Chapter 5

4.7K 807 15
                                    

Mereka bertiga telah sampai di depan patung Yuzuriha.

"Aku mengerti kenapa kamu tergila-gila padanya, Taiju. Dia sangat cantik." (Y/N) memandang kagum pada Yuzuriha, selama ini dia tidak pernah melihat sedekat ini.

"Benar kan?! Yuzuriha gadis yang sangat manis!" Taiju tertawa keras.

"Senku, Yuzuriha pasti akan hidup kembali dengan cairan ini kan?"

Senku memutar-mutar cairan di dalam wadah, wajahnya berubah menjadi mengerikan. (Y/N) langsung merasa merinding.

Menakutkan! Seperti ilmuwan gila di film horor!

"Aku sudah mencobanya pada bagian tubuh orang yang terpisah, bagian itu langsung berubah menjadi mayat."

"Itu sangat mengerikan!" Taiju berteriak.

(Y/N) memucat, tidak suka dengan perkataan Senku.

"Aku sudah mencoba menyatukan bagian-bagian tubuh kembali, sesuai dugaan kita tidak bisa menolong yang sudah mati."

Senku tersenyum. Mengacak-acak rambut (Y/N), menenangkan agar tidak salah paham. Darah serasa naik ke wajahnya, (Y/N) merasa detak jantungnya bisa terdengar keluar sekarang.

"Ini pengorbanan yang sangat berharga. Semoga arwah mereka tenang di sana."

Taiju langsung berdoa, (Y/N) hanya ikut mendoakan di dalam hati.

Taiju mulai naik ke atas pohon dengan semangat, Senku mengikuti di belakang membawakan cairan pembangkit. (Y/N) menunggu di bawah.

"Tunggu, Senku!"

"Yuzuriha telanjang!"

Senku berteriak saat mata merahnya di tusuk Taiju, (Y/N) meringis dan mengipasi Senku dengan tangannya. Bingung ingin melakukan apa.

"Pertemanan kalian berdua memang sangat berbahaya." (Y/N) diam-diam berbisik.

"Tapi, kita tidak bisa membangkitkan dia seperti ini."

Senku memasang wajah jengkel andalannya, kata-kata Taiju sangat tidak masuk akal untuknya.

"Itu sangat bodoh. Kita sedang di zaman batu, tidak ada yang akan peduli jika kau keluar tanpa celana ataupun burung mu keluar kemana-mana!"

"Yuzuriha, tidak punya burung!" Taiju menunjuk muka Senku dengan ganas.

"Bukan itu pointnya!" Senku membalas tidak kalah ganas.

(Y/N) menggelengkan kepalanya, menghapus bayangan burung yang para laki-laki itu bicarakan. Dia menarik ujung baju Senku yang langsung berhenti berdebat tentang burung.

"Aku di sini, Senku!" (Y/N) merengek, sangat tidak nyaman dengan otaknya yang langsung mengimajinasikan apa yang dia dengar.

Senku terkekeh, membuat (Y/N) berwajah kesal.

"Kuku.. maaf." Dia menusuk pipi bulat (Y/N).

"Kita bawa pulang saja, akan ku buatkan baju untuk Yuzuriha."

Taiju mengangkat patungnya, (Y/N) berseru kagum.

"Taiju, benar-benar sangat kuat, ya."

"Yah, patung itu sebenarnya berapa kilo?" Tanya Senku.

"Yuzuriha tidak gendut! Benarkan, (Y/N)?"

"Hehe, benar." (Y/N) memberi tanda setuju, Senku di samping menghela nafas melihat kekompakan mereka.

"Bukan itu pointnya."

"Membangunkan Yuzuriha di sini dan membiarkannya jalan sendiri, 10 miliar persen akan lebih cepat."

Suara geraman hewan buas mendadak datang dari dalam hutan, Senku menoleh ke belakang secara panik.

"Lari Taiju, (Y/N)!"

Singa keluar dari dalam hutan, Taiju memegang erat Yuzuriha di tangannya. Tangan (Y/N) di tarik Senku, menggenggam dengan erat.

"Kenapa ada singa di Jepang?!"

"Mereka pasti dari kebun binatang, pegawainya pasti membatu saat kandang terbuka!" Senku menjawab pertanyaan Taiju.

"Jangan berbicara lagi, ayo lari saja!" Suara (Y/N) bergetar, nafasnya mulai putus-putus. Kelelahan.

Tahu begini aku bawa saja panah ku, kenapa harus ku tinggal sih?

Senku memberi tanda pada Taiju, di ujung jalan sudah terlihat jurang yang menganga. Taiju mengangguk mengerti, menjaga posisi patung Yuzuriha.

"Kemari!" Senku menarik (Y/N) mendekat, dia membalikkan badannya ke bawah saat melompat. Mengurangi dampak luka pada (Y/N).

Sesampainya di bawah mereka masih berlari, (Y/N) hanya diam saja tidak memiliki tenaga untuk berbicara hanya mendengarkan Senku dan Taiju.

Tiba-tiba Taiju melempar Yuzuriha pada mereka, berkata akan menahan para singa-singa itu. Senku mencoba menyakinkan Taiju agar jangan bertindak bodoh dengan mengorbankan diri.

"Kalau kita harus lari, kita akan lari bersama-sama!"

(Y/N) mengangguk sambil menjaga patung Yuzuriha, dia kepayahan dan tidak dapat berbicara apapun.

"Kau benar!" Taiju mengambil alih Yuzuriha, kembali berlari.

Beberapa lama mereka berlari, Taiju membawa mereka ke arah patung seseorang yang mungkin saja bisa menyelamatkan mereka.

"(Y/N), aku titip Yuzuriha ya!" Taiju meletakkannya di sebelah (Y/N) yang mengangguk.

Senku menyerahkan cairan pembangkit pada Taiju, mengambil kesempatan untuk mencek keadaan (Y/N). Setelahnya menghela nafas lega melihat gadis itu masih bisa tersenyum padanya.

"Kita terkepung!"

Mereka bertiga memandang ngeri pada singa-singa yang mengepung mereka. (Y/N) langsung menoleh saat mendengar suara pecah pada patung di sebelahnya, matanya terlihat.

"Maaf, karena membangunkan mu di dalam situasi seperti ini! Tapi, kami butuh bantuan mu."

Suaranya masih bergetar karena kelelahan, (Y/N) merasakan kepalanya yang berdenyut sakit.

Mata lelaki itu melirik ke arahnya, suaranya yang berat terdengar.

"Bagaimana situasinya?"

Senku menoleh, sesaat terkejut tapi segera tenang seperti biasa.

"Seluruh badan mu terbungkus batu! Ada sekawan singa dari arah jam 9 sampai jam 2!"

"Oke!"

Wah, mungkin ini yang di namakan suara ganteng. Sadar (Y/N) ini keadaan mempertaruhkan nyawa!

(Y/N) sedikit menutup matanya, melihat laki-laki itu. Hanya mengintip saja, tidak percaya ada yang bisa mengalahkan singa dengan tangan kosong.

"Tidak salah di sebut primata terkuat."

Setelah mengalahkan singa yang terakhir, dia mendekat pada singa jantan.

"Sekarang kalian bisa menggunakan waktu kalian untuk menjelaskan pada ku. Tapi, mulai sekarang aku berjanji jika ada yang ingin menyakiti kalian."

Dia menengok ke belakang, (Y/N) bersembunyi di belakang Senku. Fokus pada wajah tampan tapi cantik yang di hiasi rambut panjang.

"Mereka harus melewati mayat ku dulu!"

Taiju berteriak seperti biasa. Mengatakan kata-kata seperti Musketeers. Senku tersenyum aneh, senyum yang muncul saat melihat sesuatu yang baru dan mengkhawatirkan.

"Kukuku.. kau benar, tidak memakai senjata ataupun senapan dia bisa mengalahkan singa dengan satu pukulan."

Dia menatap (Y/N) di belakangnya, kilat khawatir samar terlihat dari matanya. Entah untuk alasan apa, terasa seperti ada yang akan terjadi dengan si gadis api yang selalu menjaganya ini.

"Si Shishio ini.. dia terlalu kuat."

TBC

It's Always You (Senku x Reader) √Onde as histórias ganham vida. Descobre agora