Chapter 1 | perkenalan unik

Comenzar desde el principio
                                    

"Ikut aku ke ruang kerja," ucap Sean saat menghampiri Albert.

Albert langsung mengikuti Sean di belakang. Langkah mereka terhenti saat sudah berada di dalam ruang kerja. Langsung saja Albert mengunci pintunya.

"Kau saja yang selamat atau yang lainnya juga?" tanya Sean santai.

"Ada yang tidak selamat diantara kami. Sekitar lima sampai tujuh orang. Aku tidak terlalu tahu tentang itu," balas Albert.

"Kita bahas hal ini besok saja bersama HA. Istirahatlah Albert."

Entah kenapa malam ini sungguh terasa panas dan melelahkan untuk Sean. Matanya sudah tak bisa menahan kantuk. Sambil berjalan menuju kamarnya, ia membuka bajunya.

* * * *

Sinar matahari sudah menampakan cahaya kuningnya yang terang, membuat seorang wanita yang sedang tertidur pulas terbangun.

Kepalanya terasa pening tak karuhan. Tangannya memijat keningnya pelan agar pening yang ia rasakan di kepalanya hilang sedikit.

Setelah merasa lebih baik, ia mendengakkan kepalanya. Matanya melotot kala sadar kalau dirinya tidak sedang berada di tempat yang tidak dikenalnya. Panik mulai melandanya. Terakhir yang ia ingat, dirinya sedang ada di pesta bersama seorang pria yang ia tidak kenal.

Apa jangan jangan? Tidak, tidak. Pertama ia harus lihat kondisinya terlebih dahulu agar apa yang ia bayangkan tidak benar. Dan saat melihat keadaannya, ia pun terkejut. Astaga betapa kacau dirinya. Walau pakaiannya masih lengkap, namun sobekan panjang pada dress—nya sangat membingungkan.

Sekarang juga ia harus pergi dari tempat sialan ini.

Pegal. Itu yang ia rasakan. Dan ini semakin memperkuat dugaannya. Tapi ia tidak merasakan nyeri di area sensitivenya. Ok lupakan! Pikirannya benar-benar kacau!

Dan betapa kagetnya ia saat membuka pintu, lalu ada seorang pria bertelanjang dada tepat di hadapannya. Astaga apa itu pria yang kemari? Langsung saja matanya melihat wajah pria itu. Beda. Wajah pria ini lebih menyeramkan. Wajah pria kemarin bahkan tidak semenyeramkan ini.

Yang jelas pria itu terlihat seperti penjahat. Langsung saja ia mengepalkan tangannya dan memukuli pria di hadapannya itu dengan berutal tanpa rasa ampun. Hitung-hitung sebagai balasan atas apa yang diperbuat oleh pria itu.

"Hei! Hentikan!" Pria itu mencoba memberhetikan pukulannya. Namun sang wanita terus memukul, memukul, dan memukul.

Pukulan tersebut membuat pria itu kehilangan keseimbangan dengan tiba-tiba. Saat terjatuh, pria itu menarik tangan sang wanita yang memukulnya. Mau dikata apa lagi? Ia pun akhirnya ikut terjatuh

"Argh! " keluh pria itu.

"SEAN!" teriak seorang wanita.

Bukan, itu bukan teriakan dari wanita yang jatuh di atas badan Sean. Itu teriakan wanita lain.

"Ugh, apa yang sedang kau lakukan Sean?" kekeh Albert. Ekspresinya sangat amat meledek Sean.

"Athena, sebaiknya kita tidak mengganggu mereka," lanjut Albert.

Athena langsung berjalan menghampiri Sean, tanpa memperdulikan ucapan Albert. Ia langsung mendorong kasar wanita yang berada di atas tubuh Sean. Matanya menatap wanita itu penuh ketidaksukaan.

"Menyingkir kau jalang! Kau tak apa apa kan Sean?"

Athena menatap tajam wanita itu. Lihat keadaan wanita itu, dia memang benar benar terlihat jalang!

"Sudah lah Athena jangan menatapnya seperti itu," ucap Sean malas.

"Kau membelanya Sean?!" teriak Athena histeris. Ia benar-benar tidak terima penghinaan ini! Apa kata dunia kalau Sean lebih membela wanita jalang dari pada dirinya—wanita yang manis.

Arco Iris | TAMATDonde viven las historias. Descúbrelo ahora