22. His Name

23.2K 2.4K 122
                                    


🍒ꦿꯧRιnтιн pιlυ◍ཻꢀ᮪⸱ᨗᨗᨗ﹆
"Sempat terlena perihal bagaimana langit memamerkan indahnya senja, hingga aku lupa bahwa ia akan hilang kala malam datang menyapa."
-Rewrite My Heart-



SAGARA menghentikan mobil di halaman rumah Kiana. Tangan Sagara tak sedikitpun bergerak membuka kunci agar Kiana bisa keluar dan menghilang dari pandangannya.

"Kiana, sorry.."

"Buka."

Kiana tak berniat untuk melihat wajah Sagara. Kiana tahu bahwa seharusnya Sagara tidak mengucapkan kata maaf. Mengantarnya selamat tiba sampai rumah, sudah lebih dari cukup.

Sekian menit tak berbicara pada Sagara sejak kejadian tadi, membuat Kiana berpikir. Sagara tidak salah memberi jawaban atas pertanyaan Zayara.

Namun karena interaksi Sagara dan Zayara lah yang membuat Kiana terasa asing padahal Kiana sedang tidak diasingkan. Yang menjadi masalah adalah Kiana yang tak paham bagaimana cara menentang perasaan tidak suka jika Sagara berbicara dengan Zayara.

Kiana tidak mengerti Sagara. Dan Sagara belum mengerti Kiana. Dua hal itu terus berputar di otak sepasang sahabat sejak umur 3 tahun itu jika sedang bertengkar.

Kiana salah, dan Sagara yang meminta maaf. 

Entah sampai kapan.

Kiana menunggu dan Sagara tetap datang.

Entah sampai kapan.

Kiana membuka pintu mobil Sagara paksa dengan tangannya sendiri. Cewek itu mengambil tas, membuat benda itu di atas kepala, meminimalisir terpaan hujan pada badannya.

Kiana memegang gagang pintu rumah dan akan lenyap dari pandangan Sagara jika saja Sagara tidak memegang lengannya, "Kiana, sorry...." Suaranya terdengar pelan dan lambat, mencoba agar Kiana mendengar kalimat itu dengan jelas.

Jantung Sagara berdebar takut. Sagara menyesal telah meninggikan suara tadi hingga membuat Kiana menangis, Sagara menyesal telah membuat Kiana bersedih hari ini, padahal Sagara tidak tahu apa penyebabnya. Sagara takut Kiana tidak mau lagi berteman dengannya.

Kiana menatap Sagara. Bola mata Kiana tenggelam di iris Sagara yang selamanya akan terasa teduh bagi Kiana. Kiana tahu, lebih dari tahu bahwa Sagara tidak salah apa-apa dalam hal ini. Kiana menyadari bahwa masalah ini berasa dari dalam dirinya sendiri.

Berasal dari diri Kiana kenapa? Ia tidak paham perihal rasa takutnya akan kehilangan Sagara hingga ketakutan itu menyakiti mereka berdua.

Dua manusia yang terus bertemu sejak umur 3 tahun itu kerap kali mencari dan terus mencari hal apa yang menjadi racun dalam lingkaran mereka. Tidak satupun yang berhasil mengetahui bahwa racun itu berada dalam diri Kiana dan Sagara sendiri.

"Tunggu, Saga. Gue capek. Lo pulang dulu, ya? Nanti kita ketemu lagi, tapi bukan sekarang." 

Sagara meluruhkan pundak, Kiana menutup pintu rumah, usai mengucapkan kalimatnya. 




яєωяιтє му нєαят






Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now