Chapter 56 : Protective

12.8K 1.6K 75
                                    

BELLA POV

"Bella, apa yang kau lakukan?" Aku mendengar suara Alexander di balik tetesan air.

"Aku sedang mandi." kataku dengan keras agar dia bisa mendengarkanku.

Dia tidak menjawab lagi. Dan aku melanjutkan mandiku, mengusap rambutku dengan shampoo dan tubuhku dengan sabun secepat yang aku bisa. Saat aku keluar dari kamar mandi, Alexander sedang berdiri di depan jendela sambil membolak-balikkan beberapa berkas.

"Kau sudah pulang?" tanyaku.

"Baru saja." jawabnya tanpa berbalik ke arahku. Aku berjalan melewati meja rias dan berhenti di depan lemari untuk menarik celana dalam dan bra.

Tubuhku terperanjat saat tangannya memeluk pinggangku ketika aku memasukkan kakiku ke dalam bolongan celana dalam.

"Kau mengagetkanku."

Dia hanya menghirup harumnya shampoku, kemudian meletakkan sebuah map di udara di depan wajahku. "Selamat datang kembali di Southern New Hampshire University, Isabella Force."

Butuh waktu beberapa detik bagiku untuk menyadari apa yang ada di depan mataku.

"Oh Tuhan!" Aku menjerit dan merebut map itu.

Aku memandanginya dengan takjub seperti aku baru saja melihat sesuatu yang sangat indah. Seperti setumpuk berlian. Bagi beberapa orang itu berlebihan tapi ini adalah salah satu jenis kebahagiaan bagiku.

"Aku benar-benar akan kuliah lagi?" Aku menatapnya dan masih tidak percaya bahwa ini nyata.

"Ya."

Aku menggigit bibirku karena terharu sebelum aku melompat ke dalam pelukan Alexander. "Terimakasih, sayang."

"Apakah kau sangat senang?"

Aku mengangguk kuat-kuat kemudian kembali melihat-lihat berkas dengan beberapa fotoku tertempel di sana. Dan stempel yang menyatakan bahwa aku sudah resmi bisa melanjutkan kuliahku lagi semester ini.

Oh Tuhan.

Ini luar biasa bagiku.

"Aku masih tidak percaya!" Aku berteriak sambil melompat-lompat di atas kasur seperti anak kecil yang baru saja dapat permen.

"Bella, jangan melompat-lompat."

"Aku sangat senang!"

"Ya tapi bisakah jangan melompat-lompat?" Wajah Alexander tampak sangat khawatir jadi aku menghentikan lompatanku dan turun dari kasur untuk memindai wajahnya.

"Apakah kau tidak senang melihatku senang?"

"Aku selalu senang saat melihatmu senang, Bella." Sekarang dia tersenyum. "Tapi tidak harus melompat-lompat juga."

"Aku mencintaimu." kataku sambil mengecup bibirnya setelah terkikik pelan. "Dan aku mencintaimu." Aku kecup lagi. "Dan aku mencintaimu."

"Aku sangat mencintaimu, sayang."

Aku memeluknya dengan erat. Tubuhku di penuhi oleh bunga yang bermekaran. "Jadi kapan aku masuk kampus?"

"Senin ini."

"Astaga tinggal tiga hari lagi?"

"Kau siap atau mau mengundurkannya—"

"Tidak, besok pun aku siap!" Aku potong.

Alexander hanya tersenyum tipis. Hidupku sangat luar biasa. Aku punya pacar yang luar biasa. Bahkan— sekarang statusnya adalah— calon suami. Astaga!

"Omong-omong aku beli bahan makanan tadi, aku mau buat lasagna." Aku memberitahu.

"Apa? Kau mau memasak?"

ISOLATEDWhere stories live. Discover now