"Sudah, yang lainnya boleh keluar"

Semua nya berdiri dan keluar dari ruang musik

"Raffi, Nara" teriak Pak Hendra membuat Raffi dan Nara yang hendak keluar besama Atlas menoleh secara bersamaan

"Kompak banget kalian bertiga. Atlas kamu boleh ke kelas, biarkan Raffi dan Nara disini dulu"

Atlas mengangguk mematuhi perintah Pak Hendra. Setelah Atlas pergi, Nara dan Raffi duduk kembali di depan Pak Hendra sambil sesekali memegang sesuatu yang ada di atas meja

"Nih kalian berdua tempel kertas ini di mading yaa"

"Lha, saya bukan ketua murid di kelas, ngapain saya?"

"Mau kamu saya coret dari KK keluarga coganpepi?"

Coganpepi atau kepanjangan dari cowok ganteng pecinta kopi, yang di ketuai Pak Hendra sendiri dan anggota nya meliputi Nara, Gattan, Raffi, Agus, Somad, Vano, Reno, dan Bambank. Perusuh SMA Nusa Indah. Pak Hendra sudah dekat bersama mereka semenjak kejadian dimana kedelapannya mengadakan acara madol pelajaran, membuat semua guru kewalahan mencari keberadaan mereka yang ternyata mereka tidur di atas rooftoop sekolah, dan ketahuan oleh Pak Hendra yang akan mengambil tongkat di sana. Sejak saat itu lah Pak Hendra selalu menghukum kedelapannya, mereka berdelapan susah di atur, kecuali Nara—-dia bisa di atur hanya oleh seorang murid, bernama—- Desya Anyelir. Jadi, setiap kedelapannya berulah lagi dan Nara yang biasa nya paling bandel jika di kasih tahu, Pak Hendra selalu memanggil Desya ke ruang guru. Dan dari semenjak mereka kena hukum Pak Hendra, terbentuk lah komunitas absurd Coganpepi.

"Eh jangan dong Pak Brou. Okelah saya bakalan tempelin kertas ini di mading, ayo Nar" ajak Raffi ke arah Nara yang sedang memainkan pot bunga di atas meja

Nara berdiri namun tanpa ia sengaja tangannya menyenggol pot bunga yang sedari tadi ia mainkan, membuat kedua nya terdiam lalu menatap ke arah Pak Hendra yang menutup wajah nya

"Aduh Pak, kotor lantai nya hehe" ujar Nara tanpa dosa

Pak Hendra menggaruk kening nya yang tidak gatal-"Nara, kamu tahu apa hukuman kamu?" tanya Pak Hendra ke arah Nara

Nara tersenyum tipis kemudian menatap ke arah Raffi, Raffi juga balik menatap Nara sambil mengedikan bahu nya

"Kapan pak?" tanya Nara ke arah Pak Hendra

"Sekarang! disini!" ujar Pak Hendra

Nara menghembuskan nafas nya, sudah biasa skot jam jika berbuat ulah—-"Berapa nih Pak?"

"Dua puluh!"

"Gampang. Bentar Fii" Nara segera melakukan skot jam, hukuman tergampang sedunia ya dari Pak Hendra

"S"

"A"

"T"

"U"

Nara menghentikan skot jam nya, lho? maksud nya?

"Ayo Naraya lanjut cepat!"

"Kok gitu ngitung nya Pak?"

"Mau bapak tambah?!"

Nara menggeleng, ia terus melakukan skotjam sesuai hitungan Pak Hendra. Ternyata dugaannya kali ini salah! dua puluh kali nya berlipat ganda, karena Pak Hendra menghitung nya satu huruf-satu huruf! Masih pagi banjir keringat!

"Udah Pak" ucap Nara sambil ngos-ngosan, ia menatap ke arah Pak Hendra yang sedang di pijat oleh Raffi—-enak banget tuh guru!

"Yaudah sana, bapak mau ngajar kakak kelas kalian olahraga sekarang"

NARAYA (SEHUN)Where stories live. Discover now