Chapter 13 : Pervert

29.9K 2.9K 119
                                    

"Bukankah itu sangat berlebihan?!" Aku mengejar Alexander ke dalam kamar. "Dia bisa mati!"

"Memang itu yang kuinginkan." Alexander mengeluarkan sebatang rokok lalu menghidupkannya. "Sampah seperti dia memang pantas mati."

"Katakan pada orangmu untuk mengangkatnya dari air." Aku meminta bukan karena aku kasian pada laki-laki mesum itu, tapi aku tidak mau urusan seperti ini berakhir dengan kematian.

Alexander tidak menanggapi ideku. Dia menoleh ke arah jendela kapal sambil menghembuskan asap rokoknya. Aku bisa melihat seberapa tegang rahangnya saat ini. Dan aku belum pernah melihatnya semurka itu.

"Dia akan mati." Aku mengingatkannya dengan tidak tenang.

"Kalaupun dia hidup, tidak ada gunanya juga di dunia ini karena dia hanyalah bajingan dengan selangkangan di dalam otaknya."

Seharusnya aku terpukau dengan cara dia membelaku. Aku ingin melupakan kenyataan bahwa dia juga tidak jauh berbeda dari John. Dia lupa kalau dia juga melakukan hal serupa mungkin dengan cara yang lebih baik. Tidak, tidak ada yang baik darinya. Kalau bukan karena dia menculikku, aku tak akan pernah bertemu dengan John. Aku segera menyingkirkan kekaguman tak masuk akal pada laki-laki ini.

"Bagaimanapun kau tidak perlu mengambil nyawa seseorang." tuturku.

Dia menatap ke dalam bola mataku kini. "Aku sama sekali tidak menghargai nyawa orang tidak berguna."

"Apakah kau Tuhan?"

"Bella, dia melecehkanmu. Kau mungkin bisa melupakannya tapi aku tidak akan."

Kata-katanya membuatku kehabisan kata. Dan aku mulai menyalahkan diriku sendiri atas kejadian ini. Harusnya aku tidak mengadukan John pada Alexander dan membela diriku sendiri tanpa melibatkan orang gila ini.

"Jangan khawatir," Alexander menghela napas setelah menekan ujung rokok ke asbak. "Semua akan baik-baik saja."

"Seseorang akan mati," Aku menekan kata-kataku. "Bagaimana bisa baik-baik saja?"

"Jangan membantah keputusanku. Aku tidak bisa mentolerir seseorang yang berniat menyentuhmu. Itu membuatku terbakar di dalam." Dia menggeram pelan.

"Aku tidak berpikir kau akan sejauh ini."

Alexander kembali menembakku dengan mata tajamnya. "Bella, disinilah aku untuk melindungimu dari orang-orang seperti John Fucking Roodwood."

Aku sangat berharap bisa melindungi diriku sendiri dan harapan itu justru membuatku semakin membenci diriku. Tak pernah sekalipun dalam hidupku aku merasa lebih tolol dari hari ini karena sudah menganggap orang yang menculikku adalah pelindungku.

"Haruskah aku menembaknya saja agar dia segera mati? Katakan padaku, Bella." tanya Alexander.

"Aku tidak peduli dia mati. Tapi aku tidak mau dia mati karenaku. Pelajaran yang kau berikan padanya sudah cukup membuatnya berhenti melakukan hal-hal seperti yang dia lakuman kepadaku."

"Jika dia mati, itu karena perilakunya yang tidak baik. Bukan karenamu."

Sejujurnya aku ingin setuju, tapi tetap saja aku tidak mau terlibat dalam kematian John Roodwood. Jika dia mati, matilah di suatu tempat yang lain dan tanpa membawa embel-embel namaku. Aku sudah cukup sakit jiwa dengan kondisiku sekarang dan tidak mau menambah-nambah masalah dengan menjadi penyebab kematian seseorang. Meski dia brengsek sekalipun.

"Dia harus mati, kan?" Alexander mengawasi ekspresiku.

Dia menunggu beberapa detik sebelum dia berjalan cepat keluar. Apa yang akan dia lakukan? Apakah dia benar-benar akan menembak John? Aku sangat panik.

ISOLATEDWhere stories live. Discover now