13

576 71 11
                                    

Beruntung Ken berpapasan dengan ustadz Abu yang baru aja mau naik ke lantai dua asrama bersama Boruto.

"Ustadz, cepat ustadz! Inojin butuh bantuan", kata Ken terengah-engah. Ustadz Abu langsung ikutan lari ngikutin Ken ke kamar, ninggalin Boruto yang benar-benar bingung mikirin ini si Inojin kenapa.

"Masya Allah!" Ustadz Abu betulan kaget ngeliatin Inojin yang sekarang lagi meronta-ronta di pelukan Shikadai. Masalahnya, kalau Shikadai nggak nahan dia, bisa-bisa si Inojin bikin kamar hancur. Ustadz Abu pun ngelepasin cowok itu dan cepat-cepat bacain ayat Kursi.

"Ya Allah kenapa lagi ini!"

Boruto muncul diambang pintu dan jalan kearah teman-temannya. Ia bergidik ketika ngelewatin Inojin.

"Itu kenapa dia? Ada apa sih?!"

"Kesurupan kayaknya", kata Ken pelan, "pas kami dateng tatapannya udah kosong gitu".

Boruto udah kayak mau maju mendekat kearah Inojin, tapi ditahan sama Mitsuki.

"Jangan dulu, lagi bahaya", katanya.

Setelah ustadz Abu membacakan ayat Kursi, lafaz Alqur'an dan beberapa doa, akhirnya Inojin bisa tenang. Dia udah balik normal, bisa diliat dari matanya yang udah kembali jadi hijau. Anak itu ngos-ngosan.

Ustadz Abu nempelin telapak tangannya ke dahi Inojin. Suhunya juga udah lumayan baik.

"Gue takut", kemudian dia merintih, nutupin wajahnya, "takut! Usir dia!"

Ustadz Abu menerawang ke segala penjuru kamar. Tapi beliau nggak bisa lihat yang aneh-aneh, cuma kelihatan Boruto, Shikadai, Mitsuki dan Ken doang yang diem di pojok sana.

"TOLONG YANG TIDAK ADA URUSAN DI KAMAR INI SEGERA PERGI!" teriak ustadz Abu. Karena anak-anak berempat itu ngerasa, mereka udah ngambil ancang-ancang keluar.

"Bukan kalian".

Mereka pun diam kembali.

"Inojin, buka wajah kamu".

Inojin pun menurunkan tangannya perlahan dari wajahnya. Bayang putih yang sedari tadi ngikutin dia, menghilang begitu aja.

"Gimana?" tanya ustadz Abu. Inojin cuma ngangguk lemah. Boruto, Shikadai, Mitsuki dan Ken pelan-pelan berjalan kearah Inojin dan duduk disampingnya.

"Tadi kamu kemana? Kenapa bisa seperti ini?"

Deg.

Mulut Inojin serasa terkunci. Kalau dia bilang dia sehabis disandera Cho Cho di bekas kamar mandi, bisa bisa dia bakal kena hukuman pawai keliling berduaan sama cewek itu. Nggak. Nggak.

"Saya tanya sekali lagi, kamu habis dari mana?"

Inojin menggeleng tak mau menjawab, membuat ustadz Abu makin kebingungan buat nyari solusi.

"Atau nanti saja kita selesaikan. Sekarang kamu istirahat dulu. Saya letakkan Alqur'an disini", ustadz Abu mengambil Alqur'an Inojin dari atas lemari dan mindahin ke sandingan dinding persis diatas kepala cowok itu.

"Oh iya, kalian, jangan tinggalin Inojin sendirian dulu", beliau bangkit dan pamit keluar kamar, dengan tak lupa menutup pintu.

Ken menghidupkan semua lampu lalu ikut bersandar di sebelah Inojin.

"Lo tuh abis dari mana sih? Tadi gue cariin keliling pesantren tapi nggak nemu!" keluh Shikadai.

"Kamu cerita aja yang sebenarnya, jangan dipendam", lanjut Mitsuki. Inojin cuma natap teman-temannya satu persatu yang sekarang sedang menanti konferensi persnya.

