44

466 59 2
                                    

Sesampainya di stasiun desa Suna, Shikadai, papa Shikamaru dan mama Temari langsung menuju pintu utama stasiun untuk menemui om Gaara yang katanya jemput. Beliau bela belain ambil cuti sehari.

Dan ternyata Shinki juga ikut jemput dong.

"Adik!" Temari auto melukin Gaara pas temu.

"Masih juga dipanggil begitu, malu sama anak", Gaara ketawa.

"Yeu kan lo adik gue!" Temari memukul bahu Gaara pelan. Kemudian Shikamaru juga ikutan meluk beliau. Shikadai juga nggak lupa salam cium tangan.

Sedangkan Shinki cuma diem di belakang Gaara. Dia cuma ngeliatin datar sosok sosok dewasa yang lagi melepas rindu, plus juga ngeliatin Shikadai dari kepala sampe kaki. Shikadai yang ngeh diliatin, balik ngeliatin tuh sepupunya. Awalnya dia ngasih senyum, tapi Shinki nggak bales. Yaudah nggak usah senyum lagi sekalian.

Lagian pelit amat cuma senyum doang ish.

"Eh Shinki sini nak", Gaara menarik tangan Shinki supaya tuh anak maju ke depan, "salim dulu sama tante dan om".

Shinki salam cium tangan sama Temari dan Shikamaru.

"Makin ganteng ya", Temari mengacak rambut Shinki, tapi mukanya tetep datar pisan. Kemudian beliau mengambil tangan Shinki dan ngasihin sebuah paper bag ke tangannya.

"Buat kamu", lanjut Temari, "dimakan ya abis buka. Coklatnya enak loh, oleh oleh dari om Shikamaru, dari Belanda, baru pulang dua hari kemaren".

Shinki menerima paper bag yang dikasih Temari, "makasih", jawabnya singkat, sekali lagi, tanpa senyum.

Shikadai geram dibuatnya, tapi cuma bisa dia simpen dalam hati. Ini anak mau gelud yak? Nggak ada sopan sopannya sama orang tua.

"Ayo ke mobil. Shinki, bawakan koper om Shikamaru", suruh Gaara kepada anaknya. Shinki pun mengambil koper Shikamaru dan membawanya jalan duluan menuju mobil.

"Yah, ayah nggak marah liat sikapnya?" bisik Shikadai ke bokapnya disaat mereka jalan paling belakang.

"Nggak. Walaupun dia begitu, dia berbakti sama om Gaara", kata Shikamaru, "kamu harus bisa menemukan sisi lainnya. Nggak boleh menilai orang cuma dari satu sisi. Ayah liat setiap kamu ketemu Shinki, kamu selalu nggak tahan buat ada disamping dia. Padahal, ayah yakin kamu bisa bikin dia berubah jadi orang yang lebih baik. Kalo bukan kamu, siapa lagi? Kamu itu sepupunya, Shikadai Nara. Kamu harus bisa dekat sama dia".

Shikadai manggut doang. Lagian mana tahan sih deket deket sama Shinki, baru ketemu aja udah dikacangin mulu.

Gaara membuka bagasi belakang dan membantu Shikamaru masukin koper beserta tas Temari, ransel Shikadai dan beberapa kardus yang isinya oleh oleh juga bantuan untuk panti asuhan di Suna.

"Lo yang bawa mobil?" tanya Temari ke Gaara.

"Untuk saat ini iya. Kalau tadi Shinki yang bawa".

"Oh", Temari membuka pintu belakang lalu masuk diikuti Shikadai. Shinki yang mau muter arah buat ke pintu depan, langsung dicegat sama bokapnya.

"Kamu duduk di belakang, om Shikamaru di depan", kata beliau. Shinki merengut. Dia pun membuka pintu belakang dengan kasar lalu duduk menghempas di sebelah Shikadai.

Gaara cuma bisa geleng geleng liat kelakuan anaknya yang satu ini.

Setelah semuanya masuk, Gaara menghidupkan mobil dan melesat keluar stasiun. Baru juga beberapa meter jalan, keadaan mobil udah berisik banget karna Temari, Shikamaru dan Gaara asyik ngobrol sambil ketawa kenceng. Obrolan mereka juga kayaknya ngalor ngidul nggak jelas, semacam obrolan dewasa gitu. Anak anak mana paham. Makanya Shikadai cuma bisa diem. Matanya melirik kearah Shinki yang dari tadi natapin jalan.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Where stories live. Discover now