Chapter 44

3K 533 59
                                    

Perseus sudah sampai kembali ke Jepang, Ruri dan seluruh warga desa menyambut bahagia kedatangan mereka. Mirai semakin berseru bahagia mengetahui Senku sudah menemukan cara untuk menghidupkan kembali kakaknya.

"Tolong, semoga batu ini bisa bersinar lagi." Mirai memegang erat medusa di tangan Tsukasa.

(Y/N) memeluk Mirai dari belakang, menurut perkataan Senku saat di perjalanan tadi medusa mungkin saja sudah kehabisan baterai.

"Kita pasti bisa menyelamatkan kembali Tsukasa."

Tangan (Y/N) menggenggam erat tangan Mirai, tersenyum lembut padanya. Taiju, Gen dan Kohaku juga ikut menyatukan tangan mereka.

"Kita akan mencobanya. Heh, jika sinarnya bisa mengenai ku juga mungkin luka dan retakan ku bisa sembuh." Senku meletakkan tangan kanannya di sana, berdiri di belakang (Y/N).

Mirai tersenyum senang karena semua orang memberi semangat dan membantunya.

"Satu meter. Satu detik."

Medusa bercahaya, Tsukasa berubah kembali menjadi patung batu. Senku langsung mengambil cairan pemulih.

Tsukasa kembali membuka mata, Mirai memeluknya sambil menangis bahagia. Minami juga ikut menangis melihat pemandangan itu, dia tidak ikut mendekat karena menghormati Mirai.

Ruri dan (Y/N) mendorong Minami mendekati Tsukasa, mereka terkikik melihat pasangan itu.

"Minami manis sekali." (Y/N) berdiri berdampingan dengan Senku.

Tsukasa berjalan melewati mereka, berhenti di samping Senku. Dengan senyum tipis di masing-masing wajah mereka.

"Bagaimana situasinya?"

(Y/N) tersenyum nostalgia. Dahulu saat mereka pertama kali bertemu dengan Tsukasa, itulah kata pertama yang dia tanyakan.

"Kita akan ke bulan." Senku menjawab santai.

Orang setenang Tsukasa pun kehilangan ketenangannya saat mendengar rencana gila Senku.

"Mm, bulan.. karena itu kau membangkitkan ku, ya." Tsukasa mengangguk mengerti.

"Kuku.. 10 milyar persen benar. Karena aku terlalu lelah melihat wajah mu, karena itu ku bangkitkan."

Ginrou menggoda Senku, tanpa perlu dia beritahu. Semua orang juga sudah tahu, Senku hanya khawatir Tsukasa membusuk.

Matsukaze menyadari kekuatan yang berbeda dari Tsukasa, ia mengajaknya berduel dan berakhir kalah dengan cepat.

"Kalau aku bergabung dengan kerajaan sains sekarang sebagai prajurit, itu memalukan. Aku tidak bisa menghapus kejahatan masa lalu."

Senku bersikap tidak peduli, baginya itu hal yang sudah sangat lewat. Paling penting untuknya saat ini adalah rencana menghadapi Why-man.

"Kalau benda itu kehabisan baterai, apa itu berarti retakan di wajah Senku tidak akan hilang lagi?" Suika bertanya.

"Aku tidak peduli sama sekali, sih." Senku melirik retakan di wajahnya.

(Y/N) teringat retakannya sendiri, berbeda dari yang lain. Retakannya tidak dapat di lihat begitu saja.

Gen membuat retakan di wajahnya kembali dengan cat wajah, semua anggota kerajaan sains yang kehilangan retakan kembali menggambarnya.

"(Y/N)-chan, kamu juga tidak mau bergabung dengan kami?" Gen terus memaksanya agar mau menggambar.

"Akan ku lakukan nanti."

(Y/N) menjauhkan cat wajah, Gen kembali merengek.

"Kau mau aku telanjang di sini?"

It's Always You (Senku x Reader) √Where stories live. Discover now