"Gue abis disandera Cho Cho di bekas kamar mandi", cowok itu akhirnya buka suara.

"HEEEEEHHHH?"

"Bekas... Apa? Kamar mandi? Elu ngapain dih? Berdua doang?!" Boruto merasa terhina mendengarnya.

"Nggak ngapa-ngapain. Cho Cho ngiket tangan gue pake tali tadi, supaya gue nggak lari waktu dia minta tolong".

"Minta tolong apa?" tanya Mitsuki penasaran.

Inojin merogoh saku baju kokonya. Ah, masih ada. Dia kira surat itu sudah hilang. Inojin pun memberikannya pada Ken.

"Eh surat lagi?"

"Dari Cho Cho", kata Inojin lemes. Dia memperbaiki duduknya.

"Ya Allah salah apa si Ken bisa dapet dua surat dalam satu hari", Boruto geleng-geleng, "Ken! Bacain!"

Ken membuka amplop biru itu dan membentangkan kertas di dalamnya.

"Dear Ken (aku tahu nama kamu dari Sarada), Aku Cho Cho Akimichi. Umur 16 tahun. Suka keripik kentang. Suka cowok cakep terlebih kamu. Kalau kamu mau jadi temanku, langsung aja whatsapp aku ya, ini nomornya 0876543210. Semoga kamu menerimaku, Ken-chan. Dari Cho Cho", cowok itu menghela napas, "cewek-cewek pada kenapa ya".

"Mana cewek-cewek yang ngirim semua dari Konoha lagi!" Shikadai tambah pusing, "bikin malu aja".

"Mending langsung lo WA deh Ken, ntar dia nyandera gue lagi", tutur Inojin, "males gue".

"Trus Sarada bagaimana?" Mitsuki balik nanya, "dia kan juga suka sama kamu".

"Pacarin dua-duanya aja! Kan enak tuh, hehehehe", usul Boruto ngasal yang langsung dijitak Shikadai.

"Gue nggak tahu, soalnya belum liat mereka kayak apa", kata Ken.

"Oh lo mau liat wajah Sarada? Gampang", Boruto mengeluarkan hpnya yang sudah kembali dan membuka galeri.

"Bilang aja mau pamer hp lu dah balik", timpal Shikadai lagi.

"Heh lu jan resek sama gue terus, pamali", ujar Boruto, kemudian menghadapkan layar hpnya kearah Ken buat liatin foto Sarada, "tuh Sarada!"

Inojin juga nyari-nyari foto Cho Cho di hpnya, kebanyakan foto mereka bertiga sih, tapi nggak papa deh.

"Ini si Cho Cho", kata Inojin menunjuk cewek berambut oranye.

"Dua duanya nggak hijaban ya?" Ken kelihatan kurang sreg, bisa diliat dari wajahnya.

"I-iya sih, mereka di Konoha mana hijaban! Wong semua calon-calon neraka", balas Boruto masih ketawa ketiwi di balik bahu Mitsuki karna takut Shikadai ngejitak dia lagi.

"Lu apalagi! Kayu bakarnya!" semprot Shikadai. Tuh kan. Dibilangin nggak percaya.

Ken masih ragu, mau ngechat atau nggak, tapi dia akhirnya bilang, "minta nomor Sarada".

Mitsuki nyodorin iphonenya ke Ken dengan nomor Sarada udah tertera pada layar.

"Lo nggak jadi ngechat Cho Cho? Plis, demi gue...." kali ini Inojin memelas banget. Ken mendongak.

"Jadi, nomornya kan udah dia tulis di surat, jadi gue nggak perlu minta", balasnya. Cowok itu bernapas lega.

Setelah selesai urusan surat menyurat, mereka pun lanjut mabar mengelilingi Inojin sampai waktu ashar menjemput mereka buat sholat. Inojin yang masih lemes cuman ngeliatin mereka main. Ternyata asyik juga.







GWS INOJIIIIIN!!!! 💛💛

GWS INOJIIIIIN!!!! 💛💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang