34. Apartemen Sagara

23.2K 2.1K 24
                                    

"Awan tidak ada.
Langit samar-samar seperti rasa.
Hujan tak tahu ada di mana.
Ini kenapa,
dan kita sebenarnya siapa?"
-Rewrite My Heart-





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



яєωяιтє му нєαят



SAGARA terkejut, ia menundukkan wajah, tangan kanannya bergerak menyusuri permukaan hidungnya yang dialiri darah segar hingga ke bibir atasnya.

Masih dalam keadaan berdiri di lapangan, Kiana buru-buru mengambil kunci mobil dari kantong celana abu-abu sekolah Sagara.

Tak ada waktu bertanya pada Sagara di mana ia memarkir mobil, Kiana cepat berlari bersama ibu jari kanannya menekan tanda gembok terbuka pada benda itu berulang kali hingga Kiana mendengar bunyi buka tutup kendaraan roda empat milik Sagara yang terlalu ia hapal, terletak di samping depan pagar.

Kiana masuk duduk ke kursi pengemudi. Ia menarik napas dalam lalu mengembuskan pelan, meyakinkan diri bahwa ia tak boleh panik. Kiana memaksa diri untuk ingat ajaran mengemudi Sagara satu tahun lalu. Kiana memegang setir dan menekan gas hingga benda itu bergerak menuju tempat Sagara berdiri.

Pintu penumpang di samping pengemudi benar-benar Kiana hentikan di depan Sagara yang berdiri, namun karena Kiana belum terlalu bisa mengerem mobil maka dari itu beberapa detik yang lalu setelah ia berhenti di depan Sagara, badan Kiana sedikit terlempar ke setir mobil Range Rover itu.

"Masuk cepaattt! Tisu di hidung lo darahnya udah tembus!!!" Kiana yang duduk di kursi kemudi, bergerak ke samping menahan diri untuk tidak ceroboh menekan perseneling guna membuka pintu agar Sagara segera masuk.

Sagara berjalan menuju kursi samping pengemudi yang dimaksud Kiana namun keluar lagi ketika di tangannya sudah ada lima lembar tisu. Sahabat Kiana itu mengitari mobil berjalan menuju kursi pengemudi yang diduduki Kiana.

"Nooo," tolaknya. Kiana yang tidak memakai seat belt memudahkan Sagara untuk memindahkan--menyeberangkan cewek itu ke kursi samping yang seharusnya untuk Sagara dengan cara meletakkan tangan kanannya di belakang lutut Kiana dan yang kiri menahan punggung sahabat masa kecilnya itu agar tak jatuh.

Tindakan yang Sagara lakukan semesta tahu harus terjadi karena pasti Kiana akan menolak dan memaksa agar dirinya yang belum pernah mengemudi di jalan raya yang menjadi supir saat ini.

Kiana memutar bola mata kesal, "Arggg!!" walau begitu tangan Kiana tetap memasang seat beltnya sendiri. "Gue mau nyupirin lo kali ini aja!!"

Hidung Sagara seperti orang mati sebab ia lengketkan dua tisu sekaligus mencegah darah keluar lagi. Entah bagaimana cara cowok itu akan bernapas, Kiana tak mengerti, sahabat masa kecilnya ini sok-sokan, pikirnya.

Sagara menggelengkan kepala, ia mengatur kembali driving position atau footrest mundur ke belakang karena Kiana yang sebelumnya sudah mengubah terlalu ke depan sebab badan cewek itu jauh lebih pendek darinya.

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now