Chapter 67 : Intervene

8.7K 1.4K 168
                                    

Sebuah tangan kekar terasa berat di atas perutku. Aku berusaha untuk keluar dari jepitan itu namun tidak bisa. Aku seperti sedang di timpa sebuah pohon dan itu menyakitkan— seperti tidak ada celah bagiku untuk keluar dari sana. Dadaku sesak oleh air mata, aku tidak tau aku sedang berada dimana karena semuanya gelap gulita. Saat aku berteriak minta tolong, aku hanya mendengarkan kembali pantulan suaraku.

"Bella."

Aku bersusah payah membuka mata dan mengembalikan kesadaranku. Tangan kekar itu adalah tangan Alexander yang sedang memelukku.

"Alexander?"

"Kau bermimpi buruk?"

Aku berbalik agar bisa menatap wajahnya. Dadaku masih naik turun akibat ketakutan yang baru saja aku dapat dari mimpi. Mataku melirik jam dan sudah pukul sebelas malam. Aku tidak ingat kapan aku tertidur. Ingatan terakhirku adalah makan siang di restoran cina bersama Noah. Setelah itu, aku tidak tau apa yang aku lakukan. Mungkin menyelesaikan tugas kuliah? Karena banyak kertas yang berceceran di dekat laptopku.

"Kapan kau pulang?" Aku bertanya dengan suara serak.

"Beberapa jam yang lalu."

Jadi itu hampir 24 jam semenjak pesta di rumah Sir Robert.

"Kenapa kau sama sekali tidak menghubungiku?"

"Aku tidak punya waktu, Bella. Aku bahkan tidak punya waktu untuk makan siang. Tapi terimakasih untuk lasagnanya." Dia tersenyum dengan jemarinya yang bermain di rambutku.

Aku membuat lasagna?

"Kau terlihat sangat lelah. Apakah kau belajar terlalu banyak?" Dia memindai wajahku, kemudian matanya beralih pada tumpukan kertas milikku. "Aku sudah memperingatimu untuk tidak terlalu banyak belajar. Itu bisa memperburuk kinerja otakmu."

"Aku harus mengejar ketinggalan."

"Kau tidak harus." Dia menggeleng. "Biarkan itu berjalan semestinya. Pada akhirnya kau hanya perlu wisuda."

Aku butuh waktu untuk mengembalikan nyawaku sepenuhnya. Bahwa dia sudah kembali berada di sisiku sekarang membuatku sangat lega. Seharian ini aku sudah gila oleh kepergiannya.

"Apakah kau marah padaku?" tanya Alexander.

"Aku tau kau sibuk."

Dia menghela napasnya berat. Aku tidak tau tapi dia terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Kemudian dia bergeser dari tubuhku dan turun dari tempat tidur untuk mengambil rokoknya.

"Apakah semua baik-baik saja?" Aku bertanya hati-hati. "Bisnismu."

"Ya semua baik-baik saja." Dia menjawab sambil menghidupkan rokok— rasanya sudah lama aku tidak melihat dia merokok.

"Kau akan bekerja sama dengan Sir Robert?"

"Mungkin."

"Mungkin? Jadi belum pasti?"

Aku dengan seluruh jiwaku yang sadar berharap bahwa dia menolak ajakan kerjasama itu.

"Masih harus memikirkan beberapa hal." Dia menatapku. "Tapi 95% kami sudah sepakat untuk bermitra."

"Sesungguhnya bisnis tentang apa itu?"

Dia tidak menjawab selama beberapa detik sementara bibirnya terus menghirup rokok. "Semacam kolaborasi."

"Aku tau, tapi bagaimana?"

"Bella, kau tidak perlu tau hal-hal seperti ini."

"Aku ingin tau, apa yang membuatku tidak perlu tau?" Suaraku sangat pelan, seperti sedang memohon.

ISOLATEDWhere stories live. Discover now