12

593 76 1
                                    

Disaat Shikadai kerepotan dan kesusahan nyari keberadaan Inojin, ternyata ini anak diculik Cho Cho dan sekarang lagi disandera di bekas kamar mandi di wilayah pesantren paling belakang. Mana bekas kamar mandinya udah ditutupin semak, banyak lumut, ilalang, dindingnya kotor banget, udah terkelupas, pintunya udah tinggal setengah, ah sudahlah!

"Lo mau ngapa sih? Gue ada pelajaran bahasa inggris nih!" kata Inojin geram. Tapi sekarang tangannya malah diikat tali sama Cho Cho. Cewek berjilbab oranye ini tersenyum.

"Lo kayak yang rajin aja. Gue juga ada pelajaran matematika, sekali-sekali ngebolos lah, santai", balasnya.

"Santai santai pale lu!" Inojin kekeuh nyoba membebaskan tangannya dari tali sialan ini, "lepasin gue ah! Atau gue teriak perkosa nih!"

Cho Cho langsung membekap mulut Inojin dengan telapak tangannya, "bantuin gue plis, kalo gue nggak ngiket tangan lo pasti lo nggak mau bantuin gue".

Sekarang dia ngelepasin telapak tangannya dari mulut cowok itu.

"Bantuan apa hah?! Kalo ngebikin pr lu, ogah gue mah!"

Cho Cho menggeleng, "janji dulu, baru gue lepasin".

Inojin cuma buang muka.

"Janji! Cepat bilang janji!" kekeuhnya.

"aAargh!" Inojin menggeram, mau nggak mau dia pun mengucapkan janji yang biasanya dia ogah ngejanjiin orang-orang karena nggak mau ribet dan banyak utang, tapi kali ini dia mengalah.

Sabar, kata ayah, orang sabar disayang Allah, batinnya dalam hati.

"Gitu dong", Cho Cho tertawa kecil lalu melepaskan ikatan tangan Inojin, "bantuin gue buat deket sama Ken ya".

Inojin yang mendengar langsung batuk-batuk nggak karuan.

"Ngeledek lo ya?" Cho Cho sewot. Cowok itu mengelus dadanya.

"Batuk gue mah!", katanya kesal, "deket sama Ken? Emang Ken mau sama lo?"

Cho Cho mengibaskan hijabnya, "kan gue cantik", katanya. Inojin cuma diem. Capek. Tenaganya udah habis. Mana nggak bisa minum lagi karena puasa.

"Bantuin gue ya? ya ya? Inojin ganteng, eh nggak deng, nggak ganteng".

Yang ditanya terpaksa mengorbankan baju kokonya kotor karena nyander di dinding kamar mandi yang banyak kotoran.

"Ya ya?"

Belum ada jawaban.

"Please, cuma lo yang bisa gue mintain tolong. Sarada udah bertindak tau. Dia udah gercep bikinin surat buat Ken".

Inojin menatap Cho Cho, "hah? Sarada? Nggak salah denger gue?"

"Gue apalagi, tuh anak nggak nyangka kalo dia bisa cinta-cintaan juga. Makanya, bantuin gue biar Ken jadi milik gue".

Cowok pirang itu menghela napas, "ya ya bawel! Apa yang bakal gue lakuin buat lo?"

Cho Cho langsung jejeritan dan lompat-lompat kayak orang kesurupan. Seneng banget ini hati, dapet bantuan dari Inojin.

Sejurus kemudian dia ngeluarin sepucuk surat dengan amplop berwarna biru, "kasih ke dia".

"Nggak kreatip amat, niru-niru Sarada", tukasnya.

"Loh kok lo tau?"

"Lah kan lu yang bilang anying! Gimana sih".

"Oh iya", Cho Cho terkekeh. Nggak lama, mereka ngerasain angin berhembus kencang dihiasi suara kretek-kretek dari ujung kamar mandi.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Where stories live. Discover now