"Nanti lo jelasin aja sama dia Sya, pasti dia dengerin lo"

Desya mengangguk, benar apa kata Arumi. Ia harus segera menjelaskan semua nya kepada Nara, ia tak mau jika Nara menjauhi dirinya hanya karna salah faham seperti ini.

Desya melangkahkan kaki nya menuju kelas, begitupun dengan Hida dan Arumi yang ikut sedih dengan apa yang terjadi diantara Desya dan Nara. Mereka akan mencari tahu orang itu secepat nya.

Sedangkan di kelasnya, Nara sedang menyimak obrolan Reno dan Vano tentang acara camping yang ternyata di undur menjadi minggu besok. Ia menjadi teringat akan Desya, ia sudah memesan hoodie couple untuk dirinya dan gadis itu, apa masih boleh Nara berikan kepada Desya?

"Dua malem dong disana?" tanya Reno

"Iya lah. Semua kelas sebelas sih, gue kira cuma IPA doang, eh tau nya si Gattan bilang IPS juga ikut"

"Iya si Nara ga bilang kalo semua kelas sebelas sih yang ikut" ujar Reno ke arah Nara

"Bengong ae lo Nar" Vano menepuk bahu Nara yang sedari tadi diam saja, memang biasanya seperti itu sih.

Bambank berlari ke dalam kelas nya dengan wajah panik—-"WOY BU SUSI DATENG" teriak nya kemudian duduk, satu kelas menjadi ribut karena sedari tadi mereka asik mengobrol dan berlari kesana kemari.

Tak lama Bu Susi datang, dengan penggaris panjang di tangannya. Sudah biasa jika ada Bu Susi kelas menjadi hening, karena mereka tahu, jika mempunyai masalah dengan Bu Susi maka semua nya akan rumit, mereka tak mau hal itu terjadi.

Dengan keadaan kelas yang hening, Bu Susi memulai pembelajarannya, beliau mengajar Mata pelajaran matematika. Bagaimana? setelah Upacara mereka langsung di suguhkan dengan berbagai rumus yang harus di cari hasil nya, apa mereka tidak bisa mandiri untuk mencari hasil nya sendiri?—-itu pikiran Reno sekarang.

Selama mata pelajaran berlangsung, kelas Nara sangatlah hening, diantara mereka tak ada yang berani berisik.

Kringgggggggg

Oke ini merupakan surga para murid! bel istirahat terdengar sangat merdu sekali. Bu Susi membereskan barang nya kemudian mengucapkan salam dan langsung keluar dari kelas Nara.

"AHHHHH SENANG NYA DALAM HATI" teriak Bambank kemudian menghampiri meja Vano—-"Brou kantin bareng kuy" ajaknya

"Ayo. Nar, No ayo"

Keempatnya berjalan beriringan menuju ke arah kantin, Reno yang notabenenya playboy cap kuda malah menggoda siswi cantik yang ada di depannya, ia mengedipkan sebelah mata nya, apalagi jika siswi itu memakai bedak tujuh lapis, ow! membuat jiwa playboy Reno kumat 180 derajat!

"Tuh si Desya" tunjuk Bambank ke arah gadis cantik yang baru saja keluar dari arah kantin, dengan botol air mineral di tangannya.

Nara menatap ke arah lain, namun dengan enteng nya Bambank mencegat Desya—-"Hai nona manizzz" ucapnya

Ngapain sih si Bambank?! batin Nara

Desya tersenyum tipis, ia menatap ke arah Nara yang ternyata tidak menatap ke arah nya. Ah ternyata laki-laki ini masih salah faham!

"Darimana Sya?" tanya Bambank

"Pertanyaan terbasi sedunia! jelas si Desya dari kantin lah, itu bawa minum"

"Kan gue basa basi aja No, ko sewot!"

"Ya yang bermutu kek nanya nya!"

"Mulut-mulut gue lo yang sewot"

"Hahaha, gue mau lewat nih, kasi jalan dong" ucap Desya ke arah Bambank yang masih menghalangi jalannya, dengan senyuman lebar bak kudanil, Bambank memberikan jalan untuk Desya. Gadis itu tetap tersenyum walaupun Nara sedari tadi tak menatap ke arah dirinya

NARAYA (SEHUN)Where stories live. Discover now