75

352 58 3
                                    

Akhirnya, hari Minggu, 27 Juni, yang ditunggu tunggu datang juga. Hari dimana warga pesantren bakalan darma wisata selepas ujian akhir semester.

Geng udel sekarang disibukkan dengan kegiatan packing, walaupun yang di packing cuma sebatas pakaian ganti, cemilan sama air minum botolan.

"Eeeh", Inojin menghentikan kegiatan packingnya. Tiba tiba cowok itu menghela napas berat.

"Nape?" tanya Shikadai. Dia lagi bongkarin semua isi ranselnya dan ngeletakin barang barangnya di sudut kamar. Maklum sekarang kan mereka nggak punya lemari. Jadi barang barang termasuk pakaian cuma didiemin di dalam ransel.

"Obat obatan gue nggak ada masa. Keknya tinggal di kamar", keluh Inojin, "tapi rasanya gue masukin kok".

"Yang pake kotak kayak tempat pensil itu kan?" Boruto mastiin. Inojin ngangguk kemudian berdiri. Sebenernya dia nggak mau balik ke kamar itu lagi, tapi apa boleh buat kan ya. Obat obatan itu tuh penting banget, apalagi disaat mau darma wisata gini.

"Perasaan udah kamu masukin ke dalam ransel kan waktu itu?" Mitsuki ikutan nimbrung. Dia inget banget Inojin udah masukin kotak obat kepunyaan dia ke dalam ransel sewaktu packing pas pindahan.

"Iye makanya. Tapi kok nggak ada gitu. Gue cek aja deh kesana".

"Lo yakin? Gue temenin gimana?" tanya Ken. Inojin menggeleng. Matanya mengarah ke ventilasi kamar dimana cahaya matahari perlahan mulai masuk.

"Gosah. Kalian tunggu disini aja. Lagian hari udah pagi, nggak ada yang perlu ditakutin lah", Inojin pun membuka pintu lalu menghilang di balik pintu. Padahal baru aja Shikadai mau ngingetin kalau nggak baik pergi sendiri. Tapi yaudah deh. Dia juga mager nyusulin.

Selepas ditinggal Inojin, diam diam Mitsuki diselimuti perasaan aneh. Otaknya mikir keras. Dia inget banget kok kotak obatnya Inojin tuh udah masuk ke dalam ransel, masa ngilang gitu aja kan nggak lucu.

"Tuh anak nggak konsisten, katanye nggak mau balik kesana, itu balik die!!" Boruto misuh misuh. Dia ngeletakin ranselnya di dekat pintu.

"Kamu bawa apa aja?" Mitsuki beralih bertanya ke Boruto. Ditepisnya perasaan aneh yang sempat nyelimutin dia beberapa saat.

"Pakaian ganti doang. Eh botol minum juga deng", kata Boruto yang sekarang balik rebahan disamping Mitsuki, "lama amat lu packing btw".

Mitsuki memasukkan sehelai kaos putih bertuliskan konohagakure pemberian Boruto dan celana pendeknya ke dalam ransel lalu menutupnya, "udah selesai kok".

"Mabar kuy", Shikadai ikut duduk di sebelah Mitsuki. Tangannya udah siap sedia bertempur di layar hp.

Karena mereka semua udah selesai packing, jadilah Boruto, Mitsuki, Shikadai dan Ken mabar sejenak sebelum mandi. Lagian mereka baru bakalan on the way darma wisata tuh jam 9. Masih ada 3 jam lagi buat nyantai.

"DIH ANJING AWAS LU SHIKADAI ANJING!!" Mulai deh Boruto mencak mencak.

"ELU YANG AWAS, LAGIAN SKIN YANG LU PAKEK NGGAK GUNA BANGET!" balas Shikadai.

Mitsuki ngeliatin Ken yang udah ketawa ngedenger mulut mereka berdua adu gelud.

"GESREK AMAT LU JAMEEEET!"

"BILANG AE LU NGGAK BISA MAIN DASAR BEGO!!"

Udah hampir setengah jam mereka mabar, Inojin belum juga muncul. Mata Mitsuki mengarah ke pintu, lalu mengarah ke jam dinding yang lagi nunjukin jam 6.25. Ngambil kotak obat emangnya selama itu ya? Baru kali ini loh dia securiga ini sama orang, apalagi sama kawan sendiri.

"Inojin kok belum balik?" tanya Mitsuki ke mereka bertiga.

"Nyangkut dia tu di kantin", ujar Boruto tanpa ngeliat ke Mitsuki. Dia asik pantengin layar.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon