Chapter 22 | Pertemuaan Dengan Valeska

Começar do início
                                    


Auristela menekan bell. Pintu gerbang terbuka. Mata Auristela bisa melihat Athena yang sedang berjalan ke arahnya dengan balutan croop tee hitam dan juga jaket jeans. Wanita itu juga memakai celana hitam dan membawa tas kecil berwarna merah di lengannya. Kacamata dan Sepatu boot berwana hitam mempercantik tampilan diri Athena.

Wanita itu langsung memeluk tubuh Auristela. "Astaga!" heboh Athena. Auristela memasang wajah bingung. Auristela sedikit bingung dengan tindakan yang Athena lakukan padanya. Kenapa bisa Athena memeluknya? Bahkan mereka tidak terlalu akur? Bukankah memang seperti itu?

Athena memeluknya cukup erat. Auristela menahan rasa sakit yang tiba-tiba terasa saat Athena memeluknya. Ini bukan pelukan tulus! Athena memang sengaja melakukannya! "Lepaskan! Kau memeluknya terlalu erat!" ucap Xavion mewakili perasaan Auristela.

"Siapa kau?" tanya Athena dan langsung melepas pelukannya.

"Xavion Lorenzo."

Athena menatap Xavion menyelidik. Matanya memandang Xavion dari ujung kaki sampai ujung kepala. Namun setelah itu, bibirnya langsung tersenyum lebar. "Jadi ini pacar mu?" tanya Athena. Auristela langsung menganga. Pacar? Mana mungkin ia suka dengan pria.... Kejam? Tidak. Yang pastinya ia tidak menyukai Xavion. "Tentu saja bukan! Sudah cepat kita berangkat." Athena hanya terkekeh mendengar kekesalan Auristela.

Sembari menunggu Athena mengeluarkan mobilnya, Auristela dan Xavion menunggu di dalam mobil Mercy putih tadi. Athena mengeluarkan mobil Porsche berwarna kuning mewah milik wanita itu. Jendela mobilnya sengaja Athena buka, lalu wanita itu berkata, "Ternyata kau tidak segembel apa yang aku pikirkan! Mobil Mercy itu cukup indah," kekeh Athena. Auristela masih bisa mendengar ejekan wanita itu. Sialan! Pirang sialan!

 Sialan! Pirang sialan!

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

* * * *

Athena memarkirkan mobi mewahnya saat sudah berada di Starbucks—kedai minuman kopi ternama. Wanita pirang itu bilang kalau ia janjian di kedai kopi ternama itu. Auristela menyuruh Athena masuk terlebih dahulu. Pasalnya Auristela ingin berbicara terlebih dahulu dengan Xavion.

"Kau bisa tunggu di sini atau mungkin kau ingin berjalan jalan," titah Auristela. Xavion menggeleng tegas. Pria itu menolak perintah Auristela. "Tidak. Aku ikut denganmu!" balas Xavion santai. Mata biru Auristela langsung menatap pria itu tajam. "Kau ingin ikut kumpul dengan wanita? Oh ayolah!" Xavion langsung terkekeh mendengarnya. "Tidak. Aku hanya ingin ikut masuk. Tenang saja aku tidak akan mengganggu dirimu dan teman-teman mu."

Persetanan! Auristela tidak peduli lagi jika Xavion mengikutinya atau apa pun itu. Biarkan pria itu melakukan apa pun yang disukainya. Menyebalkan! Auristela merasa seperti anak kecil yang selalu diawasi oleh ayahnya.

 Menyebalkan! Auristela merasa seperti anak kecil yang selalu diawasi oleh ayahnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Arco Iris | TAMATOnde histórias criam vida. Descubra agora