82

341 58 7
                                    

Bus berhenti tepat di depan sebuah gerbang kayu yang terlihat sudah agak lapuk sana sini. gerbang kayu tersebut membentang menandakan jalan masuk ke kebun teh yang berada di lereng gunung.

Boruto mendongak kearah gerbang kayu tanpa nama itu.

"Kebun tehnya mana tadz?" cowok berambut kuning itu bertanya kepada ustadz Abu yang kebetulan berdiri disebelahnya.

"Kita jalan ke dalam dulu, lumayan buat olahraga", kata ustadz Abu. Shikadai yang denger langsung menghela napas berat.

"Ngerepotin banget pake jalan segala", desahnya.

Anak anak kelas 10 C pun mulai memasuki gerbang kayu dipandu ustadz ustadz pembimbing. Dan sewaktu Boruto, Mitsuki, Shikadai, Inojin dan Ken akan melangkah bareng ustadz Abu, tetiba mata mereka mendelik kearah bus yang baru aja datang dan parkir di belakang bus 3 alias bus kelas 10 C.

Mata mereka makin melebar sewaktu ngeliat dua orang pertama yang turun dari bus itu.

"HAIIII!"

"Sarada?" Boruto terbelalak, "ah, Cho Cho?"

Cho Cho juga ikut melambai. Sarada menatap mereka satu persatu dengan ekspresi ceria, tak terkecuali Ken. Muka Ken mendadak merah karena diliatin Sarada.

"Ada yang cemburu nih", bisik Boruto di telinga Mitsuki. Si anak uler auto cemberut.

"Ayo, kita masuk. Sarada, Cho Cho, kalian nggak apa apa masuk rombongan kami?" tanya ustadz Abu. Si ustadz yang satu ini sih santai santai aja kalau ada cewek jalan sama temen cowok, apalagi duo cewek istimewa dari Konoha yang emang udah diamanatin buat beliau jaga. Yang penting nggak ada perlakuan aneh aneh.

Sarada dan Cho Cho menoleh kearah ustadzah Hikari yang baru aja turun. Beliau jalan mendekat.

"Abu, kalau mereka mau ikut kamu, jaga mereka baik baik. Saya tau mereka udah kangen berat sama teman temannya", ustadzah Hikari senyum manis. Sarada dan Cho Cho auto bahagia karena diizinin pisah sama rombongan. Mereka berdua lompat lompat sambil melukin ustadzah Hikari.

"Insya Allah. Kalau gitu, kita berangkat duluan", pamit ustadz Abu. Beliau pun melangkah masuk ke dalam gerbang kayu dengan Shikadai dan Inojin di sisi kiri kanan. Sedari masuk, mereka nggak berhenti nanyain beliau tentang asal usul kebun teh.

Cho Cho terpaksa jalan beriringan dengan Boruto dan Mitsuki karena Sarada diajakin jalan berdua sama Ken. Hah, susah emang kalau punya temen lagi kasmaran. Mana mereka asik ketawa ketiwi sambil malu malu lagi.

"Pengen punya gebetan", kata Cho Cho sambil ngunyah chitato yang dia bawa.

"Gebetan lu dua duanya kagak ada yang mau sama lu", cibir Boruto, tangannya dia silangin di belakang kepala. Mitsuki ketawa kecil.

"Suatu saat bakalan ada cowok yang nerima perasaan kamu kok", kata anak uler itu. Mata Cho Cho berbinar.

"Iya kah? Pasti lo orangnya ya?" tebaknya, "tapi sayang banget, gue nggak suka sama lo".

"Dih pede bat lu jadi orang", sela Boruto, "Mitsuki mana mau sama orang kek lu, auto tekor dia!"

Cho Cho berkacak pinggang, "gini gini gue seksi tauk!"

Boruto berdecih, "seksi konsumsi iyeee!" kemudian berlari menyusul Shikadai dan Inojin di depan. Cho Cho geleng geleng kepala. Emang dasar tuh anak mulutnya nggak pernah disaring, sama kayak Inojin.

"Udah, nggak usah dipikirin", ujar Mitsuki yang sekarang jalan berdua sama Cho Cho.

"Ah, biasa aja kok. Oiya, dari dulu gue penasaran, ada orang yang lo suka nggak sih?" tanya cewek itu. Mitsuki menunduk natapin kaki kakinya yang sedang melangkah.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Where stories live. Discover now