09. Hangat | Drama Perkucingan

32.4K 3.1K 523
                                    

-sajakathena-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-sajakathena-

Kalian ini benar-benar lucu. Kamu berpikir dia tidak menyukaimu, dia berpikir kamu tidak menyukainya. Siklusnya terus begitu, hingga penyesalan yang datang menyapa pada akhirnya.
-esterspy-



яєωяιтє му нєαят




TIK ... Tik ... Tik.

Hujan tahu kapan harus membasahi bumi. Hujan juga tahu kapan dia harus berhenti.

Hujan adalah sahabat terbaik dalam hidup Kiana. Ia dan hujan tak pernah bertukar kata. Namun, hanya hujan teman satu-satu Kiana saat ini.

Cewek yang rambut mulai basah itu memeluk lututnya sendiri. Satupun kendaraan tak ada yang lewat di sana, Kiana takut. Keadaan sepi seperti kota tak berpenghuni.

Dingin.

Sekarang Kiana tak tahu apa yang harus ia lakukan. Suara petir sahut-menyahut di atas sana. Gerbang sekolah sudah ditutup. Angin dingin dan cipratan air membelai kulitnya.

Suara menggumam yang tidak jelas mulai keluar dari mulut Kiana. Hari mulai gelap. Seharusnya tadi Kiana ikut saja dengan sang mama yang ingin pergi ke rumah Oma.

Kiana takut.

Menunggu adalah aktivitasnya saat ini. Entahlah, Kiana juga tak tahu siapa yang ia tunggu.

Namun setidaknya Kiana tak terlalu kesepian sekarang. Ada hujan dan angin lalu yang menemaninya. Hujan dan angin.

"Dingin...," ringisnya. Kiana suka hujan. Tetapi Kiana tidak suka dengan dinginnya rutinitas alam itu.

Cewek yang memakai pakaian olahraga berwarna hijau itu memeluk lebih erat dirinya sendiri. Ya, setidaknya ia tertolong dalam hal kecil ini.

Kiana memejamkan mata, dan menopang kepala di kedua lututnya. Hari ini cukup berbeda dari hari-hari sebelumnya.


яєωяιтє му нєαят






"Gimana?"

"Gak membaik, Kak. Kepala Zara, kan, memang gak bisa kena sesuatu yang keras, apalagi ini bola basket," ucap Zanan, salah satu teman se-per-geng-an Zara. "Mau pulang, ya, Kak?"

Sagara tak tahu akan menjawab apa atas pertanyaan yang keluar dari bibir Zanan. Di luar sini hanya ada dirinya dan satu teman Zara--anak kelas X IPA 1 yang tadi terkena bola basket tepat di kepalanya atas lemparan Sagara. Sedangkan teman-teman Zara yang lain berada di dalam ruang IGD, tanpa mau mempersilakan Sagara masuk ke dalam bilik tirai tempat Zara berbaring.

"Kayaknya kakak kalau pulang sekarang gak bisa, deh. Soalnya, kan, Zara pasti masih kesakitan gitu di dalam sana." Zanan meyakinkan Sagara. "Emang ngapain buru-buru, Kak? Karna Kiana kelas sebelas IPS itu, ya?"

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now