8

721 80 4
                                    

Hari pertama puasa adalah hari pertama mereka belajar juga. Jangan sangka Boruto, Inojin, Mitsuki dan Shikadai bakal satu kelas ama Sarada dan Cho Cho. Mereka tetap dipisah layaknya asrama.

Dan mereka berempat dapat kelas 10 C. Si Ken nih yang malang, dia sendirian di kelas 10 E!

Boruto kayak udah nggak kuat ngedengerin ceramahnya ustadz Absar tentang persamaan dan fungsi kuadrat. Yoi, ustadz Absar itu guru matematika. Dan seperti biasa, matematika itu ngebosenin parah. Ditambah lagi puasa. Makin edan otaknya.

Mitsuki yang duduk satu meja sama Boruto langsung nyenggol lengannya waktu ustadz Absar berkeliling sambil ngejelasin. Anak itu malah merem nggak tau tempat.

"Banguuun, ntar kena hukum", bisik Mitsuki. Tapi Boruto cuma ngeyel. Sampai-sampai ustadz Absar berhenti di dekat Mitsuki. Mitsuki cuma senyum salah tingkah.

Pandangan ustadz Absar langsung beralih ke Boruto. Beliau langsung putar arah dan mukul lengannya pelan buat bangunin tuh anak.

"Kan udah gue bilang jangan bangunin sebelumㅡ"

"Sebelum apa?"

Mendengar suara ngebass yang bener-bener beda dan pastinya bukan suara Mitsuki nan polos, Boruto langsung duduk tegap sambil cengar-cengir.

"Eh pak ustadz, nganu, maap ustadz saya khilap", kekehnya.

Ustadz Absar geleng-geleng, "kamu berdiri, angkat meja yang dibelakang itu".

Boruto menghela napas. Apes bener nasibnya di pesantren. Mana baru hari kedua lagi.

Cowok itu pun segera melaksanakan perintah ustadz Absar. Setelah meletakkan meja yang dimaksud ke depan kelas, ia berdiri disampingnya.

"Abdul, kamu kasih pinjam kursi kamu sebentar", suruh ustadz Absar ke anak cowok yang duduk di depan. si Abdul ngangguk dan langsung ngasih kursi ke Boruto.

"Kamu naik keatas meja", perintah beliau lagi. Boruto cuma diem dan naik lalu Abdul langsung mengambil kursinya balik.

"Karena saya lagi baik, kamu cukup pegang telinga kamu dua-duanya dan berdiri disitu sampai jam pelajaran saya selesai".

Buset dah. Dengan berat hati Boruto megang kedua telinganya dan jadi tontonan anak-anak kelas yang sekarang pada ketawa sembunyi-sembunyi kecuali Mitsuki dan Shikadai. Si Inojin nih malah ketawa paling kenceng! Dasar anaknya Pak Sai!




👦🏼👩🏻👦🏼👩🏾‍🦰👦🏼👦🏻



"Lo kalo mau ngetawain gue kira-kira dong volumenya", kata Boruto sewaktu mereka berempat sedang neduh di atas pohon jambu di belakang asrama putra. Inojin cuma cengir doang.

"Kalo lagi nggak puasa udah gue jabanin nih jambu", kata Shikadai sedari tadi asyik metikin beberapa.

"Nah itu lo mau ngapain sat? Maling?" balas Boruto ketika melihat baju Shikadai udah penuh sama jambu-jambu merah ranum.

"Niatnya kan buat buka puasa", katanya kalem.

"Boljug tu biar lo mencret", sindir Inojin, "eh bentar lagi ashar, jan lupa abis ashar kita ada pelajaran tahfidz".

"Itu apa?" Mitsuki akhirnya buka suara setelah dari tadi cuma diam-diam bae.

"Ngafal surah alqur'an. Untungnya kalo juz 'amma gue udah lumayan hafal", sombongnya.

"Gue doain hafalan lu ilang semua dari otak lu!" sela Boruto sambil manjatin dahan yang lebih tinggi. Rencananya mau bantuin Shikadai maling jambu.

"Apasih anjing, ngegas ae".

"PUASA! PUASA!" soraknya dari atas.

Inojin refleks megang mulutnya. Eh iya, lupa kalo dia lagi puasa.

"Mitsukiii! Cariin kantong dong! Nggak muat nih!" tiba-tiba si Boruto teriak lagi nyuruh Mitsuki nyariin kantong. Cowok itu mah mau-mau aja. Pergilah dia ke kantin asrama buat minta kantong gede.

"Seenak jidat lu ya tong nyuruh orang! Untung dia mau", Inojin ngomel-ngomel kasian ngeliat Mitsuki ngalah terus sama Boruto. Yang dibilang nggak ngerasa bersalah.

"Ntar kalau dia pergi lagi nyari temen baru, jan nangis".

"Dia sobat gue, nggak bakal pergi dia mah".

"Nggak inget lu apa dia pernah kabur dari desa? Lu sih, egois terus".

Boruto diam. Benar juga sih, waktu itu Mitsuki kabur karena ngerasa nggak diperhatiin sama dia, Mitsuki belum selesai ngomong udah disela, Mitsuki nanya pendapat dijawab ngawur, Mitsuki ngeluh sakit disuruh santai, dan lainnya.

"Diem kan lu".

"Boruto, aku dapat kantongnya", Mitsuki langsung naik keatas pohon dan ngasih kantong plastik hitam gede ke Boruto.

"Makasih banyak loh, udah bantuin gue", Boruto senyum, yang sukses bikin Mitsuki keheranan. Nggak biasa-biasanya si Boruto senyum lebar kayak gini, soalnya.

"Gue sama Mitsuki duluan ke mesjid! Mitsuki, kuy", Inojin melompat turun dari pohon. Mitsuki yang sedang bingung, ngeliatin Boruto lagi.

"Aku duluan ya", katanya pelan, lalu melompat turun menyusul Inojin dan kini mereka sudah keliatan berjalan menuju mesjid sambil ngobrol.

Boruto menatap kepergian sahabatnya itu. Apa iya dia terlalu egois dengan Mitsuki?

"Nape lu?" Shikadai melompat ke samping Boruto yang sedang merhatiin Inojin dan Mitsuki sampai mereka hilang di pertigaan.

"Gegara omongan Inojin? Udahlah, tu anak emang nyelekit".

"Menurut lo gue egois?" tanya Boruto tiba-tiba, "serius gue".

Shikadai menghela napas. Nggak biasanya temannya yang satu ini bisa kemakan omongan Inojin juga.

"Ya nggak gitu juga, coba lo lebih merhatiin Mitsuki, jangan pas lo ada maunya baru baek-baek ke dia, kayak minjem hp kemaren tuh. Anaknya nggak marah kan lo minjem hpnya sampe ambyar? Fix dia tulus jadi sobat lo", nasehatnya.

"Yaudah berarti sekarang giliran gue yang merhatiin dia kan?"

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Where stories live. Discover now