37. Zayara's Issue?

21.4K 2.2K 269
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


яєωяιтє му нєαят



"Kok dia ga bangun-bangun, sih?"

Kiana bertanya sendiri namun suaranya keluar. Melihat sekilas Sagara yang berbaring di sana, Kiana kemudian beranjak menatap wajahnya di cermin.

Ruangan ini sengaja dibuat gelap, Kiana dapat melihat wajahnya sendiri karna ada lampu meja, cahayanya warna coklat keemasan. Ternyata mata Kiana masih bengkak karna menangis tadi, seperti di gigit lima tawon.

Sebenarnya pertanyaan Kiana tentang mengapa Sagara tak bangun-bangun adalah pertanyaan gila. Sudah dini hari jam 01.10 wib, orang dengan keadaan tubuh sehat pun pasti sudah nyenyak tidur.

Tapi ternyata maksud Kiana adalah mengapa Sagara tidak mengedipkan kelopak mata atau setidaknya bergerak untuk memeluk guling sedari tadi.

Tentu jantung Sagara masih memompa darah mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh sahabat masa kecilnya itu, karna kalau tidak, Kiana tak tahu lagi bagaimana reaksi tubuhnya sendiri sekarang.

Tidak..,

Itu tidak alay dan tidak kelewat akal pasal ia yang begitu ketir ketika melihat Sagara seperti tadi siang.

Papa dan mama Kiana memutuskan agar Sagara tinggal di rumah sampai pulih. Sagara tidur di kamar sebelah yang biasanya selalu kosong, tepat di samping kamar Kiana. Fasilitasnya sama seperti setiap kamar di rumah ini, selalu dibersihkan, dan nyaman. Kiana kadang tidur di ruangan ini kalau moodnya pengen lihat dinding yang beda.

Jadi, di malam yang sepertinya akan hujan ini, Kiana datang rencananya ingin duduk di sisi jendela kamar Sagara. Padahal sama saja pemandangannya dari kamar Kiana, tapi terserah orang ini lah mau apa.

Rintik mulai turun, kaca ventilasi ruangan tertutup dari lama sebab menggunakan pendingin udara.

Kiana tak jadi menuntaskan rencananya untuk duduk melamun di jendela. Yang ia lakukan malah menutup tirai tebal dan panjang menjuntai tersebut, takut nanti kalau tiba-tiba petir menembus kamar ini.

Kiana beranjak ke samping Sagara yang tidur. Ia masuk begitu saja ke dalam selimut tebal yang dipakai Sagara, dan menggeser tubuhnya ke atas lebih dekat ke headboard tempat tidur merk Quantum Sleeper Bed itu agar jajaran kepala Kiana dan Sagara sama.

Kiana lalu mendekat untuk mengusap kepala Sagara, kaki Kiana bergerak mengelilingi kaki kanan Sagara menjadi guling. Sagara masih saja tak bergerak walau kakinya dijadikan seperti itu.

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now