06. Takut Kehilangan

34.1K 3.5K 169
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ada cemburu yang tak bisa diungkapkan, ada cemburu yang tidak bisa dijelaskan.
Sebenarnya, jika aku bisa, aku ingin bertanya perihal siapa kita. Bukan ingin menuntut, bukan ingin meminta. Hanya sekedar ingin tahu; siapa aku di matamu? Hanya itu."
-Rewrite My Heart-



Kiana kesal dan ingin marah, tetapi tak tahu pada siapa. Kiana rasanya mau menangis, tapi tak tahu karena apa. Tupperware berisi es dawet miliknya sekarang tergeletak di rumput begitu saja.

"Holy shit! Apaan sih." Kiana memukul kepalanya.

Kiana jadi berencana untuk memeriksa dirinya pada dokter jiwa yang berada di rumah sakit sang mama. Seharusnya, dia yang diperiksa ke sana, bukan Sagara.

Cewek berseragam batik itu mengingat kembali saat di mana adik kelas mereka, kelas X IPA, beberapa menit lalu memberi minuman kesukaan Sagara.

Beri Sagara apa pun, asal jangan minuman bergambar beruang karna itu adalah hal yang disukai Sagara kecil sampai sekarang tanpa banyak yang tahu, kecuali orang-orang yang sudah bersama Sagara sejak kecil!

Ya, Kiana kenal dengan siswi itu. Murid SMA Tunas Bangsa mana yang tak mengenal Zayara Audy? Si cewek cantik dengan segudang prestasi. Kiana jadi membandingkan dirinya dan Zara.

Bagai langit dan bumi.

Kiana menumpukan kepalanya ke meja di depannya. Ia berharap semua ini akan hancur dibawa mimpi.

Ya, semoga saja.





яєωяιтє му нєαят




Sagara memantulkan bola basket, lalu kemudian melemparnya ke ring dan ... bruk!

Bola oranye itu mengenai kepala cewek yang di tangannya terdapat beberapa makanan dan es dawet.

"KAN!" rintih Kiana. Kepalanya sempat pusing karena lemparan itu lumayan keras. "Sakit!"

Kiana melangkahkan kakinya lebar ke arah Sagara. Cewek itu memukul sekuat tenaga badan sahabatnya. Ah, makanannya yang berharga menjadi jatuh sebagian.

"Aw, sorry-sorry dong." Sagara menahan tangan sahabat masa kecilnya itu, lalu kemudian memeluk kepala Kiana seperti memeluk bola.

"Sagara ...." Kiana menggeram di rengkuhan Sagara. Sekarang kepalanya benar-benar seperti bola berambut.

Cowok dengan jersey putih itu mengelus lembut kepala dan rambut Kiana. "Cup ... cup ... cup ... kepala Ana-nya Saga sakit, ya? Gue minta maaf," ujar cowok itu dengan menumpukan dagunya di pucuk kepala sahabatnya, lalu mengelus kembali rambut sang Rain Girl.

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now