56

414 57 2
                                    

Malam pun datang dan sekarang udah nunjukin jam 10.

Geng udel duduk mengelilingi api unggun yang berkobar sambil bakaran marshmellow yang dibawa Cho Cho. Yang paling doyan makan marshmellow lumer ya Boruto. Berkali kali dia nyomot marshmellow tanpa sepengetahuan Cho Cho yang ada disampingnya karena tuh cewek asik ngobrolin korea korean sama Sarada. Nyomotnya nggak nanggung nanggung lagi. 5 biji sekaligus diambilin. Pas mau nyomot buat yang ke 7 kali, eh ketahuan. Cho Cho auto murka.

"Idih pelit amat baru juga ginian", ledek Boruto. Tangannya tetap menggerayangi plastik marshmellow buat berusaha ngambil 5 biji lagi.

"Nggak!!!! Gue cuma bawa seplastik!" omel Cho Cho.

Boruto merengut, "sekali ini doang deh".

Tapi Cho Cho mana mau. Dia menggeleng dan ngerebut balik plastik marshmellownya. Nyesel dia naruh marshmellow itu diantara badan dia sama Boruto.

"PELITTTT!"

"Makanya jan rakus ntar pantat lo lebar", sindir Inojin. Fix mulut bar bar nya udah balik.

Boruto pindah duduk ke belakang Mitsuki yang dengan senang hati nawarin dia setusuk marshmellow lagi. Katanya sih dia udah kenyang gegara makan ramen. Ah masa sih. Wong cuma makanan angin gini.

Pas lagi nikmatin marshmellownya Mitsuki, matanya tertuju ke sebuah botol mineral kosong di dekat tenda. Tiba tiba terlintas sebuah ide. Langsung aja dia mengambil botol itu.

"Guys maen yok", katanya. Semua pasang mata auto ngeliat kearah Boruto.

"Maen apa?" tanya Shikadai.

"Random minds", Boruto nunjukin botol mineral yang dia ambil, "ntar botol ini diputer, kalo tutupnya ngarah ke kalian, kalian wajib bilang apa yang sedang kalian pikirin. Nggak boleh nggak".

Mitsuki, Shikadai, Inojin, Sarada dan Cho Cho saling tatap satu sama lain.

"Hm boleh", Shikadai setuju. Inojin juga. Sarada dan Cho Cho juga setuju banget. Kesenengan gitu mereka. Mitsuki juga setuju. Dia mah always agree sama apa yang dilakuin Boruto.

Seketika mereka berenam bikin kelompok duduk baru dan nggak ngelilingin api unggun lagi. Boruto meletakkan botol tadi di tengah tengah mereka.

"Yuhuuu", cowok itu mulai muterin botol. Muka mereka langsung antusias nungguin botolnya berhenti.

"Teretteretteterett..", mulut Boruto komat kamit. Botolnya hampir berhenti cui.

Syuuuuut~

"WOEEEEE!" Boruto teriak dan auto nunjuk Shikadai yang sekarang mukanya mendadak tegang. Dia dapet giliran pertama ceritain apa yang sedang dia pikirin yey!

"Nggak boleh boong ea", kata cowok berambut kuning itu. Shikadai nelen ludah.

"Nape muka lo tegang gitu hah?" Inojin jadi curiga, "mikirin adegan mesum lo ya?"

"Mulut lo anjing", Shikadai menamplok muka Inojin dengan tangannya. Dasar si bar bar enteng banget tuh bibir ngeracau.

"Heheh gue makin yakin nih", ujar Boruto pake senyam senyum nggak jelas.

"Ih Shikachu kok bisa gitu", Cho Cho merengut, "ternyata otak lo kotor. Gue pikir lo masih suci".

"Si bangsaaaat", gigi Shikadai gemeletuk saking tegangnya. Tangannya narikin kerah kaos Inojin. Dia nggak bisa ngelepasin si udel ini gitu aja. Semua gara gara dia nih.

"Kalo lu nggak lagi mikirin gituan tinggal jawab lah! Payah banget", Boruto senderan di punggung Mitsuki, "cepetan kite nungguin".

Inojin udah meronta ronta minta dilepasin. Lehernya serasa dicekik karena tangan Shikadai erat banget megangin kerah kaosnya. Kasian elah.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Where stories live. Discover now