03. Ada yang Suka

Começar do início
                                    

Aneh?

Iya, kalau kata Kiana.

Namun... jika Sagara tetap menetap di Aussie dan mereka berpisah, maka Kiana bersumpah kalau dirinya benar-benar tidak akan berkata aneh lagi jika sahabat masa kecilnya itu ingin ikut terbang ke Jakarta.

Sagara tak lagi bingung jika melihat Kiana yang menangis saat dia luka-luka seperti ini. Sagara tahu bahwa Kiana yang selalu memasang sok sebal atau marah, namun sahabatnya sejak umur 3 tahun itu menyimpan rasa simpati besar pada dirinya.

Cewek pecinta hujan itu selalu sabar mengobati Sagara. Tak pernah lelah ataupun menolak jika dirinya ini meminta untuk ditemani latihan basket.

Tak bosan untuk mendengar keluh Sagara karena kedua orangtuanya yang hampir tiap hari memecahkan piring dan barang-barang lainnya saat di Australia.
Kiana ... sangat-sangat berarti di hidupnya.

Mereka melengkapi satu sama lain.

Kiana dan Sagara adalah sepasang sepatu kanan dan kiri.

Mereka akan terus seperti ini ... selamanya.



яєωяιтє му нєαят





Siang ini dengan banyak hansaplast di sebagian tubuhnya--karna Kiana malas pakai kain kasa--, Sagara meletakkan kepalanya di paha Kiana yang sedang membaca novel. Keduanya berada di sebuah bukit─yang katanya dulu tempat orangtua Kiana sering berkunjung.

"Ah, endingnya nyesek!" ujar Kiana. Rautnya kesal. Novel itu bercerita tentang seorang pacar yang lebih mementingkan sahabatnya─karya Lala, novelis SMA Tunas Bangsa yang bukunya sudah tersebar di mana-mana.

Sore ini langit cerah. Oleh karena itu Sagara menjadi fotographer dadakan atas suruhan Rain Girlnya ini.

"Saga, gue lucu kan, kalau pakai topi EAGLE begini????" tanya Kiana antusias. Cewek itu berdiri dan menarik badan Sagara, lalu memakaikan topi yang satu lagi ke kepala sang sahabat.

"Walau gini, im taller than you ya!" Afirmasi Kiana dengan susah ketika memasang topi hitam di kepala Sagara. Tinggi badan mereka yang beda jauh menyebabkan itu semua. Sagara mah iya-iya saja kalau Kiana bilang bahwa cewek itu yang lebih tinggi daripada Sagara, padahal kebalikannya.

Kiana kesal sekali memang. Padahal dia sudah sering lompat-lompat seperti katak di kamar, sampai mamanya datang dan menegurnya.

Oh, ya, Sagara selalu membawa kamera jika mereka berdua ke tempat ini. Kembali, itu semua adalah permintaan ratu es qdawet--siapa lagi kalau bukan Kiana. Yang paling parah juga Kiana akan terus meminta seperti anak kucing jika Sagara tak mau ikut berpose.

"Oke, mantap! Saga-nya Ana udah cocok jadi tukang poto." Sagara mendelik ke arah cewek itu.

"Photographer, Na. Beda sama tukang poto," geram Sagara sampai-sampai ia ingin memasukkan cewek itu ke santan es dawet Mang Topan, langganan mereka─tepatnya Kiana saja, sih.

Sagara meletakkan kameranya di tanah. Kiana meminta supaya hasil fotonya nanti backlight ala-ala selebgram. Sagara akan melakukan apa pun yang diminta cewek itu, kecuali jika melewati batas. Seperti tidak memakai jaket saat hujan, memakai rok seperti kemarin, yang pendeknya satu sentimeter di atas lutut.

"Satu ... dua ... tiga!" Kiana menghitung perlahan, padahal Sagara sudah menyetel timer di kamera itu. Dasar Kiana!

Cewek yang sekarang rambutnya dikuncir kuda itu mengambil pose menghadap pada sang sahabat. Tulisan EAGLE terpampang jelas di topi masing-masing. Ya, itu adalah topi yang sering dikenakan anggota EAGLE.

Cekrek.

Terdengar bunyi khas jepretan, Kiana membuka topinya dan memasangkannya pada kepala Sagara

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Terdengar bunyi khas jepretan, Kiana membuka topinya dan memasangkannya pada kepala Sagara. Cewek itu buru-buru melihat hasil kamera dan ... perfect!

Sagara mengembuskan napas pelan karena saat ini dirinya seperti penjual topi. Cowok itu kemudian ikut melihat kamera ketika sahabatnya itu terus berdecak kagum─mengagumi foto mereka.

"Widih, kok lo udah cakep, ya, sekarang," puji cewek itu, lalu kemudian menarik tangan Sagara untuk duduk melihat foto mereka.

"I am." Sagara kembali merebahkan kepalanya di paha cewek itu.

"Kok, bisa, ya? Dulu, kan, lo burik," ujar Kiana begitu saja, sebelum akhirnya menepuk-nepuk pelan rambut Sagara karena cowok itu sekarang memegang dada─pertanda sabar.

"Iya, Na. Iya," pasrah cowok itu lalu kemudian memejamkan matanya sambil menikmati semilir angin sepoi-sepoi yang datang menyapa.

"...Saga."

"Hm?"

"Gue ... tadi pagi ditembak anak kelas 12 MIPA 2."




яєωяιтє му нєαят






[ follow Wattpad agar dapat notif setiap update esterspy_ ]

Share Rewrite My Heart ke instagram, facebook, dan whatsapp, semoga bisa terus berlanjut.

Share Rewrite My Heart ke instagram, facebook, dan whatsapp, semoga bisa terus berlanjut

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.


follow Instagram;
@esterspy
@wattpadester
@mayoree.id
@kianasharettaa
@sagara.aiden



--esterspy
2021

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora