14. Kamu Begitu Abu-Abu

Mulai dari awal
                                    

Sagara duduk mendekat ke arah Kiana yang berada di meja makan menyajikan martabak dan coklat panas yang tadi ia bawa.

"Udah cocok jadi mama," ucap Sagara tak sadar.

"APA? GUE KAYAK MAMA-MAMA?" pekik Kiana menghentikan aktivitasnya yang menuangkan minuman ke dalam gelas.

Sagara tertawa keras. "Kidding, stop being serious, Ana." Sagara berujar santai. "i miss mom. And... yea--aight mommy!"

Kiana tertegun sebentar, lalu kemudian mendekatkan kepalanya mendekati Sagara, menatap lama iris hazel sang sahabat.

Dia melenggang pergi kemudian.

Suka cara kamu senyum bukan berarti dia suka kamu. Paham, 'kan?



яєωяιтє му нєαят






Kiana menggoyang-goyangkan kakinya mengikuti irama lagu yang terdengar di telinganya. Cewek yang sedang duduk di pinggir lapangan itu menyerngit sebab melihat Sagara yang tadinya tengah mendribble bola basket, sekarang malah berjalan ke arahnya.

"Ngapain di sini? Panas, Na." Sagara berdiri tepat di hadapan Kiana guna menutupi cahaya terik matahari yang membakar kulit Rain Girlnya.

Kiana sedikit mendongakkan kepalanya dan memicingkan matanya melihat ke bola mata Sagara. "Saga, kaki gue sakit."

Sagara memposisikan tangannya di atas kepala cewek itu agar penglihatan sang sahabat tak terganggu karena sinar matahari. Cowok dengan tinggi semampai itu lalu menjongkokkan dirinya melihat goresan luka merah di lutut Kiana.

"Kok bisa gini?" tanya Sagara seraya memperhatikan luka-luka lain di area Kiana.

"Gak tau. Tadi gue jalan, kan, terus waktu di koridor kelas sepuluh, lantainya tiba-tiba licin, dong," papar Kiana dan ikut melihat lututnya. Jadilah kepala sepasang sahabat sejak umur 3 tahun itu bersentuhan.

Sagara yang tadinya menunduk, sekarang mendongakkan kepalanya melihat cewek itu intens. Ah, kepala mereka berdua sangat dekat.

"Kok bisa licin?" tanya cowok itu sesekali meniup pelan luka di lutut Kiana.

"Gak tau. Jangan-jangan ... minyak bumi bocor! Gawat Saga. Kita panggil PLN gimanaaa!?" histeris Kiana dengan memegang kedua pipi Sagara.

"Bocor pale lo. Lagian kalaupun bocor, walau gak mungkin, ya, ngapain ngadu ke PLN, sih, Kecil?" geram Sagara lalu kemudian melanjutkan aktivitas tiup-meniup pada lutut Kiana.

"Kecil-kecil. Gue ini Kiana yang bodygoals, ya! Makanya cowok-cowok banyak yang jadi fans gue." Kiana berlagak seperti ikan dugong di tepi lautan saat mengatakan hal itu.

Sagara melihat intens bulu mata Kiana yang bergerak-gerak. "Dih, ngapain harus bodygoals? Lo gini imut, kok, gue suka," jujur Sagara.

Memang sudah tabiat cowok itu menyuarakan pendapat sesuai dengan hatinya. Maka dari itu, dia diangkat menjadi pengendali Geng EAGLE setelah Jio, kakak kelas yang tahun lalu sudah tamat dan sekarang tengah berada di Kanada.

"Gimana mau pulang?" tanya Kiana. "Telpon papa aja gimana?" Cewek itu merogoh kantung roknya berniat untuk menelpon sang papa.

"Ngapain?" Sagara menarik dan meletakkan tangan Kiana di lehernya dan menggendong sahabatnya itu mudah.

"Sagaaa!" Kiana menggeram. Cewek itu menyembunyikan wajahnya di dada Sagara karena malu.

Ah, lihatlah ini. Banyak orang-orang yang menghentikan aktivitasnya hanya karena dua sejoli yang berjalan di tengah lapangan itu.

"Saga urat malu lo udah putus!" desis Kiana saat Sagara mendudukkannya di motor hitam cowok itu.

"Ngapain malu? Orang gue gak ngapain-ngapain lo." Sagara memberi kode pada anggota basket agar dia pulang terlebih dahulu.

"Nyenyenye," ejek Kiana.

Kedua orang itu membelah jalan raya. Sesekali Kiana menunjuk-nunjuk ke arah gerobak es dawet yang di pinggir jalan, agar Sagara mau berhenti dan membelikannya.

"Saga, udah tempat es dawet keenam, masa gak mau berhenti, sihhhh," teriak Kiana kesal. "Stop procrastinating!"

"Ck, kaki lo dulu," kata Sagara tak menghiraukan cewek yang sedang memberenggut di belakangnya.

"Jadi hari ini gak bisa, kah?" tanya Kiana dengan nada lirih.

"Nanti gue beliin."

"Betul, ya?" Kiana memastikan ucapan cowok itu.

"Iya."

"Kok, singkat? Gak betul, ya?"

"Iyaaa, Kiana Sharetta--"

Bruk.




яєωяιтє му нєαят




[ Wattpad esterspy_ ]

Saga Kiana lama tinggal di Aussie dulu, jd mereka lebih sering pakai bahasa Inggris sehari2, diselipin gapapa, yup.

duhh maap yaaa ngaret, thank you udah baca part ini! jangan lupa vote :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

duhh maap yaaa ngaret, thank you udah baca part ini! jangan lupa vote :D

follow Instagram;
@esterspy
@wattpadester
@mayoree.id
@kianasharettaa
@sagara.aiden



esterspy

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang