Chapter 42

3.2K 507 47
                                    

Yo kembali menjadi patung batu, Ibara berhasil merebutnya dan memasukkan ke dalam mulut salah seorang musuh, Orashi. Dia berlari ke tengah pulau, Chrome mengejarnya bersama yang lain.

"Senku dulu, saat aku terkena cahaya itu. Aku mengukur bagaimana sinar pembatu itu tumbuh tapi, kecepatannya tetap konstan.."

Berlari semakin cepat, Chrome meninggalkan Senku di belakang. Dia memposisikan diri di samping Ryusui yang menunggu ide gila miliknya.

Saat medusa mengeluarkan cahaya pembatunya, anggota kerajaan sains memulai rencana gila Chrome. Mereka mengangkat satu tangan secara berurutan.

"Yo! Kami serahkan ini pada mu, Senku!" Chrome berteriak.

Ukyo memberitahukan cara kerja medusa pada Senku sebelum ikut membatu.

"Kalian..!"

Senku berlari mundur menjauh, sekarang semua tergantung padanya.

°°°

Ibara kembali ke pulau, dia terdiam saat melihat wajah Soyuz. Ingatan bertahun-tahun yang lalu kembali, saat itu setiap generasi kepala suku harus memilih istri yang memiliki ingatan kuat. Itulah kenapa dia ingin membunuh Soyuz sebelumnya, jika saja pengasuh bayi itu tidak menyelematkan dia.

Melewati Soyuz dengan tawa kejam, Ibara mengambil kembali medusa. Dia melihat jejak kaki dan mengikutinya, mobil lab terlihat Ibara masuk ke dalam.

"5 meter, 1 detik."

Ibara berteriak ketakutan, melempar medusa. Senku keluar dari hutan, sambil membawa teleponnya. Dia menyeringai ketika melihat Ibara.

"Bagaimana Ibara? Seperti hanya ada kita berdua di sini, ini pertarungan antara sains vs medusa."

Sebelumnya agar bisa memperkirakan jarak antar cahaya dan laboratorium, Chrome meminta semua orang mengangkat tangan saat cahaya mengenai ujung jari tangan yang lain.

Berkat perhitungan itu, Senku berhasil lolos dari pembatuan. Ini akan jadi pertarungan satu lawan satu Senku dan Ibara.

°°°

Senku sempat melempar cairan pembangkit pada Ryusui saat berada di tepi tebing. Tepat saat Ibara melempar medusa ke langit, Ryusui menerbangkan drone.

Tarik tambang terjadi, pada hitungan kelima. Senku dan Ryusui melepaskan tali, Ibara lalu melompat mundur dia sudah memperkirakan jarak cahaya.

Ryusui melompat ke arah medusa, patung batunya hancur saat terjatuh.

"Ini adalah senjata yang tak terkalahkan! Selamat tinggal! Dalam pertarungan panjang kita, orang terakhir yang bertahan adalah pak tua ini!"

Medusa di angkat, Ibara baru menyadari ada anting tersangkut yang di benda itu. Ryusui memasangnya di sana saat melompat.

"Kau memang benar, Ibara. Orang yang berpikir kalau dirinya cerdas adalah yang paling mudah untuk di jebak."

"Lima meter, satu detik." Senku mendekati telepon.

Meski Ibara berteriak, dia sudah terkena cahaya pembatu. Ibara berakhir menjadi patung batu.

Senku mengambil medusa dari tangan Ibara, tersenyum bahagia dan lega. Berteriak lega.

"Yeeess!"

Laki-laki itu melihat patung-patung di sekitarnya, sekarang dia benar-benar sendirian.

Sendirian..

It's Always You (Senku x Reader) √Where stories live. Discover now