63

403 64 13
                                    

Boruto dan Inojin terkesiap. Langkah kaki mereka seakan beku di tempat, nggak sanggup untuk berbuat lebih dari yang diharapkan.

Terlebih Mitsuki. Dia kaget bukan main. Keringatnya bercucuran hebat. Jantungnya berdegup 2 kali lebih cepat.

Shikadai menggigit bibir.

Ini... Ini bukan seperti yang mereka harapin! Seseorang gantung diri dengan tali tambang yang diikat di plafon atap! Darah pun bercucuran, berasal dari tangan kiri korban. Dibawahnya ada cutter tergeletak.

Apa apaan ini?!

"APA YANG SEBENERNYA TERJADI?!!!!" Boruto berteriak sekuat tenaga meminta penjelasan kepada 3 cowok itu yang juga sama kakunya.

"Dia Hanasaki, beda kelas dengan kami. Dia kelas 10 E! Gue nggak tau dia bakal berakhir kayak gini!" salah satu dari mereka balas berteriak. Badannya gemetar.

Pikiran Shikadai langsung berkecamuk. 10 E? Dia satu kelas dengan Ken.

"Kami juga nggak ngerti sama sikapnya! Tiap malem dia nangis, nulis sesuatu di buku, di kertas, kertasnya dibuang atau dirobek, kadang kadang dia juga suka main api dari pematik yang nggak tau dapet dari mana. Dia laki, tapi kayaknya dia rapuh banget. Dia nggak pernah mau cerita apa masalah hidupnya padahal udah sering ditanyain dan pasti jawabnya gue baikㅡgue baik mulu, tau tau pas balik jadi begini.." cowok itu terisak saking bingungnya sama kejadian ini.

"Tunggu, pasti lo pernah denger dia marah atau pernah liat sesuatu yang dia tulis?" tanya Shikadai cepat.

Cowok itu berusaha berpikir, "dia pernah mencak mencak tentang ortunya. Tapi gue nggak tau masalah dia sama ortunya. Tunggu tunggu, ada 1 lagi, tiap malem dia sering nyebut nyebut nama Ken sambil coret coret buku.. Iya iya, Ken Ichijouji! Dia sekamar sama lo kan?"

Mata Mitsuki membulat. Sejurus kemudian dia membisikkan sesuatu ke Shikadai. Cowok itu ngangguk mengerti lalu balik nanya ke anak tadi, "kasurnya yang mana?"

Anak itu menunjuk kearah kasur sebelah kiri paling belakang. Shikadai langsung berlari masuk ke dalam kamar itu disaat semua orang nggak ada yang berani masuk karena takut.

"Wo-Woi Shikadai! Gila lu?!" jerit Boruto yang kini berusaha ngejar Shikadai, tapi ditahan sama Mitsuki.

"Jangan, kita perlu barang bukti", gumam Mitsuki, kali ini serius natap Boruto, "kita tunggu disini".

Boruto menelan ludah.

Shikadai berhenti di kasur yang dimaksud kemudian mengobrak abrik pelan bantal dan kasurnya. Dia harus nemuin setidaknya 1 bukti tentang Ken!

"Akkkhhh semoga ada", dia lanjut membongkar ransel milik korban dan ngeluarin seluruh isinya. Buku pelajaran, Alqur'an, buku tulis, buku..

Pandangan Shikadai tertuju kepada sebuah buku berwarna navy. Bukan, bukan buku. Tapi binder. Langsung aja cowok itu membukanya. Betapa kagetnya dia sewaktu nemuin foto Ken berukuran 5R nyelip di kantong binder tersebut.

"Astaga..."

"Shikadai! Cepat! Guru guru udah mau naik!" Mitsuki melambai di ambang pintu. Shikadai berdecih. Sial. Siapa sih yang manggil guru guru secepat ini?

Mau nggak mau dia keluar dengan hanya membawa 1 barang bukti.

"Shikadai, lo simpen buku itu baik baik, coba teliti isinya, gue rasa ada yang nggak beres, dan mungkin ada sangkut pautnya sama Ken", cowok tadi menahan tangan Shikadai ketika dia udah keluar pintu.

Shikadai ngangguk, "kalo ada apa apa gue kasih tau lu. Kalo lu masih ada info, kasih tau gue".

Cowok itu juga ngangguk, "panggil gue Yoshio. Gue pengen ceritain ini lebih lengkap, yang gue bilang tadi itu baru setengahnya aja, lo tau lah kita kagetnya gimana. Ikut gue".

Yoshio dan Shikadai pun jalan beriringan menjauhi kawan kawan mereka. Mereka mau ngomong 4 mata.

Semua guru alias ustadz ustadz beserta bapak Kepala sekarang udah berkumpul di dalam kamar tempat terjadinya bunuh diri.

"Woi kalian", Inojin ngepalin tangannya, dia mau ngajak ngomong salah satu dari 2 cowok tadi yang tersisa yang notabene teman sekamar korban.

Salah satu cowok maju kearah Inojin, "Gue Kensuke btw. Ada apa?" tanyanya pelan.

"Kejadian ini.." bibir cowok pirang itu bergetar, "kejadian ini ada hubungannya sama lagu Dust in The Wind hah?!"

Cowok yang bernama Kensuke itu tertunduk lesu, "Hanasaki yang nyetel. Awalnya dia nyetel lagu itu 4 hari lalu, tumben banget dia denger lagu tanpa earphone. Soalnya dia kalo dengerin lagu pasti pake earphone. Dan itu dia setel malem malem sekitar jam 12an. Pas dia nyetel itu, si Yoshio suruh matiin dan bilang jangan pernah denger lagu itu lagi. Kedengeran sampe kamar lo?"

"Boruto! Inoue! Kalian kesini sebentar!"

Itu suara ustadz Abu. Boruto jalan kearah beliau bersamaan dengan cowok yang bernama Inoue, salah satu dari 3 cowok tadi.

Inojin sempat menoleh sejenak kearah Boruto, lalu balik natapin Kensuke, "gue trauma sama lagu itu. Gue beneran nggak nyangka apa yang gue takutin setelah dengerin lagu itu.. Terjadi".

Kensuke menarik napas, "Seandainya kami semua tau apa masalah yang sedang dia hadapin, pasti nggak gini ujungnya", ucapnya menyesal.

"INOJIIIN!"

Inojin auto menoleh ketika denger ada seseorang yang manggilin dia. Itu Ken yang lagi lari lari dengan muka panik.

"Hanasaki... Hanasaki.. Pantesan dia nggak masuk kelas hari ini", mata cowok itu basah. Bisa ditebak dia shock berat.

"Hanasaki temen duduk gue! Gue.. Gue udah gagal buat jadi temennya", Ken melorot di sebelah Inojin. Tangisnya pecah. Inojin yang nggak tega auto jongkok disebelah Ken.

"Harusnya gue paham kenapa dia nggak bisa diajak ngomong. Harusnya gue bisa tanya ke dia apa masalah yang sedang dia hadapin. Gue gagal.. Gue gagal!"

Inojin diem aja, nggak tau mau jawab apa. Lidahnya mendadak kelu.

Ken larut dalam tangisannya, bersamaan dengan datangnya beberapa polisi dan petugas ambulans yang langsung meneliti kejadian, membawa korban, membawa pisau cutter plus beberapa barang barang yang diperluin dan ngasih police line di depan kamar itu.

Nggak lupa anak anak pesantren yang baru selesai belajar mengerumuni tempat kejadian perkara, baik cowok maupun cewek. Nyampur semuanya.

Inojin yang ngeliat semua kejadian ini auto lemes. Beneran dia nggak habis pikir kalau pada akhirnya sama aja kayak film Final Destination yang dia tonton.

Pokoknya kejadian ini terasa beda banget sama misi misi yang udah dia laluin.

"Hahh kayaknya gue bakal ngungsi", ujar Kensuke yang udah terduduk di sebelah Inojin.

"Iyelah mana bisa lo tidur di kamar yang kek begini", sahut cowok pirang itu.

Tiba tiba ustadz Abu, Boruto dan Inoue udah berdiri di depan mereka bertiga.

"Kensuke, Inoue, kalian berkemas dan pindah ke kamar bawah. Bilang ke Yoshio dan Yamane untuk segera pindah sore ini juga", kata ustadz Abu kepada Kensuke, lalu pandangannya beralih ke Boruto, "Boruto, saya tau kamu pasti banyak akal. Kalau kamu dapat info tentang kematian Hanasaki, cepat kasih tau saya, apapun infonya", beliau menepuk kepala Boruto.

"Inojin".

Inojin mendongak.

"Kamu jaga diri. Kamu pasti tau maksud saya", ujar beliau. Cowok itu menunduk dan menghela napas berat.

"Saya pergi ke rumah sakit dulu", sejurus kemudian ustadz Abu langsung lari ke bawah.







WOIIII 😭
Pas bikin chap ini gw bingung mau namain cowok cowok itu siapa dan akhirnya kepikiran tokoh tokoh trickster :(

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz