28. Pulang

19.8K 2.2K 53
                                    


"Jauh... begitu jauh.
Kamu, berapa lama lagi seperti ini?
Momen itu, masih terasa membeku."
-Rewrite My Heart-

"Yang tadi itu sweet banget." Suara Kiana terdengar biasa saja.

Sangat. Sangat manis hingga Kiana menangis.

Air mata Kiana ke luar sebab melihat tokoh Snow White yang kuat menghadapi cobaan yang begitu sekat.

Ya.

Air mata Kiana keluar bukan karena melihat sahabatnya sejak umur 3 tahun di panggung pertunjukan bersama orang lain yang seharusnya peran itu adalah dirinya.

Ya, mungkin sedikit.

Acara HUT SMA Tunas Bangsa usai. Menghasilkan Zayara yang dikerumuni orang-orang untuk foto bersama, boomerang, atau sejanak bercakap santai.

Sagara pun demikian. Bedanya, gambar sahabat masa kecilnya itu tak ada yang sempurna foto bersama pada orang-orang yang mengulurkan kamera sebab setelah berpamitan dengan guru, Sagara langsung masuk ke dalam mobil menjumpai Kiana.

Sagara tak merespon apa pun tentang pernyataan Kiana yang memuji drama utama sekolah tadi. "Kiana lo banyak diem?" Suara Sagara lembut dengan yang nada rendah namun Kiana tak menghiraukan itu.

Banyak diam apanya?! Kiana sedang berbicara sendiri di dalam otak dan pikirannya.

Sebenarnya, pembicaraan yang ada di kepala Kiana tak penting, sangat tidak penting. Namun yang tidak penting itu lebih baik Kiana pikirkan daripada berbicara dengan Sagara sekarang.

Tadi sebelum Kiana bertemu dengan Sagara setelah acara selesai, Kiana tahu satu hal. Satu hal yang seharusnya tidak ia tahu.

Kiana mengingat setiap detil kejadian tadi dan akan memutar ulang kejadian-kejadian itu di kepalanya sendiri.

"Kiana?"

Diara menghampiri Kiana sendirian di parkiran mobil warga SMA Tunas Bangsa yang menutupi keberadaan mereka. Kiana bingung, tidak pernah sang sekretaris OSIS ini menemuinya sendirian seperti sekarang ini.

"Iya, Kak?"

"Gue wakilin OSIS mau bilang maaf ya yang kemarin itu bukan karna apa-apa kok, next event join us ya?" Kiana tahu kakak kelasnya ini benar-benar tak perlu minta maaf.

"Aduh, gak usah minta maaf kak. I'm ok, kok!"

Lie.

Kiana ingin mengambil HP Sagara dan merekam situasi detik ini untuk mengabadikan momen di mana ada orang bagian dari SMA Tunas Bangsa repot-repot meminta maaf padanya padahal Kiana tidak berhak untuk itu.

Kiana menaruh rasa kagum pada sosok Diara yang menemui dirinya untuk mengatakan maaf padahal Kiana bukan siapa-siapa.

Diara menutupi alasan sebenarnya anggota OSIS dan orang-orang yang memilih Zayara  agar Kiana tak sedih padahal dari tadi Kiana sudah mengetahuinya.

Sedangkan Diara tahu bahwa pasti Kiana tidak baik-baik saja sebab dulu... Diara pernah berada di posisi itu.

Pantas saja Diara sudah menjabat sebagai sekretaris OSIS sejak kelas sebelas sampai sekarang tak lengser, ternyata kepribadian kakak kelasnya itu benar-benar berkemimpinan.

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Место, где живут истории. Откройте их для себя