Chapter 65 | Membaik

Mulai dari awal
                                    

"Baik. Hanya berdua?" tanya Auristela.

"Iya."

Sean yang mengerti pun langsung keluar dan menutup pintu inap kamar Raka. Melihat Sean sudah kelur, Raka langsung bertanya pada Auristela, "Siapa dia?"

"Siapa? Pria yang tadi bersamaku?" Raka mengangguk anggukan kepalanya. "Oh, dia Sean," jawab Auristela apa adanya. "Maksudku, dia itu siapanya dirimu?" Terdiam. Auristela terdiam mematung. Benar. Yang Raka katakan itu benar. Auristela siapanya Sean? Pacar? Bahkan Sean tidak meminta Auristela untuk menjadi pacarnya. Teman? Atau apa?

"Aku tidak tahu. Aku tidak tahu harus menganggapnya siapa. Pacar atau teman?" ucap Auristela bingung.

'Aku tidak punya hak untuk menyebut Sean sebagai kekasihku,' lanjut Auristela dalam hati.

"Kau mencintainya? Kau yakin?" tanya Raka memastikan.

"Ya. Aku mencintainya," jawab Auristela tanpa ada keraguan.

"But I love you, Auristela." Tubuh Auristela menegang. Auristela menganga tidak percaya dengan perkataan Raka tadi. Kepalanya menggeleng geleng tidak membetulkan ucapan Raka. "Don't! Don't love me. I don't want to break you heart," ujar Auristela pelan. Raka tersenyum simpul. Tangannya yang diinfus menggenggam tangan Auristela.

"Yes, you don't."

"Why you love me?!" tanya Auristela,

"Because I love you. Hujan tak butuh alasan untuk jatuh. Seperti mencintaimu, tidak membutuhkan alasan."

Auristela menggeleng pelan. Tidak. Ia tidak bisa mencintai Raka.

"But I love someone. Sorry."

Raka melepaskan genggaman tangannya. Bibirnya tersenyum kecewa. "But we still a friend, right?"

Auristela menganguk anggukan kepalanya. "Tentu saja!"

Auristela dan Raka menatap pintu yang terbuka. Sean berjalan masuk dengan santai. "Maaf mengganggu, tapi aku harus membawa wanitaku pergi."

"Aku akan ke sini esok pagi. Cepat sembuh!" Auristela memberikan ciuman jauh untuk Raka. Kakinya melangkah mengikuti langkah Sean.

Sean membukakan pintu mobil untuk Auristela setelah sampai di parkiran.

Selama perjalan, Auristela hanya terdiam tidak bersuara. Ucapan Raka terngiang di dalam kepalanya. Terus berputar bagai musik yang menyala. 'Siapa dirinya bagi Sean?' batin Auristela bertanya tanya. Auristela tidak boleh mengulang kesalahan yang telah berlalu. Dia harus memastikan hubungannya dengan Sean. Auristela harus memastikan arti dirinya bagai Sean.

Agar nantinya, Auristela tidak salah mengartikan status yang ada antara dirinya dan Sean....

"Kau tidak mau turun?"

Auristela tersadar. Tangannya menerima uluran tangan Sean. Mata biru Auristela menatap gedung mewah yang menjulang tinggi. Ini bukan tempat tinggalnya. "Kau membawaku kemana?" bingung Auristela.

"Penthouse milikku. Ayo!"

Auristela mengikuti Sean menuju Penthouse milik pria itu. Saat Sean membuka pintu masuk, Penthouse milik pria itu terlihat sangat mewah. Pemandangan kota Bandung terlihat sangat indah dari dinding kaca yang lebar nan besar. Auristela berjalan menuju dinding kaca tersebut. Matanya berbinar menatapi pemandangan indah kota Bandung.

"Apa kita memiliki hubungan? Apa arti diriku untukmu?" Auristela berbalik menatap Sean. Kakinya melangkah mendekati Sean. "Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama," lanjutnya.

Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang