Chapter 56 | Kehancuran

Start from the beginning
                                    

Tidak hanya melakukan pemotretan secara bersamaan, Auristela, Athena, dan Valeska juga memiliki bagian pemotretan solo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak hanya melakukan pemotretan secara bersamaan, Auristela, Athena, dan Valeska juga memiliki bagian pemotretan solo. Dua jam selesai di dalam ruangan, sekarang saatnya melakukan pemotretan di luar ruangan.

Auristela, Athena, dan Valeska diberi waktu dua puluh menit untuk beristirahat atau sekedar berjalan jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Auristela, Athena, dan Valeska diberi waktu dua puluh menit untuk beristirahat atau sekedar berjalan jalan. Ketiganya memilih untuk berjalan jalan menulusuri tempat yang akan digunakan untuk mengambil gambar. Tidak sedikit orang yang memperhatikan mereka. Terlebih para penggemar Valeska.

"Bagaimana rasanya memiliki banyak penggemar?" tanya Auristela. Valeska tersenyum lebar. "Menyenangkan! Memiliki banyak penggemar sangatlah menyenangkan!" jawab Valeska apa adanya. Auristela tidak membalas perkataan Valeska. Mata birunya sibuk mencari cari keberadaan Sean.

"Waktunya berkerja kembali girls!" Auristela, Athena, dan Valeska segera mengambil posisi masing-masing. Ketiganya kembali sibuk dengan para pengrias wajah yang merias mereka. "Ms. Chalondra, ada telpon untukmu." Seorang wanita menghampiri Auristela, lalu memberikan ponsel kepada Auristela.

"Just Auristela, Loli. Dan terima kasih."

Panggilan telopon itu dari Sean. Dengan senang hati Auristela mengangkat panggilan itu. "Kau sudah sampai?!" tanya Auristela penuh dengan rasa semangat.

'Sekitar tiga puluh menit lagi aku akan sampai. Tidak apa-apa bukan? Pemotretanmu masih berlangsung, bukan?'

"Tidak masalah," balas Auristela. Sean bisa merasakan nada kekecewaan dari suara Auristela. Sean mersa tidak enak dengan wanita itu. Tapi mau bagaimana lagi? Sean harus mengurus tikus-tikus sialan.

'Aku akan mengajakmu ke Las Vegas setelah pemotretanmu. Anggap saja itu sebagai permintaan maafku.'

"Baiklah kalau begitu. Aku harus menutup panggilan ini karena pemotretan akan segera dilaksanakan," ujar Auristela, dan langsung mematikan sambungan telepon.

"Ayo cepat! Sepertinya hujan akan turun."

Memang semenjak tadi pagi cuaca tidak secerah biasanya. Sinar mentari tidak begitu terpancar. Hanya awan abu-abu yang terlihat. "Loli ini." Auristela menyerahkan kembali ponselnya. Wanita yang bernama Loli itu langsung mengambil ponsel dari tangan Auristela.

Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now