Chapter 11 : Dirty talk

35.7K 3.2K 332
                                    

"Aku akan rapat di lantai atas."

Aku mengerjapkan mata, samar-samar melihat Alexander sedang duduk di sebelah tempat tidurku. Dia sudah tampil rapi dengan kemeja biru muda dan jas yang diselipkan di lengannya.

"Panggil Federic jika kau butuh sesuatu." sambungnya.

"Oke." sahutku.

Kemudian tanpa kuduga, langsung mengecup keningku dan membelai rambutku sekilas sebelum berdiri untuk keluar kamar.

"Bagaimana dengan kondom?" tanyaku.

"Lupakan saja tentang itu."

"Apakah tidak masalah?"

"Bukan masalah besar. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya." Setelah mengatakan itu dia pun keluar dari kamarku.

"Tunggu!" cegahku cepat-cepat. "Apakah kau akan makan siang? Maksudku haruskah aku menunggumu?"

Dia kembali berbalik, dahinya sedikit berkerut, sama sepertiku, aku pun heran mengapa aku mengharapkan dan peduli soal makan siang dengannya.

"Lupakan," Aku melambaikan tangan. "Aku bisa makan sendiri."

"Oke."

Hanya oke? Aku pikir dia pernah mengatakan bahwa akan selalu ada untuk menemaniku.

"Mam, Anda mau sarapan di luar atau di kamar?" Federic bertanya dari balik pintu begitu Alexander benar-benar pergi.

Tanganku secara reflek memukul-mukul kepalaku. Hei! Bagaimana bisa aku masih mengingat sentuhan Alexander semalam?

Dasar bodoh.

"Mam?" Federic mengetuk pintu.

"Aku akan makan diluar saja." sahutku.

"Baik."

Aku selesai membasuh wajahku lima menit sebelum keluar dari kamar.

"Federic, apa kau mau menemaniku berenang?" tanyaku.

"Berenang?"

Aku mengangguk. "Aku ingin berenang. Temanilah aku."

"Aku tidak bisa, tugasku hanya menjaga Anda, bukan bermain dengan Anda, Mam." Dia berkata dengan nada sopannya yang khas.

"Itu juga bagian dari menjagaku, bukan?"

"Itu lebih seperti bermain-main."

Aku memutar mata jengah sembari menarik kursi di meja makan. "Jadi kau akan membiarkanku berenang sendirian? Bagaimana kalau aku dimakan hiu? Bos mu akan marah besar."

Aku mulai menyumpal mulutku dengan sereal coklat yang mereka sediakan. Hari ini sejuk, sepertinya matahari tidak akan muncul, atau mungkin sebentar lagi akan hujan. Memang bukan waktu yang tepat untuk berenang tapi aku butuh kegiatan untuk membunuh waktu.

"Semalam aku sudah membuat masalah." dengusku kemudian.

"Apakah Anda mencoba bunuh diri lagi?"

"Bukan." kataku. "Aku membuang kondomnya dan dia mengamuk."

Aku tahu Federic merasa topik itu tidak layak untuk dibicarakan, karena dia bergerak menjauh dariku.

"Aku pikir dia akan menggunakan benda sial itu untuk meniduriku." lanjutku.

"Tuan Alexander tidak akan melakukannya. Anda tidak perlu takut, Mam."

"Bagaimana kau bisa tau? Kecuali dia gay."

"Aku hanya tau kalau dia bukan orang mesum dan juga bukan seorang gay."

ISOLATEDWhere stories live. Discover now