Chapter 29 : Uncontrollable desire

23.8K 2.4K 208
                                    

Aku mengusap mataku setelah memandangi tubuh Noah yang semakin kecil.

"Mam, apa yang terjadi? Apakah Anda terluka?" Federic muncul dengan wajah cemas.

"Tidak, aku baik-baik saja." Aku berkata.

"Anda tidak bisa berlari dan datang ke kelompok anak punk begitu saja, mereka berbahaya."

"Noah ada disana dan sedang di pukuli." kataku. Karena Federic tidak mengatakan apapun, aku memutuskan untuk masuk kembali ke dalam mobil. "Aku ingin menjumpai Alexander." tuturku.

"Tuan sedang di kantor, Mam."

"Bawa aku ke kantornya. Bukankah dia bilang aku boleh pergi kemanapun hari ini? Aku ingin ke kantornya."

"Baik." Federic berkata setelah memikirkan selama beberapa detik.

Aku hanya ingin memeluk Alexander. Meminta maaf dan menjelaskan. Aku ingin memperbaiki semua kekacauan tadi karena aku merasa aku perlu melakukannya.

Aku sudah bertengkar dengan cukup banyak manusia hari ini. Mulai dari Alexander, anak punk, hingga Noah. Setidaknya satu-satunya manusia yang kuinginkan sekarang adalah Alexander. Aku tidak ingin pertengkaran dengannya terus berlanjut.

Dan disinilah aku berada untuk pertama kalinya. Di kantor Alexander. Sebuah gedung yang cukup besar. Aku baru menyadari kalau perusahaan ini ternyata sangat terkenal.

"Apakah Anda yakin, Mam?" tanya Federic.

"Ya, aku tidak akan mengganggunya."

"Sebaiknya memang begitu."

"Jadi ke lantai berapa aku pergi?" Aku menjadi gugup.

"Aku akan antarkan." Kata Federic kemudian berjalan di depanku. Aku mengikutinya di belakang.

Tempat ini terlalu luas dan ramai dengan orang berdasi— tentu saja. Bagiku sesuatu seperti ini tidak mengherankan lagi karena sudah terbiasa melihat ayahku yang juga seorang pebisnis. Tapi rasanya mengagumkan jika itu Alexander. Dia masih begitu muda untuk menjadi bos.

Kami menelusuri koridor demi koridor hingga akhirnya sampai di sebuah lift di belakang.

"Silakan, Mam." Federic mempersilakanku masuk. "Tuan di lantai 13. Ruangannya berada paling ujung."

Aku mengangguk paham lalu menekan tombol tutup. Pintu lift pun bergerak sampai aku tidak bisa melihat Federic lagi.

Aku semakin gugup saat lift ini mulai naik ke atas. Sebenarnya apa yang coba aku lakukan disini? Mengganggu Alexander bekerja? Entahlah. Lift berhenti tapi tidak di lantai 13. Pintu terbuka dan seseorang berdiri di hadapanku.

Lisa?

Dia sama terkejutnya dengan aku, tapi tetap masuk ke dalam. Dan menekan angka 13.

Apa? Apa dia juga akan ke ruangan Alexander?

"Aku seperti pernah melihatmu." Dia berkata. "Ah! Kau gadis yang waktu itu, kan?"

Aku hanya menatap lurus pada pintu lift tanpa merespon. Aku tau gadis ini tidak bersalah karena dia bahkan tidak tau Alexander bersamaku, tapi entah dari mana asal perasaan tidak sukaku terhadap gadis itu.

"Apa yang kau lakukan disini? Apakah kau bekerja disini? Karena aku tidak pernah melihatmu." Dia memulai percakapan.

"Tidak, aku tidak." Sahutku. "Dan kau? Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku mau menjumpai dokterku." Dia tersenyum.

Dokterku. Cara dia mengatakannya cukup membuatku paham siapa yang dia maksud.

ISOLATEDWhere stories live. Discover now