Chapter 61 : Sex matter

20.7K 1.5K 95
                                    

"Bella, apakah kau memang menceritakan pada Noah tentang urusan ranjang kita?"

"Tidak!" Aku menggeleng sekuat tenaga meskipun terhalang oleh lengan Alexander yang sedang menjepit kepalaku di pelukannya. "Aku tidak tau mengapa dia bisa bermulut tajam seperti itu."

Aku masih sangat marah jika mengingat kata-kata yang keluar dari Noah. Dia sangat penuh kebencian pada Alexander dan tidak seharusnya menyeret bahkan memfitnahku tentang keperawanan. Aku hanya memberitahunya bahwa aku sudah tidak perawan, dan Alexander sangat panas di ranjang.

Dasar bedebah sok tau.

Kupikir dia adalah teman bagiku, tapi sekarang aku rasa aku harus sudahi hubungan dengannya. Tidak akan kubiarkan diriku terseret dalam gelapnya otak Noah.

"Ini adalah terakhir kalinya kau bergaul dengan dia. Kau dengar?"

"Ya."

"Aku sudah muak melarangmu, tapi aku tetap lakukan dan lakukan." Dia frustasi dan marah. Aku maklumi itu.

"Maafkan aku. Dia memang menyenangkan. Tapi sekarang aku sudah selesai dengan Noah."

"Apa maksudnya menyenangkan?" Alexander bergeser dengan kening berkerut.

"Sebagai teman membual."

"Kupikir kau juga gemar membual dan membuat onar dengan Celina. Kenapa harus selalu merengek ke punk itu alih-alih Celina?"

"Aku tidak merengek," Aku membantah. Tapi aku tidak tau harus menyambung kata-kataku dengan apa. Aku tidak punya pembelaan jika curhat dianggap merengek. Jadi aku membungkam kembali mulutku.

"Dia menganggap kau memberikannya celah untuk masuk ke hatimu. Aku tidak bisa membiarkan itu, Bella."

"Apakah kau meragukanku?" Aku menatap ke dalam bola matanya. "Aku bahkan mengandung dua anakmu disini." Aku membuat gerakan memutar di perutku.

Bibir Alexander mendadak membentuk sebuah garis indah saat dia tersenyum. Tapi kemudian senyum itu kembali berubah dengan wajah dingin yang mengancam. "Jangan pernah memberikan celah untuk berandalan itu ke dalam masalah kita. Dia idiot yang sok tau dan berontak lalu membual dengan otak kosong."

"Dia hanya mencoba menjadi seseorang yang— aku tidak tau— dia bilang aku memberinya semangat untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Dia bahkan mulai melamar pekerjaan. Aku pikir itu sebuah batu loncatan."

"Dia hanya ingin menarik perhatianmu."

Aku menelan ludah untuk kenyataan itu.

"Apakah dia tau kau sedang hamil?"

Aku menggeleng. "Tidak, aku tidak memberitahu siapapun."

Alexander menghela napas diam-diam. "Aku sangat muak berurusan dengan punk itu."

"Ya, aku tau."

"Dia mendapatkan banyak hal sedari kecil. Apapun yang dia inginkan akan dia dapatkan dengan mudah tanpa harus melakukan apapun."

Aku merosot untuk masuk ke dalam pelukannya lebih dalam.

"Dan dia sangat dekat dengan ibuku." sambung Alexander.

"Apa yang terjadi dengan ibumu?"

Alexander menatapku kemudian menghela napas. "Ibuku banyak bekerja di luar rumah. Kau tau maksudku?"

Aku menelan ludah dan membayangkan kalau kata-kata pelacur adalah pekerjaan sesungguhnya yang di lakukan ibunya.

"Noah hanya akan mendengarkan dan menuruti perkataan wanita itu. Sampai akhirnya banyak berita tersebar tentang wanita itu. Noah menolak percaya bahwa dia adalah seorang pelacur dan terlibat prostitusi dan bergabung ke dalam jaringan narkoba pada waktu itu. Noah banyak mendapat cemoohan teman-temannya sampai aku harus menghajar mereka semua."

ISOLATEDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora