Chapter 84 - Alternatif Ending

2.6K 294 45
                                    

Stanley Route.

Beberapa tahun setelah keberangkatan ke bulan, hari pernikahan Taiju dan Yuzuriha akhirnya sudah di adakan semalam. Hari ini adalah hari kedua pernikahan mereka.

(Y/N) tersenyum memandangi pengantin baru, begitu penuh kebahagiaan. Tanpa ia sadari, seseorang duduk di kursi sebelahnya.

"Mereka bahagia sekali."

"Stanley?! Mengagetkan saja." (Y/N) membenarkan posisi kursinya yang tergeser.

Mematikan rokoknya, Stanley tertawa kecil. Mereka lalu hanya saling duduk berdampingan dalam diam, bukan hal asing lagi untuk mereka situasi seperti ini.

"Jadi? Sampai sekarang ilmuwan itu masih sama?"

Pertanyaan sensitif. (Y/N) memberi senyum pasrah, bergumam iya. Teringat seseorang yang sekarang sibuk di laboratorium.

"Dia.. pada akhirnya meminta kami tetap jadi sepasang sahabat.."

Sunyi. Stanley tidak berkata apapun, ia mengigit kue kering di atas meja. Dia jarang bertanya perkembangan hubungan gadis mungil ini.

"Aku sudah tahu bagaimana akhir dari kisah kami dari awal tapi, ternyata saat itu.."

Gadis mungil tersebut menunduk, matanya yang berkabut di paksa terus terbuka. Tangannya saling meremas satu sama lain.

"Rasanya.. tetap sangat menyakitkan.."

"Bahkan hingga tahun-tahun selanjutnya, sesak dan sakitnya masih tidak juga hilang. Meski begitu, aku tetap tidak akan menyesal pernah mencintai dan berjuang untuknya."

Yang mendengarkan perlahan berdiri, dia beralih ke depan (Y/N). Berlutut di sana, tidak perduli raut kaget si gadis. Stanley tetap menangkup kedua pipi yang diam-diam basah, alih-alih tersenyum menenangkan. Dia malah tersenyum miring yang sinis.

"Cara tercepat menghilangkan luka adalah dengan cara menimpanya dengan kulit yang baru."

Wajah di dekatkan, (Y/N) mematung. Tidak memiliki tenaga untuk berdiri ataupun berbicara.

"Hei, kucing kecil. Biar aku yang menimpanya, ku pastikan kau tidak akan pernah menyesal. Stanley selalu melakukan tugasnya dengan sempurna."

Kehebohan di sekitar mereka di lupakan, sekilas (Y/N) mendengar tentang taburan bunga. Sayangnya dia langsung melupakan hal tersebut, tepat saat Stanley mendekat tanpa jarak.

"Tidak perlu Ishigami, akan ku berikan Synder pada mu."

Di detik-detik saat kelopak bunga berguguran di sekitar mereka. Hujan bunga tersebut tentu untuk pengantin di depan sana.

Tetapi, bagi (Y/N). Hujan bunga ini juga terasa seperti untuknya.

"Tugas itu.. harus di selesaikan dengan sangat sempurna.."

"Sesuai keinginan mu, My Lady."

Pada suatu hari nanti, pernikahan yang mengejutkan akan terjadi. Dua orang yang pernah di kira pasti akan bersatu ternyata berhadapan dengan kondisi yang berbeda.

Ishigami Senku memberi satu ciuman di kening yang terakhir, begitu lama seakan mematri kuat-kuat di ingatan. Saat tangannya menggenggam erat rambut lebat dan lembut, begitu pula wangi shampoonya. Karena dia tahu mulai detik itu nama si gadis akan berubah menjadi (Y/N) Synder.

Tidak ada yang tahu apa yang di pikirkan Ilmuwan tersebut, bahkan (Y/N) sekalipun.

Tsukasa Route.

"Mau jalan-jalan, (Y/N)?"

Mengalihkan pandangan dari kertas-kertas, (Y/N) tersenyum setuju. Berdiri, menyambut tangan Tsukasa

Mereka berjalan-jalan melintasi hutan-hutan dan sesekali berhenti untuk singgah di sungai. Tsukasa suka mengajaknya mengelilingi hutan, membuat (Y/N) merasa lelaki itu semakin mirip tarzan.

"Sudah lama sekali sejak saat itu." Tsukasa kembali pembicaraan.

"Iya. Sudah banyak sekali yang berubah." (Y/N) mencelupkan kaki telanjangnya di sungai, duduk di batu besar di tengahnya.

"Seperti?" Ikut masuk, Tsukasa berjongkok di depan (Y/N). Tidak peduli basah.

"Aku dan Senku." Mengedikkan dua bahu, meski di tutupi. Sinar sedih masih terlihat di matanya.

".. maaf.."

Si gadis tertawa pelan, memiringkan tubuhnya lalu memercikkan air pada Tsukasa. Laki-laki itu mundur sedikit karena kaget.

"Tidak apa.. aku sudah terbiasa."

Sunyi lagi, hanya ada suara air yang di mainkan (Y/N), sedangkan Tsukasa menatap lekat. Menghembuskan nafas yang di tahan, dia dengan lembut mengarahkan (Y/N) kembali menghadapnya.

"Ini sudah saatnya.. iya kan?"

"Bisakah aku yang menemani mu untuk tahun-tahun berikutnya, sebagai diri ku sendiri. Bukan penggantinya?"

Tidak ada perubahan apapun, (Y/N) meneliti pandangan dan wajah Tsukasa. Setelahnya dia merubah pandangan menjadi lembut.

"Selama.. kamu tidak bosan.. menemani ku.."

Tsukasa meletakkan dua tangannya di atas batu, mengurung (Y/N) di tengah-tengahnya. Memandang lembut gadis di hadapannya, Tsukasa turut membalas senyum tersebut.

"Mirai akan sangat bahagia memiliki kakak perempuan setelah ini."

Di tengah sungai itu, tangan kecil (Y/N) tergenggam erat. Memberi kehangatan di antara udara dingin.

Bahkan hingga mereka kembali, tautan tangan tersebut belum terlepas. (Y/N) hanya mampu bersembunyi di balik tubuh besar Tsukasa yang tertawa, di saat semua orang menggoda mereka.

Di balik pohon, Senku menyilangkan tangan. Ekor matanya melirik sang gadis mungil dengan senyum bahagianya.

Mengangkat kepala ke atas, Senku tersenyum begitu tipis. Tetapi, ia akhirnya memejamkan mata. Menyembunyikan apapun kebenaran di dalamnya.

TBC

Rute Stanley dan Tsukasa sudah keluar!

It's Always You (Senku x Reader) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang