"Nar!"

Baru saja Nara akan melangkah, gadis yang baru saja ia pikirkan datang

"Ko bengong?"

"Lagi ada tugas yang belum? mana sini gue bantu"

Nara menggeleng, bukan itu yang ia pikirkan

"Aaah, gue faham. Lo mau ajak gue ke kantin kan? ayo!"

Nara masih menggeleng, bahkan untuk saat ini ia sedang tak nafsu makan

Desya mendengus sebal, lalu berdiri di samping Nara dengan tas nya yang masih ia gendong

"Caa"

Desya bergumam sebagai jawaban

"Ca, lo masih mau ketemu Bokap lo?" tanya Nara hati-hati

Desya mengerutkan kening nya, ada apa Nara menanyakan hal ini? bukankah tanpa ia jawab Nara sudah mengetahui jawabannya?

"Kenapa?"

Nara menghela nafas nya, ia tak bisa menyembunyikan ini lagi dari Desya, ia harus mengatakannya

"Semalam gue ketemu Om Dirga"

Desya mengangguk paham "Terus?"

Kini Nara yang bingung, mengapa Desya sangat santai?

"Ca, lo sehat?"

Desya mengangguk "Sehat, lo bilang kalo Om Dirga ada di Jakarta kan? Om Dirga yang artis itu?"

Astahgfirullah, Bokap sendiri aja lo lupa Ca. Gimana kalo gue ha ketemu lo bertahun tahun? udah nikah kali lo sama orang laen! batin Nara

"Ca, serius. Bukan Dirga yang itu, ini Bapak lo—-Bapak lo Caa!"

Desya yang tadinya tersenyum, kini merubah ekspresi nya menjadi datar. Ia masih mencerna ucapan Nara barusan

"Semalam gue gak sengaja ketemu beliau, dan udah beberapa bulan ini dia tinggal di Jakarta" jelas Nara, tetapi respon Desya masih sama. Diam

"Ca? are you okay?" Nara melambai lambaikan tangannya di depan wajah Desya, hingga membuat Desya sadar

"Lo ga bercanda?" tanya Desya

"Engga. Gue semalem beneran ketemu Bapak lo, dia tinggal di Jakarta. Dan lo tau? beliau selama ini cari keadaan lo berdua, tapi kalian udah pindah dan engga tinggal di rumah yang dulu. Bapak lo cari lo sejak lama, tapi gaada informasi apapun yang beliau dapet Ca"

Desya masih tak percaya jika ternyata ia masih bisa bertemu dengan Bapak, tetapi bayangan tentang Bapak yang membuat Ibu nya menangis kini kembali. Desya tak mau bertemu dengan Bapak!

"Nar gue masuk ke kelas" ucap nya dengan nada lesu, Nara tau pasti Desya sedang bimban. Ia membiarkan supaya Desya bisa menenangkan pikirannya dulu. Mungkin jika sudah berubah fikiran pasti Desya bilang padanya.

Didalam kelas nya Desya malah diam, ia memikirkan semua perkataan Nara tadi. Ia masih tak percaya jika Bapak nya satu kota dengan nya, di dalam lubuk hati nya yang paling dalam, Desya ingin bertemu dengan Bapak, ingin memeluk Bapak, dan ingin tertawa lagi bersama Bapak. Tetapi ego nya berkata lain

Kenapa Bapak ga temuin aku dari dulu?! kenapa Bapak tinggalin aku sama Ibu?!

***

Saat istirahat pertama, Nara dipanggil ke Ruang guru karena ia juga akan sekalian meminta izin untuk mengikuti lomba bela dirinya, Vano dan yang lainnya pun sama, mereka mengisi data-datan untuk turnamen basket nya yang tinggal beberapa hari lagi, begitupun Desya, Hida dan Arumi, mereka sibuk membantu mereka mempersiapkan segalanya

"Apalagi ya? si Arsen suka kadang sesek gitu, yaudah gue bawain obat sesek buat dia!" ucap Hida

"Eh elo mah, sekalian sama yang lain"

"Iya Rum, yang lain juga gue bawa in dah"

"Gue izin dua hari deh, soalnya gue mau ikut Nara liat pertandingannya juga"

Arumi dan Hida mengangguk, memang keduanya sudah tahu karena Nara yang bercerita terlebih dahulu

Bersambung

Hai temen-temen👋🏻
Apakabar? semoga kabar baik ya. Kalaupun sedang dlm tidak dengan kabar baik, setidaknya ambil sesuatu yg hangat, pastikan bisa membuat kalian lebih tenang ya

Jadi disini aku cuma mau kasih tau, kalo sepertinya jadwal UP NARAYA engga seperti biasanya, mungkin akan lebih lambat karena sebentar lagi menuju akhir huhu😭
dahlah, alah wkwkwkwkk

Jadi Mohon Maaf ya karena jadwal Up nya  terlalu sering berubah, xixii

Jadi sampai bertemu dengan Nara dan Desya di part berikutnya🤩👋🏻

NARAYA (SEHUN)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