LXXX. Cheers!!!

46 5 2
                                    

Chanyeol sudah membeli sebuah apartemen di kawasan Kuningan. Apartemen mewah yang berkolaborasi dengan perusahaan Jepang ini khusus dibelinya sebagai kado pernikahan untuk Emlyn. Chanyeol tidak ingin merepotkan mertuanya untuk menampung mereka yang sudah menikah. Ia memiliki pemikiran, bahwa orang yang sudah menikah berarti siap untuk hidup mandiri dan menyelesaikan segala perkara kehidupan bersama pasangannya, bukan mengadu pada orang tua seperti anak kecil.

"Chanyeol!!!"

"Hyung!!"

Panggilan bersahut-sahutan itu terdengar begitu akrab di telinga Chanyeol. Ia segera menoleh untuk menyambut teman satu grupnya. Disebabkan pernikahannya yang tinggal pijak kaki, anggota grup XO bertandang ke Indonesia lebih awal. Chanyeol sudah memesan beberapa kamar hotel untuk mereka inapi.

Kini, di salah satu kamar itu ia menggelar pesta lajang bersama teman-temannya. Tidak ada alkohol malam ini seperti pesta-pesta mereka sebelumnya. Hanya ada minuman bersoda, beberapa jenis makanan ringan dan makanan yang khusus dipesan untuk melengkapi pesta mereka.

"Aku masih belum percaya sepenuhnya bahwa kamu akan menikah secepat ini," ucap Suho sambil membuka kaleng minuman.

Chanyeol mengembangkan senyum khasnya. "Jika kita menemukan orang yang tepat, kita tidak akan berpikir bahwa ini terlalu cepat, hyung," balasnya.

"Kamu pasti sangat mencintainya," tambah Lay membaca ekspresi yang ditunjukkan Chanyeol saat menyampaikan pendapatnya.

"Aku yang paling mencintainya," koreksi Chanyeol dengan kemantapan diri.

Baekhyun menepuk-nepuk pundak Chanyeol, bangga dengan sahabatnya yang lebih dulu tiba di titik ini. Menjalin hubungan bukan hal yang mudah bagi idola seperti mereka. Bisa mempertahankan hubungan dan berjuang sampai sejauh ini, tentu menjadi pencapaian tertinggi dan patut diapresiasi. Banyak mulut yang mencemooh saat idola harus memiliki pendamping lain selain penggemarnya sendiri. Dan Chanyeol sudah melewatinya.

"Sudah memutuskan akan menetap di mana?" tanya Baekhyun serius. Teman-teman yang lain juga memasang telinga menunggu jawaban Chanyeol sembari menikmati makanan dan minuman yang tersedia.

"Kami berencana untuk menetap di Korea karena karirku. Tapi, mungkin akan butuh waktu lama untuk mengurus segala administrasinya. Emlyn juga baru menerima permintaan naskah untuk projek barunya. Mungkin akan diurus secara beriringan."

"Long Distance Marriage?" celetuk Kyungsoo. "Yakin mampu?"

"Kamu meragukan kami? Tidak lihat kami bisa bertahan sejauh ini walau keyakinan pembatasnya?" Chanyeol tidak terima disepelekan begitu oleh Kyungsoo.

"Menikah tidak sama dengan menjalin hubungan saat menjadi kekasih. Kalian menjadi satu walau sebenarnya dua. Hal kecil bisa menjadi besar dalam sekejap mata. Aku salut kalian bisa menyelesaikan masalah yang orang lain belum tentu bisa menjalaninya. Kalian sudah menyatukan keyakinan, tapi apa karena satu keyakinan lantas kalian akan satu dalam segala tujuan? Kerap kali, saat hal besar terselesaikan kita melupakan hal-hal kecil lainnya." Kyungsoo benar-benar kritis mempertanyakan kesiapan sahabatnya dalam mengarungi rumah tangga.

"Aku percaya suatu hari nanti akan menemukan perempuan yang memang mampu hidup bersamaku sebagai teman, lawan, kekasih, adik, serta orang tua. Tapi, dari pengalaman aku belajar, masalah kecil sering kali menjadi alasanku untuk mempertanyakan hal-hal besar lainnya. Aku yang agak ceroboh tampak salah di mata dia yang perfeksionis. Aku yang senang menghabiskan waktu sendiri tidak akan menyenangkan bagi dia yang suka keluar dengan teman-temannya. Hal-hal seperti itu yang harus kupersiapkan saat memilih pasangan nanti," imbuh Kai menjelaskan pengalamannya sebagai bahan pertimbangan Chanyeol untuk lebih matang dalam mengiringi perjalanan pernikahannya kelak.

"Aku setuju dengan Kai dan Kyungsoo. Kami tidak bermaksud menurunkan semangatmu yang sangat menggebu karena telah berhasil mendapatkan perempuan impianmu. Kami hanya mengingatkan, ini akan menjadi titik mula perjalanan kalian. kalian tidak berpacaran sebagaimana yang Kai lakukan, sehingga tentulah banyak hal-hal baru yang akan kalian temui dalam pernikahan nanti. Perbedaan, perselisihan, pikiran yang saling berseberangan. Harus bisa menguasai diri agar tidak saling menyalahkan dan saling diam-diaman. Kalian harus mempelajari antar satu sama lain seumur hidup, bukan sehari dua hari." Xiumin turut memberi nasehat untuk Chanyeol.

Mendengar satu per satu saran teman-temannya, Chanyeol tidak membantah. Semua itu benar adanya. Ia hanya mengetahui karakter dasar seorang Emlyn. ia tidak tahu persis seperti apa sebenarnya sifat perempuan itu. Bagaimana kebiasaannya saat sendirian, bagaimana ia saat bekerja, bagaimana ia mengatur jadwal. Chanyeol baru menyadari, banyak hal tentang Emlyn yang belum diketahuinya secara detail. Itu sebab hubungan mereka yang hanya sebatas diwakili oleh perasaan.

"Kalian benar. Aku sangat berterima kasih karena kalian mengingatkanku untuk hal-hal yang terlewatkan. Aku harus menyiapkan mental untuk segala kemungkinan yang mungkin bisa menyebabkan perdebatan. Manusia memang bisa berubah, tapi tergantung bagaimana lawannya, kan?" jawab Chanyeol seakan telah mengatur isi pikiran agar dapat mengimbangi Emlyn nantinya.

"Kami bangga padamu, hyung!" ungkap Sehun.

"Fighting!!" ucap mereka hampir bersamaan.

Kaleng-kaleng minuman yang telah terbuka dilayangkan ke udara. Selaku pemimpin grup, Suho turut memimpin pesta malam ini, "Cheers! Selamat mengarungi perjalanan seumur hidup bersama pujaannya, Chanyeol-ssi, lelaki paling tampan di dunia."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now