69

419 58 12
                                    

Mau bikin chap uwu dulu 💦





Sedari tadi Sarada gelisah diatas kasur, bolak balik kiri kanan mulu sampe sampe Cho Cho yang belum tidur jengah ngeliatinnya.

Masalahnya hari udah jam setengah 2 malem, tuh cewek masih juga berisik.

"Tidur woi!" bisik Cho Cho agak keras.

"Nggak bisa tidur", jawab Sarada, "kepikiran Ken. Hati gue nggak tenang. Rasa ada sesuatu".

"Lo chatlah dia", ujar Cho Cho lagi.

Sarada menggeleng, "udah tidur dia. Dari jam 11 tadi", cewek itu beranjak duduk sambil ngeliatin hpnya, "gue telfon Mitsuki aja kali ya".

Cho Cho berbalik munggungin Sarada, "yodah serah lo. Tapi jan keras keras. Oiya, tanyain Inojin sekalian kabarnya gimana okeh okeeh".

Sarada duduk kemudian nyari nyari kontak Mitsuki dan mandangin nomornya sejenak. Dia pengen nelfon via pulsa, soalnya kalo via whatsapp pas malem suka lemot. Lagian lumayan lagi ada paket nelfon awal bulan yang sama sekali belum kepake.

Moga dia belum tidur, batinnya. Dia pun menekan nomor Mitsuki sembari ngedeketin hp ke telinganya.

Lama cowok itu mengangkat, sampe nunggu beberapa detik kayak nungguin operator ngomong kalau kalau telfonnya nggak diangkat.

"Halo?"

Terdengar suara serak dari seberang sana. Sarada menghembuskan napas lega. Hamdalah diangkat juga.

"Mitsu, belum tidur kan?" tanya Sarada pelan, lebih kayak bisik bisik.

"Eh, Sarada? Belum, belum kok".

Cewek itu merengut. Suaranya serak banget gitu, pasti tadi udah tidur dan kebangun gara gara dia telfonin.

"Boong, lo udah tidur kan? Maaf ya gue ganggu. Gue matiin aja nih?"

"Jangan. Nggak usah. Aku masih bangun kok", jawab Mitsuki, "bentar Sar, aku keluar dulu, nggak enak sama yang lain, udah tidur soalnya".

Terdengar bunyi kunci diputar dan pintu dibuka tutup.

"Aku udah diluar", sambung cowok itu.

"Kok lo berani keluar?" tanya Sarada heran, "kan kamar sebelah lo orangnya abis gantung diri".

"Aku tidur di mesjid, di kamar gharim, yang lain juga".

Sarada makin kaget, "loh kok bisa? Kalian kenapa? Ada apa? Pasti ada yang nggak beres kan?"

"Nggak usah khawatir, kita nggak papa kok, nggak ada apa apa", elak Mitsuki.

"Boong! Kenapa sih lo boong mulu males ah! Gue tau pasti ada apa apa sama kalian!" Sarada bersungut sungut. Terdengar helaan napas panjang dari cowok itu.

"Kita digangguin. Badan aku memar memar. Ken, Shikadai, Inojin, Boruto juga gitu. Cuma Inojin paling parah. Lengannya kayak ada yang nyakar".

Sarada tercekat. Ia menggigit bibir, "lo serius? Kok Ken nggak cerita?"

"Mungkin nggak mau bikin kamu khawatir, besok kamu jangan marahin dia karna dia nggak cerita".

"Kenapa?"

"Biar dia nggak makin down. Kamu tau kan yang meninggal itu teman sebangkunya?" tanya Mitsuki.

Sarada refleks mengangguk, "iya tau. Kalo itu Ken udah cerita. Kamu sih nggak pernah chat gue lagi! Biasanya kalo ada apa apa lo chat. Lo udah jauh aja ah males ah!"

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Where stories live. Discover now