Chapter 23 - Communications and Feeling

4.1K 675 45
                                    

"Kita akan membuat smartphone! Di dunia batu ini, bukankah akan sangat mendebarkan?!"

Di saat warga desa bingung, Gen memandang Senku tidak percaya.

"Apa dia gila?! Berkata memalukan seperti itu!"

Gen berbisik pada (Y/N). Gadis di sampingnya, terkekeh.

"Kalau itu Senku, aku yakin pasti bisa."

"Benar-benar, ya. (Y/N)-chan percaya sekali padanya."

Semua orang sangat heboh, hanya Chrome dan Kakek Kaseki yang sangat bersemangat dengan ide tersebut.

"Apa itu bisa jadi senjata?" Kohaku bertanya.

"Tentu saja. Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting dalam perang, contohnya saja mata-mata. Dengan memanfaatkannya secara benar, kita bisa memaksa kerajaan Tsukasa mundur tanpa pertumpahan darah."

"Tapi, siapa yang akan jadi mata-mata?"

Gen dan Chrome berpandangan karena pertanyaan Ginrou, (Y/N) tersenyum. Matanya memancarkan rindu.

"Ah, soal itu. Sudah dari lama kok mereka ada di sana." Senku menjawab.

"Taiju dan Yuzuriha." (Y/N) melanjutkan.

Gen dan Chrome tersenyum lebar, mengingat dua orang yang sering mereka dengar namanya.

"Si bodoh Taiju, itu sangat menginginkan smartphone. Walau bukan yang sebenarnya, teleponnya tetap bekerja."

Road map sudah di gambar. Chrome dan Kakek Kaseki sangat bersemangat, walau Gen masih meragukan kelancaran rencana tersebut.

(Y/N) hanya memandangi mereka. Sesuatu terasa mengganjal di hatinya, perasaan lama yang bangkit kembali. Perasaan yang dia simpan rapat-rapat, bersama perasaaan lain.

Selama ini aku tidak berguna sedikit pun untuknya.

°°°

"Apa yang harus kita buat pertama kali?" Gen bertanya.

Senku baru saja selesai menjelaskan cara kerja telepon, dia menjawab penuh semangat.

"Benda pertama yang harus kita buat.. mesin permen kapas!"

Gen kembali membuat wajah bodoh setiap mendengar ide dari Senku. Merasa otaknya tidak bisa mencerna dengan baik.

Senku di bantu Chrome dan Kakek Kaseki mulai bekerja. (Y/N) yang merasa tidak ada yang bisa dia bantu, menyibukkan diri di desa.

Dia mencoba menggunakan pengalaman di zaman modern untuk membantu penduduk desa. Persiapan musim dingin, mengolah makanan, mengajari baca tulis, bahkan menceritakan dongeng-dongeng yang dia ingat.

Mereka sibuk dengan urusan masing-masing, (Y/N) hanya datang sebentar untuk melihat permen kapas. Kemudian dia kembali ke desa.

"Jadi, kalian bertengkar?" Kohaku suatu malam bertanya padanya.

Sejak dia sibuk di desa, Kohaku memaksa untuk bermalam dengannya. (Y/N) hanya mendengar cerita darinya saja termasuk tentang kincir air yang di buat Chrome.

"Tidak. Kami tidak bertengkar."

Mereka kembali terdiam. Kohaku memandang (Y/N), memaksa dalam diam agar berbicara.

"Senku sangat sibuk, sedangkan aku tidak bisa membantu. Lebih baik aku tidak menggangu, iya kan? Jika aku di sana, tentu jadi tidak berguna. Karena itu aku ke sini, meski tetap tidak bisa banyak membantu."

It's Always You (Senku x Reader) √Where stories live. Discover now