"Tidak penting aku pergi kemana, kan. Aku hanya sedikit tersesat." Clare tidak ingin memberitahu kalau ia tersesat di hutan terlarang dan Luke menyelamatkannya.

"Hampir setengah tahun kau di sini, masih tersesat saja," gumam Jules.

"Ada apa mencariku?" tanya Clare duduk di kursi.

Spontan Zoya dan Jules mendekati Clare dan memberinya kertas masing-masing. Clare menerima kertas tersebut. Dahinya berkerut setelah membaca tulisan tangan mereka yang menurutnya gila.

"Apa ini?" tanya Clare menatap mereka berdua bergantian

Blaire beranjak dari kursi, kemudian mendekati Clare dan memberinya secarik kertas. Blaire mengambil tumpukan buku di tempat ia duduk tadi ke hadapan Clare.

"Kau yang harus melakukannya."

Clare terbelalak. "Apa ini semua?"

"Karena tahun ini kaulah yang terbaik menurut diagram performa akademik, jadi kami memutuskan untuk memberimu tugas ini", jelas Blaire.

"Apa? Semua ini adalah tugas kalian, kenapa dilimpahkan ke aku?" Clare tidak terima.

"Kami tidak ada waktu untuk mengerjakan semua, tolonglah Clare ..." mohon Jules.

"Clare, hanya kau yang bisa, please~~" pinta Zoya

Clare berpikir sejenak dan melirik mereka bertiga satu per satu. Tidak mungkin ia mengerjakan semua tugas mereka, memang apa pekerjaan mereka sampai sampai tidak ada waktu?

Clare beranjak dari kursi, kemudian membagi-bagi buku tersebut menjadi dua bagian sama rata. Jules, Blaire, dan Zoya saling tatap dan mengedikan bahu tidak tahu apa yang ingin Clare lakukan. Clare mengambil salah satu tumpukan ke arahnya, sedangkan sisanya diberikan pada mereka.

"Setidaknya aku bisa mengerjakan setengahnya, sisanya kalian kerjakan sendiri. Aku tidak ingin pikiran kalian dipenuhi kecurangan, menggunakan cara ini sama saja kalian curang. Ini juga untuk terakhir kalinya."

Ucapan Clare membuat bahu mereka jatuh.

"Clare, kenapa kau jadi menyebalkan begini? Kau hanya perlu mencatat ...." Jules mengeluh.

"Jika tidak setuju, maka aku akan mengembalikan semuanya—"

"Baiklah kita setuju," sela Zoya.

"Kau kerjakan semua itu di sini, kami akan kembali nanti," ujar Jules, kemudian pergi membawa buku-buku tersebut. Blaire dan Zoya juga ikut.

"Tadi nyariin sekarang malah ditinggalin." Clare menggerutu. Melihat tumpukan buku di meja, ia menghela napas berat.

To be continued

02/04/2021

Revisi

Immortal Witch ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang