Chapter 2

6.6K 931 114
                                    

"Tunggu!" Senku berteriak sembari berlari mengejar rusa, sebelum akhirnya menyerah karena lelah.

Ia terduduk di tanah, putus asa pada kekuatan fisiknya sendiri. Tidak habis pikir mengingat Taiju yang punya kekuatan otot melebihi batas.

Tidak. Badan bongsor itu memang menukar otaknya dengan otot.

(Y/N) mengulurkan tangannya, membantu Senku bangun kembali. Dia tersenyum lembut, memberi semangat pada Senku.

"Kita pakai jebakan saja, Senku." (Y/N) menunjukkan tali yang dia buat sebelumnya bersama Senku.

Senku dengan serius membuat dua jebakan, (Y/N) memberi tanda untuk bersembunyi saat melihat rusa yang datang.

"Tertangkap keduanya!" (Y/N) bersorak, di ikuti Senku yang juga bersorak senang.

"Kukuku, tentu saja. Jebakannya tidak mungkin gagal."

Senku mengangkat tangannya memberi tanda, (Y/N) terkekeh melompat sedikit untuk mencapai tangan Senku.

High five pertama mereka.

°°°

Daging rusa di masak, (Y/N) menyimpan sisa daging di dalam wadah tertutup. Paling tidak bisa tahan untuk siang dan malam hari.

Senku mengurus kulit dua rusa itu, dibantu (Y/N) untuk di jadikan baju. Cukup heboh untuk (Y/N) sebenarnya.

"Aku tidak mengerti! Bagaimana caranya?!"

(Y/N) menangisi kulit hewan itu secara diam-diam, tidak menyadari Senku di belakangnya.

"Berikan pada ku, (Y/N). Akan ku ajarkan caranya."

Terlompat kaget, (Y/N) dengan cepat menoleh ke belakang. Dengan malu memberikan kulit hewan itu.

Senku menyelesaikan baju miliknya, diikuti milik (Y/N) yang di beri arahan bentuk bajunya.

"Sisanya mau di buat seperti itu saja?" Senku menunjuk sisa kain hewan yang di lingkarkan di sekitar bahu dan di ikat.

"Iya. Cantik tidak?"

(Y/N) memutar badannya, menunjukkan baju sepaha tanpa lengan. Dengan kain lain yang melingkar menutupi bahunya. Rambutnya dia ikat ponytail.

Matanya memandang penuh harap pada Senku yang diam saja, entah dapat dari mana kepercayaan diri itu.

Senku tersenyum kecil, diam-diam merasa lucu melihat gadis di hadapannya. Badannya mungil sekali, hanya sedadanya saja.

Seperti anak kecil.

"Ya, ya. Anggap saja cantik."

(Y/N) tidak bisa menahan diri dari rasa malu yang mendadak hinggap. Senku membereskan barang-barang, menjauh dari (Y/N).

"Aku tidak tahu harus merasa bahagia  atau tidak saat ini." (Y/N) berbisik pada dirinya sendiri.

°°°

"Kukuku, rumah pohon sekarang sudah selesai."

(Y/N) meletakkan keranjang berisi jamur-jamur di dekat rumah pohon, berdiri di samping Senku. Menatap khawatir pada Senku yang pucat karena kelelahan.

It's Always You (Senku x Reader) √जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें