Chapter 16 : Alliance

25.4K 2.6K 505
                                    

Alexander benar, saat aku terbangun dipagi hari, aku tidak melihatnya di kamar ini.

Aku kembali meringkuk dan memeluk lututku, mencoba mengingat mimpi burukku semalam. Alexander benar-benar menghabisi nyawaku dalam mimpi itu. Dia meletakkan pisau dengan cara paling buruk di jantungku. Senyum jahatnya adalah hal terakhir yang kulihat sebelum aku terbangun. Anehnya aku malah bangun dengan rasa bersalah yang tidak pada tempatnya. Bersalah karena sudah memakinya, atas kata-kataku yang keterlaluan, dan karena sudah membiarkannya tidur di lantai.

"Mam, Anda sudah bangun?" Suara terdengar Federic dibalik pintu.

"Ya."

"Kita sudah sampai."

"Apa?"

"Sudah sampai, kita sudah berlabuh di New Hampshire."

"Oke."

Aku pun bangkit dari bawah selimut dan membersihkan diriku di bawah shower. Memejamkan mataku dan merasakan air menetes di atas wajahku. Setelah beberapa menit aku selesai mengepak semua barangku ke dalam koper. Sejujurnya tidak punya banyak barang bawaan karena aku tidak pergi kemana-mana disini. Hanya beberapa piama dan gaun yang aku pakai terakhir kali saat pergi acara pertunangan sepupu Alexander. Jadi tidak butuh waktu lama untuk tetek bengek berberes.

Dua menit kemudian aku sudah selesai dan tinggal angkat kaki sebelum dahiku berkerut ketika mataku yang sedang menyapu ruangan berhenti pada sesuatu yang sebelumnya tidak ada di atas meja rias.

Sebuah buket bunga? Aku pun mengambil kartu ucapan di baliknya.

Aku tidak bisa menemanimu hari ini karena sesuatu yang mendesak. Aku berharap bunga ini bisa menyampaikan maafku untukmu atas segala omong kosong yang sudah keluar dari mulutku.

Alexander.

Ini manis sekaligus pahit.

Kuseret kakiku bersama dengan koper hitam di tangan kananku dan buket bunga di kiriku saat keluar dari kamar.

"Apakah Anda sudah siap untuk meninggalkan kapal?Kuharap Anda sudah memastikan tidak ada barang yang tertinggal." kata Federic.

Aku mengangguk lalu membiarkan dia mengambil alih koperku. Aku berjalan di belakangnya melewati para awak kapal yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Bella."

Aku menoleh pada asal suara dan mendapati John Roodwood sedang menatapku dengan wajah bersalah.

"Aku belum meminta maaf dengan benar waktu itu." Dia berkata dengan kikuk. "Aku sudah melakukan kesalahan. Aku minta maaf yang sebesar-besarnya."

Jujur aku tidak siap untuk bertemu dengannya dan mendengarkan permintaan maaf ini. Jadi tidak ada satu patah katapun yang keluar dari bibirku.

"Aku sangat tolol. Kau tidak pantas memaafkanku— sama sekali tidak— tapi aku tetap memohon padamu."

"Aku sudah memaafkanmu." ujarku asal.

"Alex mengatakan bahwa dia menyelamatkanku karena kau yang memintanya." Raut wajah John menyimpan penyesalan sekaligus malu yang mendalam. "Aku berterimakasih padamu sudah mau memaafkanku dan menyelamatkan nyawaku."

Aku hanya mengangguk kecil. "Aku harap kau bisa mengubah perilakumu di kemudian hari."

"Ini benar-benar kesalahanku."

ISOLATEDTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon