Chapter 34 : Commotion

19.2K 2.2K 198
                                    

Aku mencoba melanjutkan tidurku namun suara pesan masuk di ponsel Alexander terus mengganggu. Lagi dan lagi. Jadi aku bangun untuk mengecek barangkali sesuatu yang penting.

Lisa McKeen.

Apakah aku tidak salah baca?

Aku sampai membuka mataku lebar-lebar untuk memastikan bahwa itu adalah Lisa.

Mataku melirik Alexander yang sedang pulas dan menimbang untuk membangunkannya atau tidak, atau aku harus membuka pesan ini karena rasa penasaranku mendadak mencapai puncak. Jariku sangat gatal untuk memencet layar ponsel supaya aku bisa membacanya.

Lisa McKeen
Alex, aku di kantormu. Mereka bilang kau tidak ada. Kita harus membicarakan sesuatu. Telepon aku saat kau membaca pesan ini.

Apa sebenarnya yang perempuan ini ingin bicarakan?

Aku meletakkan kembali ponsel itu pada tempatnya, tapi jariku sangat gatal ingin membuka pesan lainnya. Jadi aku lakukan. Kotak masuknya kebanyakan dari teman kantornya, dan wanita. Ya. Wanita.

Aku membuka satu persatu pesan yang masuk dari para wanita itu untuk melihat bagaimana Alexander menanggapi mereka. Sungguh, api dalam kepalaku mulai berkobar.

"Bella, ada apa dengan kau dan ponselku?"

Aku sampai tidak sadar Alexander sudah bangun dari tidurnya dan kini sedang memperhatikanku dengan mata menyipit.

"Bukankah kau punya banyak wanita di ponselmu?"

"Wanita?"

Aku menunjukkan layar ponsel dengan sebuah pesan : Hai dokter Alex, aku di rumah sakitmu. Bisa bertemu?

Alexander memberikanku tawa ringan.

"Kenapa seseorang memberitahumu bahwa dia sedang di rumah sakit dan ingin bertemu?"

"Bella, aku seorang dokter. Pasienku tidak semuanya laki-laki."

"Tapi mengapa harus mengirimkan pesan? Mengapa mereka tau nomormu? Bukankah seharusnya ada asisten yang memang tugasnya menerima pesan dari pasien?"

"Bella, aku tidak membalas satupun pesan mereka."

"Ya tapi—"

Tapi api dalam otakku tidak padam dengan mudah. Aku menyerahkan kembali ponselnya dan kembali tidur memunggunginya.

"Kenapa kau marah hanya karena pesan-pesan tidak berarti itu?"

"Mereka mencoba menggodamu. Kau harusnya menghapus pesan itu." kataku saat ingat ada pesan-pesan yang memang bernada nakal dari perempuan-perempuan itu.

"Aku tidak pernah peduli dengan hal begituan."

Aku mencoba yang terbaik untuk menenangkan diriku. Apakah dia suka membaca pesan dari wanita sehingga tidak mau menghapusnya? Pikiran buruk menguasai sebagian otakku.

"Bella, jangan buat hal konyol seperti ini menjadi rumit. Kau tau aku tidak pernah suka pada siapapun selain kau." katanya lagi.

"Lisa juga mengirimimu pesan. Dia bilang ingin bicara sesuatu. Apa yang akan kalian bicarakan?" Aku masih memunggunginya. Tatapanku jatuh pada tirai coklat muda yang melambai.

"Aku tidak tau."

"Dia menyuruhmu menghubunginya."

"Aku tidak akan hubungi karena aku tidak ada urusan apapun dengan dia." Alexander meletakkan ponselnya dan kembali merebahkan diri dengan tangan memeluk tubuhku.

"Apakah kau tidak akan menghubunginya karena ada aku disini?"

"Ada apa denganmu? Apakah kau mau aku menghubungi dia?"

ISOLATEDWhere stories live. Discover now