Chapter 54

2.9K 444 28
                                    

Chelsea menunjuk Panama di bola dunia, jalan menuju pohon karet.

"Tapi, kalau kita terlalu lama mengumpulkan karet.." Suika berkata takut.

"Sebelum kita sadar, Stanley sudah menyusul kita. Bukannya aku takut atau apa." Luna menambahkan di sisi Suika.

Max dan Carlos mengangguk teringat Stanley.

"Kalian tidak tahu Stanley sekejam apa!"

"Apalagi kalian yang tidak melihatnya menembak Senku, maksud ku hanya (Y/N) di sini selain kami yang pernah melihat Stanley menembak Senku."

Mendengar namanya di sebut, (Y/N) tidak banyak bereaksi. Memorinya mengulang kembali malam itu.

"Sekejam apa dia selama bersama mu, (Y/N)?"  Kohaku bertanya.

"Aku tidak tahu. Stanley itu.. tidak bisa ku mengerti.."

"Terkadang dia berdarah dingin yang kejam.. tapi, dia juga tidak berlaku sangat buruk pada ku.."

(Y/N) berhenti bicara, teringat perilaku Stanley yang diam-diam perhatian padanya selama beberapa hari ia di sana.

"Mungkin kita bisa bicara pada Stanley." Chrome menanggapi.

Xeno yang sedari tadi hanya diam mendengarkan, tertawa mengejek pelan. Menarik perhatian Senku yang mendengar.

"Stanley anehnya hanya begitu padanya. Gadis yang aneh."

Selepas ucapan Xeno itu, Senku berbalik menjauh. Menarik nafas panjang, menetralkan ekspresinya jadi biasa. Mendengarkan kembali pembicaraan (Y/N) yang menjelaskan terusan panama bersama Francois.

"Kalau kita lewat sisi satunya, kita bisa mengalahkan musuh. Karena terusan panama itu sudah lama di tinggalkan, kapal perang Stanley tidak akan bisa lewat." Kata Chelsea.

"Berarti kita akan lewat terusan tanaman itu?!"

(Y/N) tertawa pelan mendengar pertanyaan Taiju lalu menjawabnya.

"Terusan panama, Taiju. Tapi, sepertinya terusan itu sudah tertutup dari ribuan tahun lalu."

"Itu dia!" Senku mendadak mendekat dan berteriak.

"Haha! Sudah di putuskan, kita akan bagi dua tim. Tim pohon karet dan tim terusan panama!" Ryusui menjentikkan jarinya.

°°°

"Dengar, kita akan ucapkan selamat tinggal selamanya." Senku menunjuk sesuatu di laut sana.

"Selamat tinggal pada siapa?!" Chrome menoleh ke belakang dengan dramatis.

Di laut sana lab mobil sudah mengapung menjauh menuju terusan panama, Kakek Kaseki menangisi lab mobil. Sekarang mereka benar-benar terbagi dua antara tim 'lab mobil adalah teman' dan 'lab mobil hanya mesin'.

"Menyedihkan, lab mobil yang ku bawa kabur susah payah di pulau harta sekarang di korbankan." (Y/N) melambaikan tangannya dengan penuh kesedihan, berbeda tim dari Senku yang menganggap lab mobil hanya mesin.

"Ternyata tim Jepang tidak selalu saling setuju." Chelsea yang berada di tengah tim berkomentar.

°°°

Beberapa hari itu mereka sibuk membuat karet dan ban, (Y/N) masuk ke dalam membawa piring dan gelas setelah menonton Kohaku dan Chrome bermain dengan ban.

(Y/N) berhenti saat merasa perasaannya tidak nyaman. Dia mendekati Ukyo yang datang dan ingin memeriksa radar.

"Ukyo, rasanya aku tiba-tiba jadi tidak enak."

It's Always You (Senku x Reader) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang