"Sya lo gapapa?"

Nara masih berdiri di tempatnya tak jauh dari tempat Desya, bahkan mereka bisa mendengar ucapan mereka, dengan Tania yang juga melakukan hal yang sama

"Sialan!" umpat Desya sambil mengelap hidung nya

"Syaa?! Lo mimisan?!" pekik Hida

"Anjir iya" jawab Desya santai—-"Da lo ngejauh dulu" suruh Desya

"Engga! lo mimisan Syaa" panik Hida

"Lo jauh-jauh dari gue dulu Daa plisss"

Nara mengerutkan kening nya, ia ingin menghampiri Desya, tetapi ada hal lain yang menahannya, brengsek memang!

"Buat apa Sya?"

"Da mundur!"

Hida mundur beberapa langkah, kemudian—-alangkah terkejutnya Hida, juga Nara dan Tania yang melihatnya. Desya muntah! tetapi bukan makanan yang keluar, namun

"Sya darahhh?!" pekik Hida sambil mendekat ke arah Desya membuat orang-orang yang tak jauh dari mereka langsung menatap ke arah keduanya, Nara melepaskan genggamannya pada Tania ia langsung berlari dan berjongkok di depan Desya

"Ca bangun" Nara membantu Desya untuk berdiri, ia menatap sekitar yang ternyata banyak murid lain yang menatap ke arah mereka termasuk Pak Hendra yang terkejut—-"Nara, bawa Desya ke dalam cepat!"

Dengan sigap Nara menggendong Desya, ia langsung merebahkan gadis itu di bad yang di sediakan di dalam panti itu—-"Nak, selimuti si neng nya" ujar Ibu Panti yang ikut membantu Desya

Nara menoleh ke arah Hida juga Pak Hendra—-"Pak biar Desya saya yang jaga"

"Gue harus jaga Desya juga!"

"Hid, ngertiin lah. Mending lo lakuin tugas lo, bukannya tadi lo sama Desya lagi ngobrol sama anak-anak? sana lanjut lagi, kasian mereka nunggu" Ini hanya alibi Nara supaya Hida bisa mengerti

"Yasudah kalau begitu, kamu jaga Desya. Bapak mau telpon mantri yang ada di daerah sini"

"Jangan pak" sargah Desya dengan ucapannya yang sangat melemah—-"Saya cuma muntah biasa aja pak, bentar lagi juga sembuh"

"Sya lo muntah darah lho!" Hida panik karena baru pertama kali melihat Desya seperti ini

"Iya Desya, Bapak panggilkan mantri ya?"

Desya tetap menggeleng lemah—-"Engga usah pak terimakasih banyak"

"Yasudah kalau begitu kalau ada apa-apa kamu harus bilang ya, karena kamu dan yang lainnya tanggung jawab guru-guru yang ikut serta"

Desya mengangguk lemah. Hida dan Pak Hendra meninggalkan Nara juga Desya, tak lama Ibu Panti datang dengan teh hangat yang langsung di suguhkan kepada Desya—-"Ini neng di minum dulu" Desya menerimannya dengan senyuman, Ibu Panti nya membantu Desya minum sambil sesekali mengelap air yang jatuh di sisi bibir nya.

"Makasih bu"

"Sama-sama geulis. Kamu kenapa atuh bisa gini?"

"Mungkin capek bu hehe"

Ibu Panti itu mengangguk kemudian menatap ke arah Nara—-"Mani kasep sama geulis pisan ini mah, siapa atuh nama nya? ibu kan gatau"

Nara tersenyum—-"Nama saya Naraya" ucap Nara

Ibu Panti itu tersenyum kemudian menatap ke arah Desya—"Nama saya Desya Buu"

"Desya?" Ibu panti itu bertanya seolah-olah sedang mengingat sesuatu, "Iya Bu, kenapa?"

NARAYA (SEHUN)Where stories live. Discover now