Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]

02. Saga-nya Kiana

-ѕαjαk αthєnα-

"Sampai kapan perhatiannya?
Sampai kapan bersikap manis?
Tolong, ya, jangan seperti ini. Aku bisa salah paham nanti."

яєωяιтє му нєαят

PAGI ini seperti biasa Kiana sudah siap di depan gerbang rumah, menunggu Sagara untuk berangkat ke sekolah.

Jika bertanya kenapa tidak bersama papanya atau bersama supir yang sedang makan goreng pisang di pos satpam, jawabannya adalah karena papanya sekarang berada di Singapura mengurusi perusahaan. Oke, itu adalah alasan yang masuk akal.

Namun, mengapa tidak bersama supirnya saja? Inilah yang aneh─di luar akal. Semuanya karena Sagara yang melarang Kiana untuk pergi ke sekolah jika tidak dengan cowok itu atau dengan papanya.

Semakin hari Sagara memang semakin aneh. Kiana jadi berencana untuk membicarakan hal ini pada dokter jiwa, yang bekerja di rumah sakit sang mama.

"CBL, capek banget loh," tukas Kiana saat sebuah Rolls Royce Phantom sudah kelihatan di penangkapan matanya.

Sagara menghentikan mobil di depan gerbang rumah Kiana, lalu ia keluar dan berjalan mendekat ke arah Kiana yang diri di samping pagar. Rencananya Sagara ingin mengambil buku tulis fisikanya yang dipinjam Kiana semalam, karena pasti Kiana lupa untuk membawanya saat ini, namun sesuatu merebut fokus Sagara.

Sagara yang tadinya akan melewati Kiana, jadi mundur selangkah, mengamati rok abu-abu cewek itu. Kiana menyadari tindakan Sagara, dan ia langsung memasang wajah yang kayak menggambarkan 'apa lo, larang?'

"Why Aussiean boy? Mau pake rok juga? Banyak di rumah, jangan liat-liat gitu dong." Kiana menatap Sagara santai. "Gue laporin lo ke FBI."

FBI katanya. Suka hati cewek ini lah.

"Balik?"

"Ha?"

"Balik ke rumah."

Kiana menundukkan kepalanya─melihat apa ada yang salah dengan dirinya saat ini. Cewek dengan tas biru itu kemudian mendelik.

Kiana rasa tak ada lagi yang salah. Kiana juga sudah berkaca dengan Boo di kamar dan cewek itu udah merasa cantik.