Chapter 65 : Hostility

9.8K 1.3K 68
                                    

"Kau sudah pulang?" Aku menoleh ke belakang begitu mendengar suara langkah kaki yang sudah sangat aku kenal.

Alexander tersenyum tipis sembari memasuki ruangan. "Bagaimana kuliah hari ini?" tanyanya.

"Baik. Semuanya lancar, aku melakukan persentasi dan mendapatkan nilai A untuk itu." kataku sembari mencicipi kuah sup ayam yang sedang aku masak.

"Itu sangat bagus, sayang."

"Ya, aku masih cerdas dan akan selalu seperti itu." Aku menyombongkan diriku.

Alexander pun datang dan menopang tubuhnya dengan kedua tangannya di atas meja. "Bella, aku punya undangan makan malam di kediaman Sir Robert malam ini." Dia memberitahuku.

"Tapi aku baru saja memasak untuk makan malam kita—"

"Aku tidak mungkin batalkan undangan itu."

Kerongkonganku terjerat. "Oke, baiklah kalau begitu. Akan akan makan sendiri."

Dia tidak mengatakan apapun lagi untuk beberapa detik sebelum berjalan menaiki tangga. Aku meletakkan spatula setelah menghela napas. Mataku menyapu meja dapur yang berserakan dan panci berisi sup yang mendidih.

"Bella," Alexander muncul di ujung tangga. "Tinggalkan dapur dan kemarilah. Kau juga harus bersiap-siap."

"Aku?"

"Kau akan ikut denganku."

"Apakah aku boleh ikut?"

"Ya tentu, sayang."

Aku pun segera melepaskan apron, membereskan dapur dan berjalan pelan saat menaiki tangga. Aku sudah menghentikan kebiasaanku berlari di tangga semenjak tau diriku hamil.

"Omong-omong kenapa undangannya mendadak?" Aku bertanya sambil menutup pintu kamar.

Alexander baru saja selesai mandi dengan rambutnya yang masih setengah basah dan dadanya yang telanjang. "Sebenarnya tidak mendadak. Dia sudah mengundangku semenjak hari dia datang ke rumah ini."

Aku masih ingat tentang kedatangan Sir Robert dan rombongannya. Serta putrinya, Anastasya.

"Apakah dia menawarkan kerjasama denganmu?"

"Ya." Alexander mengancingkan kemejanya. "Itu proyek yang besar, Bella. Aku bisa membuat tim penelitian dari dokter-dokter hebat di dunia jika mengambil proyek ini. Bukankah itu bagus?"

"Yah itu bagus." kataku sembari menarik handuk dari gantungan. "Tapi kenapa kau menolak kerjasama itu?"

Dia berbalik dan menyipitkan matanya. "Apakah kau menguping?"

"Tidak sengaja." Aku kabur ke dalam kamar mandi.

Aku berdiri di bawah shower dengan mata terpejam dan membiarkan tetesan air masuk ke sela-sela rambutku. Kepalaku mengingat kembali sepenggal percakapan yang aku dengar tentang kerjasama yang di tawarkan oleh Sir Robert.

Putriku tidak buruk.

Aku tidak bermitra dengan orang yang bukan keluargaku sendiri.

Sebagai orang yang tidak bodoh, aku cukup tau apa yang dia maksud. Dan pertemuan mereka sudah seminggu yang lalu. Aku jelas-jelas mendengar bahwa Alexander menolak 'bisnis keluarga' dan sekarang dia datang untuk makan malam dengan mereka?

Aku tidak ingin berpikir buruk.

Jadi aku kembali ke kamarku dan memilih baju yang harus aku pakai. "Aku selalu tidak tau harus memakai apa untuk acara-acara seperti ini."

"Hmm." Alexander datang dan mengerutkan dahinya pada gantungan gaun-gaun di lemariku. "Bagaimana kalau ini?"

Dia menarik sebuah gaun berwarna krem berbahan satin dengan manik di leher.

ISOLATEDWhere stories live. Discover now